Harga Cabai Rawit Merah Turun, Sulut Alami Deflasi 0,41 Persen di Awal 2024

Konten Media Partner
1 Februari 2024 21:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cabai rawit merah.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cabai rawit merah.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Turunnya harga cabai rawit merah mengakibatkan terjadinya deflasi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebesar 0,41 persen pada bulan Januari 2024.
ADVERTISEMENT
Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, menunjukkan cabai rawit merah sebagai komoditas paling utama yang menahan laju inflasi, di mana tercatat minus 1,15 persen. Begitu juga dengan cabai merah keriting yang ikut menjadi penahan inflasi hingga minus 0,15 persen.
Kepala BPS Sulut, Asim Saputra, menjelaskan secara month to month (M to M)untuk komoditas pendorong inflasi adalah tomat yang memiliki andil hingga 0,46 persen, serta daging babi yang memiliki andil mencapai 0,27 persen.
"Secara umum, deflasi terjadi di Kota Manado sebesar 0,02 persen, kemudian Kota Kotamobagu 0,73 persen, Kabupaten Minahasa Selatan 0,82 persen dan Minahasa Utara 1,20 persen.tertinggi itu terjadi di Kabupaten Minahasa Utara
Namun demikian, jika dilihat secara Year on Year (Y on Y), Sulawesi Utara mengalami inflasi sebesar 3,81 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,37 persen.
ADVERTISEMENT
Inflasi tertinggi secara Y on Y, terjadi di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 6,68 persen dengan IHK sebesar 109,26 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,45 persen dengan IHK sebesar 104,92.
"Inflasi Y on Y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran," kata Asim kembali.
Adapun Indeks Kelompok Pengeluaran yang alami kenaikan adalah:
ADVERTISEMENT
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen.
manadobacirita