Angka Fertilitas di Sulawesi Utara 2,10, Terus Turun Sejak Sensus Penduduk 1971

Konten Media Partner
31 Januari 2023 13:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Angka kelahiran total atau Fertilias (TFR) di Sulawesi Utara (Sulut) berdasarkan Long Form Sensus Penduduk 2020, sebesar 2,10. Hal ini menunjukkan perempuan di Sulut melahirkan sekitar 2 anak selama masa reproduksinya.
ADVERTISEMENT
Dalam rilis yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, penurunan fertilitas ini mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.
"Pada tahun 2022, tercatat TFR sebesar 2,10. Angka ini sudah mencapai tingkat Replacement Level (2,1), artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi,” kata Kepala BPS Sulut, Asim Saputra melalui Pranata Komputer Ahli Madya, Sumbodo Aji Cahyono.
Data yang ada menyebutkan fertilitas Sulut menurun sejak Sensus Penduduk (SP) 1971, 1981, 1990, 2000 dan 2010 yang sebesar 6,79, 4,91, 2,69, 2,13, 2,43.
Sementara itu, berdasarkan Long Form SP2020, Angka Kelahiran Kasar Sulut sebesar 15,56, yang artinya terdapat 15,56 kelahiran hidup di antara 1.000 penduduk di Sulut.
ADVERTISEMENT
"Sementara Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Spesific Fertility Rate (ASFR) tertinggi berada pada kelompok umur 25-29 tahun yakni 115,58. Itu berarti terdapat 115-116 kelahiran dari 1.000 perempuan umur 25-29 tahun," ujar Sumbodo.
Lanjut dijelaskan, dalam 50 tahun terakhir, terjadi penurunan fertilitas remaja (ASFR 15-19), yaitu dari 103 hasil SP1971 menjadi 42,77 hasil LF SP2020. Penurunan angka fertilitas remaja yang cukup cepat disebabkan oleh pendewasaan usia perkawinan perempuan (19 tahun) yang mendorong penurunan total kelahiran.
Data juga menyebutkan 15 kabupaten/kota di Sulut, angka fertilitas tertinggi terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, 2,32, sementara terendah terjadi di Kabupaten Minahasa 1,98.
"Kabupaten dan kota di Bolaang Mongondow berada di delapan besar fertilitas tertinggi. Setelah Bolsel yang merupakan tertinggi, Bolmong Utara berada di urutan ketiga dengan 2,20, Boltim di urutan keempat 2,18, Bolmong keenam 2,17 dan Kotamobagu di urutan kedelapan 2,17," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Sementara lima kabupaten dan kota dengan fertilitas terendah yaitu Sangihe 2,08, Tomohon 2,05, Minahasa Utara 2,03, Manado 2,01 dan Minahasa 1,98," katanya kembali.
Sebelumnya, secara nasional fertilitas Indonesia 2,18. Provinsi dengan fertilitas tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur 2,79, Papua 2,76 dan Papua Barat 2,66. Sementara provinsi dengan fertilitas terendah di Jawa Timur 1,98, DI Yogyakarta 1,89 dan DKI Jakarta 1,75. Sulawesi Utara berada di tujuh provinsi dengan fertilitas terendah.
manadobacirita