Manfaat Imunisasi Tambahan untuk Optimalkan Daya Tahan Tubuh Anak

Konten dari Pengguna
20 September 2021 10:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak diberikan imunisasi tambahan. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak diberikan imunisasi tambahan. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah tahu belum Ma kalau ternyata selain imunisasi dasar, ada pula imunisasi tambahan yang punya manfaat penting bagi anak-anak kita? Apa Mama-Mama sudah memastikan si kecil diberikan imunisasi tambahan?
ADVERTISEMENT
Ternyata Ma, imunisasi yang satu itu punya peran penting dalam mengoptimalkan daya tahan tubuh anak kita agar terlindung dari serangan beberapa penyakit tertentu.
Mengutip Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi tambahan merupakan jenis imunisasi tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu pula yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu.
Secara lebih lanjut, Kemenkes juga menekankan bahwa imunisasi tambahan ini berada di luar imunisasi dasar yang diwajibkan, Ma.
Ilustrasi anak diberikan imunisasi tambahan. Foto: Freepik
Lima imunisasi dasar tersebut adalah 1 dosis vaksin Hepatitis B, 4 dosis vaksin Polio, 1 dosis vaksin campak, 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib, dan 1 dosis vaksin BCG.
Dengan pemberian imunisasi tambahan ini, daya tahan tubuh anak semakin dioptimalkan untuk menghindari berbagai penyakit tertentu yang enggak cukup dihalau oleh imunisasi dasar.
ADVERTISEMENT

Jenis Imunisasi Tambahan dan Manfaatnya

Selanjutnya, berikut ini berbagai jenis imunisasi tambahan yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) dengan berbagai manfaat penting di dalamnya.
1. Pneumokokus
Imunisasi pneumokokus ditujukan untuk mencegah infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae sebagai salah satu penyebab dari radang telinga, pneumonia, meningitis, hingga kemungkinan beredarnya bakteri di dalam darah, Ma.
Imunisasi pneumokokus ini diberikan berdasarkan usia anak.
Ilustrasi bayi. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
2. Rotavirus
Angka kematian akibat penyakit diare masih terbilang tinggi di Indonesia, Ma. Untuk mencegah anak dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi rotavirus itu, digunakanlah vaksin rotavirus sebagai imunisasi tambahan.
Saat ini, ada 2 macam vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia.
Dosis pertama diberikan pada usia 6—14 minggu, dilanjutkan pemberian ke-2 setelah 4—8 minggu kemudian, dan dosis ke-3 maksimal diberikan saat anak berusia 8 bulan.
Dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan).
Ilustrasi vaksin untuk imunisasi. Foto: Freepik
Kalau bayi kita belum diberikan imunisasi rotavirus ini pada usia lebih dari 6 sampai 8 bulan, maka vaksin tersebut enggak perlu diberikan ya, Ma.
ADVERTISEMENT
Larangan itu disampaikan oleh IDAI karena belum ada studi terkait jaminan keamanannya.
3. Influenza
Influenza merupakan penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus influenza nih, Ma. Di Indonesia, penyakit tersebut cukup sering dialami oleh banyak orang, termasuk bayi dan anak-anak.
Untuk melindungi mereka agar terhindar dari infeksi virus itu, imunisasi influenza diberikan dengan dosis yang disesuaikan terhadap usia anak kita.
Sementara untuk anak berusia kurang dari 8 tahun, pemberian pertama imunisasi ini diperlukan sebanyak 2 dosis dengan interval atau jarak antara dosis pertama dengan kedua minimal 4—6 minggu. Bila anak berusia di atas 8 tahun, imunisasi pertamanya 1 dosis saja, lalu diulang setiap tahun.
ADVERTISEMENT
4. Varisela
Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit. Foto: Freepik
Vaksin varisela dilakukan untuk menghindari anak terserang penyakit cacar air. Imunisasi yang satu ini diberikan pada anak usia di atas 1 tahun sebanyak 1 kali.
Sementara untuk anak berusia di atas 13 tahun, mereka diberikan 2 kali imunisasi dengan interval 4—8 minggu. Apabila terlambat, masih tetap bisa diberikan kok Ma karena imunisasi ini aman diberikan sampai dewasa.
5. Hepatitis A & Tifoid
Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada anak usia lebih dari 2 tahun ya, Ma. Terkait jumlah dosisnya, imunisasi hepatitis A diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 6—12 bulan.
Kemudian, imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun dan diikuti dengan imunisasi ulangan setiap 3 tahun.
ADVERTISEMENT
6. MMR
Imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) dapat diberikan pada anak usia 15—18 bulan. Imunisasi satu ini melindungi anak dari serangan penyakit campak, gondongan, dan rubella.
Imunisasi tersebut diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lain.
Ilustrasi pemberian imunisasi tambahan. Foto: Freepik
7. HiB
Imunisasi tambahan berikutnya adalah HiB yang dapat berupa vaksin PRP-T untuk anak usia 2, 4, dan 6 bulan. Lalu, diulang kembali pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi.
Apabila anak diberikan imunisasi pada usia 1 sampai 5 tahun, HiB cukup diberikan 1 kali saja. Sementara untuk anak di atas usia 5 tahun, enggak perlu diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak di bawah usia 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Vaksin HiB bermanfaat menghindarkan anak dari serangan penyakit infeksi telinga, radang paru, dan meningitis.
8. Japanese Encephalitis (JE)
Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi peradangan otak akibat virus JE. Imunisasi hanya diberikan pada anak yang tinggal di daerah endemis atau yang akan pergi ke daerah endemis. Pemberian vaksin ini adalah pada usia 9 bulan. Booster dapat diberikan di usia 2-3 tahun sebagai perlindungan jangka panjang.
Itu dia Ma, beberapa imunisasi tambahan yang dianjurkan oleh IDAI. Semoga semua informasi di atas bermanfaat dalam mendorong kita memberikan imunisasi tambahan pada anak agar daya tahan tubuh mereka bekerja secara optimal.
(TMA)