Ulkus Diabetikum, Perawatan Luka dengan Metode Moist Wound Healing

Haris Rizki Maulana
Profesi Ners dan Peneliti PUSAD (Pusat Studi Anti-Korupsi Dan Demokrasi) universitas muhammadiyah surabaya,
Konten dari Pengguna
28 April 2024 13:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Rizki Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diabetes adalah penyakit Dimana tubuh tidak mampu mengontrol kadar gulah darah, bisa juga dikatakan bahwa, diabetes merupakan penyakit Kronis yang di tandai dengan tingginya kadar gula darah.
ADVERTISEMENT
Pada penderita diabetes, penyakit ini dapat mengakibatkan kegagalan penyembuhan pada ulkus diabetikum, ulkus deabetikum merupakan luka terbuka, yang umumnya terjadi dibagian yang menahan tubuh seperti telapak kaki. Hal ini terjadi karena ketidak terkontrolnya kadar gula darah tubuh pada penderita debetes.
Apabila luka tersebut tidak di tangani dengan baik dan benar, maka luka terbuka ulkus diabetikum ini dapat menjadi semakin buruk dan menimbulkan komplikasi seperti infeksi, bahkan pembusukan jaringan yang pada akhirnya berujung dengan amputasi.
Penyembuhan luka pada ulkus diabetikum sangat bergantung pada perawatan luka yang dilakukan, dimana tekhnik perawatan luka yang tepat dapat membantu proses penyembuhan luka lebih cepat, dan penanganan luka diabetik yang efektif dapat mencegah terjadinya amputasi.
ADVERTISEMENT
Ulkus Diabetikum atau pada kalangan masyarakat, sering menyebutnya dengan istilah luka kencing manis. Luka diabetes menjadi fenomena yang sering kali menjadi momok pada si penederita, pasalnya, kehawatiran itu timbul karena luka tersebut dikenal luas pada kalangan orang susahnya dalam penyembuhannya.
Tak jarang pula ketakutan penderita karena, kasus luka diabetikum ini berujung dengan komplikasi yang berat dan beresiko tinggi amputasi.
Kemajuan tekhnologi, berkembangnya ilmu pengetahuan, membuat metode dalam perawatan luka pada penderita luka ulkus diabetikum menjadi semakin modern. Salah satu perawatan modern di kembangan oleh para tenaga medis yang membidangi yaitu, dengan menggunakan metode perawatan luka moist wound healing.
Oleh sebab itu, beberapa rumah sakit memilih menggunakan tekhnik moist wound healing ini dalam melakukann perawatan luka. Metode moist wound healing adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka, dengan menggunakan balutan penahanan kelembaban. Sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Substansi biokimia pada cairan luka kronik berbeda dengan luka akut, produksi cairan kopius pada luka kronik menekan penyembukan luka dan dapat menyebabkan maserasi pada pinggir luka.
ADVERTISEMENT
Cairan pada luka kronik juga menghancurkan matrik protein ekstraseluler dan factor-faktor pertumbuhan, menimbulkan inflamasi yang lama, menekan proliferasi sel, dan membunuh matrik jaringan. Dengan demikian, untuk mengefektifkan perawatan pada dasar luka, harus mengutamakan penanganan cairan yang keluar dari permukaan luka untuk mencegah aktifitas dari biokimiawi yang bersifat negative atau merugikan.
Keseimbangan kelembaban pada permukaan balutan luka adalah factor kunci dalam mengoptimalkan perbaikan jaringan, mengeliminasi eksudat dari luka yang berlebihan pada luka kronik yang merupakan bagian penting untuk permukaan luka.
Permukaan luka yang di balut dengan prinsip kelembaban, terdapat banyak sekali manfaat dalam proses percepatan penyembuhan luka. Kelembaban ini mampu mengurangi pembentukan jaringan parut, mengaktifkan protease permukaan luka untuk mengangkat jaringan yang mati (devitalisasi).
ADVERTISEMENT
beberapa keuntungan pada luka diabetikum yang menggunakan metode ini, dengan meningkatnya kecepatan angiogenesis dan proliferasi fibroblast, serta menambahkan immun pada permukaan luka.
Menjaga kelembaban pada area luka dan sekitar luka dapat 2-5 kali re-epitalisasi lebih cepat, mengurangi imflamasi serta memfasilitasi pertumbuhan sel-sel epitel pada permukaan luka.

Mengurangi dehidrasi dan kematian sel

Seperti telah dijelaskan pada fase penyembuhan luka bahwa sel-sel seperti neutrophil dan magrofag membentuk fibroblast dan perisit. Sel-sel ini tidak dapat berfungsi pada lingkungan yang kering.

Meningkatkan angiogenesis

Tidak hanya sel-sel yang dibutuhkan untuk angiogenesis juga dibutuhkan lingkungan yang lembab tetapi juga angiogenesis terjadi pada tekanan oksigen rendah, balutan “occlusive” dapat merangsang proses angiogenesis ini.
Optimalisasi pada luka ulkus diabetikum, dengan menggunakan metode moist wound healing atau dengan prinsip kelembaban, sehingga penyembuhan pada luka lebih cepat dibandingan dengan menggunakan metode lawas atau kering.
ADVERTISEMENT

Meningkatkan Debridement Autolysis

Dengan mempertahankan lingkungan yang lembab sel neutrophil dapat hidup dan enzim proteolitik dibawa ke dasar luka yang memungkinkan mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat debidrement. Proses ini dilanjutkan dengan degradasi fibrin yang memproduksi factor yang merangsang makrofag untuk mengeluarkan factor pertumbuhan ke dasar luka.

Meningkatkan re-Epitalisasi

Pada luka yang lebih besar, lebih dalam sel epidermal harus menyebar diatas permukaan luka dari pinggir luka serta harus mendapatkan suplaindarah dan nutrisi. Krusta yang kering pada luka menekan/menghalangi suplai tersebut dan memberikan barrier untuk migrasi dengan epitalisasi yang lambat.

Mengurangi Kejadian Infeksi

Balutan oklusif membalut dengan baik dapat memberikan barrier terhadap migrasi mikroorganisme ke dalam luka. Bakteri dapat menembus kasa setebal 64 lapisan pada penggunaan kasa lembab. Luka yang dibalut denan pembalut oklusif menunjukan kejadian infeksi lebih jarang daripada kasa pembalut konvensional tersebut.
ADVERTISEMENT

Mengurangi Nyeri

Diyakini luka yang lembab, melindungi ujung syaraf sehingga mengurangi nyeri.
Kemajuan imu pengetahuan dalan perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari dukungan perkembangan ilmu pengetaguan dan teknologi. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya inovasi terbaru dalam produk bahan pembalut luka modern.
Bahan pembalut luka modern adalah produk pembalut hasil teknologi tinggi yang mampu mengontrol kelembaban disekitar luka. Jenis balutan modern ini disesuaikan dengan jenis luka dan eksudat yang menyertainya. Pembalutan pada luka menjadi salah satu faktor percepatan penyembukan luka ulkus deabetikum.