Kue Putu, Makanan Tradisional yang Langka

Lukvinda Asfi Muzakiyah
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
25 Desember 2022 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lukvinda Asfi Muzakiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Kue Putu (foto : dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Kue Putu (foto : dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo teman-teman di sini aku akan cerita mengenai kue yang sudah jarang ditemukan saat ini. Sebelum itu, perkenalkan Aku Lukvinda Asfi Muzakiyah sering disapa dengan Vivin. Aku berasal dari Mojokerto, sebuah kota kecil yang terkenal dengan kota onde-onde. Aku memiliki seorang Ibu yang suka dengan kue-kue zaman dahulu, salah satunya kue putu. Kue putu yang dimaksud ini bukan kue putu yang biasanya dijual menggunakan bambu dengan bunyi nyaring, ataupun kue putu ayu yang umumnya berbentuk bunga dengan parutan kelapa diatasnya. Yang Aku maksud di sini ialah kue putu yang dibungkus dengan daun pisang dengan isian gula merah diatasnya. Kue ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah, contohnya di daerahku disebut dengan kue putu, tetapi di Bojonegoro kue ini disebut dengan nama iwel-iwel.
ADVERTISEMENT
Kue ini sudah jarang ditemui di daerahku, akhirnya Ibuku berinisiatif untuk membuat kue ini dengan bertanya resep kepada nenekku. Saat pertama kali mencoba, tidak langsung berhasil, masih ada rasa yang kurang. Namun, Ibuku mencoba lagi hingga tiga kali dan berhasil membuat kue putu yang enak dan empuk. Untuk membuat kue ini, dibutuhkan daun pisang yang banyak. Kue ini terbuat dari beras ketan yang dihaluskan sehingga menjadi tepung, tepung yang masih mentah ini harus dikukus dengan diberi alas daun pisang dan diberi daun pandan. Setelah dikukus, maka tepung ini akan bergerindil sehingga perlu dihaluskan lagi. Tepung ini harus di diamkan minimal satu malam sebelum digunakan. Saat tepung siap digunakan, tepung dicampur dengan parutan kelapa dan gula pasir yang dicampur rata kemudian ditaruh di daun pisang dan diberi gula merah sesuai selira. Setelah dibungkus maka kue ini dikukus selama 30 menit. Berikut gambar kue putu, daun yang berwarna kekuningan menandakan sudah dikukus.
kue putu sebelum dan sesudah dikukus (foto : dokumen pribadi)
Menurutku, karena proses yang cukup rumit dari mengambil daun pisang, mengelap daun serta pada proses menghaluskan tepung selama dua kali dan kue ini dijual dengan harga yang murah yakni 1.000 – 2.000 sehingga jarang orang yang membuat kue ini.
ADVERTISEMENT