Tantangan Diplomasi Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik

Lukas Singarimbun
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
6 Agustus 2021 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lukas Singarimbun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kapal "Bayern" (Bavaria) akan melakukan misi pelayaran di Indo-Pasifik selama enam bulan. Sumber gambar: https://static.dw.com/image/58725498_303.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Kapal "Bayern" (Bavaria) akan melakukan misi pelayaran di Indo-Pasifik selama enam bulan. Sumber gambar: https://static.dw.com/image/58725498_303.jpg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dengan mengusung Global Maritime Fulcrum (Poros Maritim Dunia), Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo sejak awal pemerintahannya terus menggencarkan ide Indonesia sebagai pusat maritim dunia. Agenda ini dinilai lebih mendorong Indonesia dengan wilayah kelautan yang sangat luas untuk bisa memberikan manfaat perekonomian terhadap masyarakat yang lebih besar, baik dari penghasilan eksplorasi sumber daya dan juga lalu lintas perdagangan dunia daripada meningkatkan posisi geostrategis dan geokeamanan.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai cita-cita tersebut, Indonesia tidak hanya dapat mengandalkan diplomasi ekonomi sebagai salah satu "alat" dalam mencapai kepentingannya. Dukungan dari diplomasi pertahanan dan keamanan juga menjadi sangat penting perannya dalam mencapai kepentingan Indonesia tersebut terutama dalam kawasan Indo-Pasifik, yang semakin menjadi pusat perhatian dari banyak negara-negara di dunia yang notabene bahkan tidak memiliki wilayah di daerah tersebut. Menarik kemudian melihat diplomasi pertahanan dan keamanan seperti apa yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk mencapai kepentingan dan visinya di kawasan Indo-Pasifik.
Indonesia menunjukkan perannya dalam urusan diplomasi terutama dalam konteks kawasan ASEAN untuk membuat kerangka kerja sama dalam sektor maritim. Indonesia misalnya pada tahun 2020 mengusulkan mengenai ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP), sebuah kerangka kerja sama dalam mengelola kawasan Indo-Pasifik yang dinilai lebih inklusif jika dibandingkan dengan proposal yang diajukan oleh negara-negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Multi-Aktor dan Multi-Kepentingan
Kawasan Indo-Pasifik menarik bagi negara-negara dengan kekuatan militer kuat di dunia. Selain kawasan dengan lokasi yang strategis, alasan utamanya setidaknya ada dua, pertama jalur Indo-Pasifik merupakan jalur perdagangan utama dunia. Kedua, kawasan Indo-Pasifik memiliki sumber daya seperi minyak dan gas bumi yang belum banyak dieksplorasi yang kemudian kawasan ini menjadi sangat strategis untuk ditelusuri.
Beberapa negara yang memiliki kepentingan di wilayah ini adalah Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jepang, China bahkan Jerman yang memiliki jarak yang cukup jauh juga memiliki kepentingan di kawasan ini. Alasan dan kepentingan yang dimiliki oleh negara-negara kuat militer ini juga beragam ada yang berkepentingan untuk mengamankan wilayah ataupun daerahnya seperti yang dilakukan oleh Prancis, serta adapula yang berkepentingan dalam payung menjaga kebebasan maritim dan jalur perdagangan seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Jerman bahkan telah mengirimkan pasukan militer lautnya berupa kapal Frigat "The Bayern" ke wilayah Indo-Pasifik, sebuah kebijakan yang baru pertama kali dilakukan oleh Jerman sejak tahun 2016. Misi dengan kru 200 orang yang melintasi benua ini dilakukan untuk melakukan latihan bersama dengan militer dari Amerika Serikat, Jepang, Australia dan beberapa negara lainnya.
Prancis yang mempunyai wilayah di kawasan Indo-Pasifik memiliki kepentingan untuk menjaga kedaulatan wilayahnya. Memiliki pangkalan militer di kawasan Indo-Pasifik, Prancis juga mengoperasikan kapal pengangkut pesawat terbang bertenaga nuklir "Charles de Gaulle" yang di wilayah Pasifik sejak 2019. Selain memiliki kepentingan untuk menjaga wilayah, menurut Laksamana Jean-Mathieu Rey, Komandan Militer Prancis untuk Keamanan Indo-Pasifik, Prancis dapat menjadi alternatif kekuatan bagi negara-negara ASEAN termasuk Indonesia terutama dalam konteks adanya persaingan Amerika Serikat dengan Tiongkok, terlebih Prancis juga menjadi anggota dari Dewan Keamanan Tetap PBB.
ADVERTISEMENT
Diplomasi Pertahanan dan Keamanan Maritim Indonesia ke Depannya
Indonesia dengan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif yang sudah dijalankan sejak kemerdekaan sekali lagi diuji kredibilitas dan implementasinya dalam menyeimbangkan dan menjaga keamanan di wilayah Indo-Pasifik terutama di tengah persaingan yang semakin terlihat antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Indonesia yang berperan sebagai middle power dalam politik internasional harus bisa memanfaatkan berbagai area diplomasi baik secara regional maupun bilateral untuk menjaga kepentingan Indonesia tetap didapatkan dari wilayah Indo-Pasifik.
Selain menguatkan militer Indonesia yang dalam masa pandemi agak berat untuk dilakukan karena fokus dana dan pengeluaran pemerintah berfokus pada penanganan masalah kesehatan, diplomasi pertahanan dan keamanan menjadi salah satu tools penting dalam menjaga kepentingan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia harus bisa menguatkan kerja sama regional dalam ASEAN untuk tetap mempertahankan sentralitas ASEAN dalam pengelolaan Indo-Pasifik. Namun pada saat yang bersamaan, Indonesia juga harus mampu untuk memanfaatkan diplomasi secara bilateral untuk membangun leverage dalam hubungannya dengan negara lain seperti misalnya membangun kerja sama dengan negara alternatif seperti Prancis dan Jerman yang memiliki kepentingan di Indo-Pasifik agar tidak terjebak dalam persaingan Amerika Serikat dan Tiongkok sambil tetap mempertahankan prinsip polugri yang bebas dan aktif.
Kebergantugan terhadap salah satu kekuatan, Amerika Serikat atau Tiongkok hanya akan berdampak negatif terhadap kepentingan Indonesia di Indo-Pasifik dengan terjebak dalam persaingan keduanya. Pendekatan alternatif terhadap negara lain menjadi sangat penting namun tetap harus memastikan Indonesia dalam diplomasi maritim dan pertahanan dan keamanan di kawasan independen terhadap pengaruh dari negara lain.
ADVERTISEMENT