Tidak Memiliki Generasi, Bukan Berarti Tidak Berdedikasi

Salsabiila Budimansyah
Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam STIBA Ar-Raayah
Konten dari Pengguna
30 Maret 2021 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salsabiila Budimansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source : by Salsabiila Budimansyah
zoom-in-whitePerbesar
source : by Salsabiila Budimansyah
ADVERTISEMENT
Sedikit banyak perempuan telah terukir namanya di sejarah umat manusia, bahkan keistimewaan mereka selalu menjadi kebanggaan karena tidak dimiliki perempuan lainnya. Salah satu dari perempuan-perempuan hebat itu ialah Ummul Mu’minin Aisyah Radhiyallahu Anha yang kita kenal banyak mewarnai peradaban Islam di berbagai aspek kehidupan. Menurut kalangan sejarawan, ada setidaknya sembilan perkara yang tidak diterima oleh perempuan lain setelah Maryam binti Imran Radhiyallahu Anha selain Aisyah Radhiyallahu Anha.
ADVERTISEMENT
Bahkan, keutamaannya sebagai seorang perempuan tidak sebatas diakui oleh umat di dunia akan tetapi Allah Azza Wa Jalla turut menjaga kemuliaannya dalam fitnah keji yang dituduhkan kepadanya yang disebut Hadis Al-Ifki dalam firman-Nya:
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُم مَّا ٱكْتَسَبَ مِنَ ٱلْإِثْمِ ۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبْرَهُۥ مِنْهُمْ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ (11) لَّوْلَآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا۟ هَٰذَآ إِفْكٌ مُّبِينٌ (12) <سورة النور : 11-12>
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar (11) Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata" (12)” (Quran Surah An-Nur : 11-12)
ADVERTISEMENT
Buah tak jatuh jauh dari pohonnya, inilah peribahasa yang cocok untuk perempuan mulia Aisyah Radhiyallahu Anha yang terlahir dari keluarga mulia. Ia adalah putri dari sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam yang bernama Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhuma dengan wanita bernama Ummu Ruman. Ayah dan ibunya merupakan orang terkemuka di kalangan masyarakat Arab saat itu dan keduanya berasal dari suku Quraisy.
Nasab ayahnya bertemu dengan nasab Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam pada kakek ketujuh, sedangkan nasab dari jalur ibunya bertemu pada kakek kedua belas. Aisyah Radhiyallahu Anha lahir dalam keadaan Islam, karena kedua orangtuanya sudah masuk Islam sebelum kelahiran Aisyah. Ayahnya menjadi orang pertama yang mempercayai kabar perjalanan Nabi ke langit ketujuh yaitu Isra’ Mi’raj, bahkan ibunya pun juga tergolong orang-orang yang paling awal masuk Islam.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda kecerdasan Aisyah Radhiyallahu Anha sudah tampak sejak masih masa kanak-kanak. Hal ini tergambar pada salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud Rahimahullahu alaihi:
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ أَوْ خَيْبَرَ وَفِى سَهْوَتِهَا سِتْرٌ فَهَبَّتْ رِيحٌ فَكَشَفَتْ نَاحِيَةَ السِّتْرِ عَنْ بَنَاتٍ لِعَائِشَةَ لُعَبٍ فَقَالَ « مَا هَذَا يَا عَائِشَةُ ». قَالَتْ بَنَاتِى. وَرَأَى بَيْنَهُنَّ فَرَسًا لَهُ جَنَاحَانِ مِنْ رِقَاعٍ فَقَالَ « مَا هَذَا الَّذِى أَرَى وَسْطَهُنَّ ». قَالَتْ فَرَسٌ. قَالَ « وَمَا هَذَا الَّذِى عَلَيْهِ ». قَالَتْ جَنَاحَانِ. قَالَ « فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ ». قَالَتْ أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلاً لَهَا أَجْنِحَةٌ قَالَتْ فَضَحِكَ حَتَّى رَأَيْتُ نَوَاجِذَهُ (رواه أبو داود)
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tiba dari perang Tabuk atau Khoibar, sementara kamar ‘Aisyah ditutup dengan kain penutup. Ketika ada angin yang bertiup, kain tersebut tersingkap hingga mainan boneka ‘Aisyah terlihat. Beliau lalu bertanya, “Wahai ‘Aisyah, apa ini?” ‘Aisyah menjawab, “Itu mainan bonekaku.” Lalu beliau juga melihat patung kuda yang mempunyai dua sayap. Beliau bertanya, “Lalu suatu yang aku lihat di tengah-tengah boneka ini apa?” ‘Aisyah menjawab, “Boneka kuda.” Beliau bertanya lagi, “Lalu yang ada di bagian atasnya itu apa?” ‘Aisyah menjawab, “Dua sayap.” Beliau bertanya lagi, “Kuda mempunyai dua sayap!” ‘Aisyah menjawab, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?” ‘Aisyah berkata, “Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya.” (Hadis Riwayat Abu Daud, No. 4932)
ADVERTISEMENT
Hadis tersebut merupakan salah satu bukti kecerdasan dan keluasan pemahaman Aisyah Radhiyallahu Anha tentang persoalan-persoalan agama sedari usia dini. Anak-anak kecil pada umumnya cenderung tidak memiliki perhatian terhadap apa pun, bahkan mereka tidak merasa perlu untuk memikirkan sesuatu. Hal seperti itu biasanya terus terjadi hingga mereka berusia tujuh atau delapan tahun. Akan tetapi, Aisyah Radhiyallahu Anha bukan anak kecil biasa, ia mengingat dengan baik apa yang terjadi pada masa kecilnya, termasuk hadis-hadis yang didengarnya dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam.
Ilustrasi anak perempuan mengenakan hijab Foto: Shutterstock
Bukan hanya mendengar, ia juga memahami hadis-hadis itu, meriwayatkan, dan menarik kesimpulan darinya. Ia pun juga sering menjelaskan hikmah-hikmah dari peristiwa yang dialaminya pada masa kecil. Tatkala Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam berhijrah ke Madinah, Aisyah belum berumur delapan tahun, tetapi dia bisa memahami dan menghafal dengan baik berbagai peristiwa hijrah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam dan hal-hal lain yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak ada seorang sahabat pun yang menghafal peristiwa bersejarah tersebut yang lebih urut dan lengkap dibanding Aisyah Radhiyallahu Anha.
Sudah menjadi hakikat cinta bahwa ia akan menuntut ke arah yang siapapun tidak tahu akhirnya, terlebih lagi ia tidak dapat disembunyikan walaupun dengan segenap tekanan yang diberikan, sama seperti cinta Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam kepada istri-istrinya, terutama Aisyah Radhiyallahu Anha.
Di hati Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam, Aisyah memiliki kedudukan yang sangat istimewa, sebagaimana terdapat dalam hadis :
عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بَعَثَهُ عَلَى جَيْشِ ذَاتِ السُّلاَسِلِ، فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: (عَائِشَةُ) ، فَقُلْتُ: مِنَ الرِّجَالِ؟ ، فَقَالَ: (أَبُوهَا) ... (رواه البخاري ومسلم)
ADVERTISEMENT
“ … Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Namun, cinta Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam tidak hanya tumbuh oleh waktu semata, melainkan Aisyah Radhiyallahu Anha juga merupakan sosok istri yang sangat ideal sampai ajal menjemput dipangkuannya. Walaupun di dalam pernikahannya ia tidak dikarunia seorang anak, tetapi hal itu tidak mengurangi kemuliaan Aisyah Radhiyallahu Anha, ia tetap bersyukur kepada Allah, hingga tercurahlah rasa keibuannya kepada anak saudari perempuannya yakni Abdullah bin Az-Zubair Rahimahullah.
Aisyah Radhiyallahu Anha menjalani kehidupan rumah tangga yang sederhana dan jauh sekali dari kenikmatan-kenikmatan yang bersifat duniawi. Rumah yang didiami mereka bukanlah sebuah istana yang besar dan megah, akan tetapi kamar berdindingkan tanah liat yang berdampingan dengan Masjid Nabawi. Di kamar itulah wahyu banyak turun, sehingga kamar itu disebut juga sebagai tempat turunnya wahyu.
ADVERTISEMENT
Sepeninggal Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam, Aisyah Radhiyallahu Anha mengambil banyak peran penting dalam membimbing umat Islam. Bentuk bimbingan yang dilakukan Aisyah adalah dengan mengajar, memberi fatwa hukum atas berbagai persoalan yang belum didapatkan jalan keluarnya, serta memberikan pengarahan kepada umat agar senantiasa berbuat baik sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam. Dalam upayanya membimbing umat, ia tidak pernah lengah sedikit pun dari tugas ini kapan pun dan dimana pun ia berada. Setiap tahun, Aisyah Radhiyallahu Anha selalu melaksanakan ibadah haji.
Pada pelaksanaan ibadah haji, umat Islam dalam jumlah yang besar berkumpul di sebuah tempat pada hari yang sama. Ia mendirikan kemahnya di antara bukit Hira’ dan Tsabir. Ketika itu, para penuntut ilmu yang berasal dari seluruh penjuru dunia mendatanginya untuk mempelajari sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam. Ia tidak pernah bosan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya tentang persoalan apa pun yang menyangkut ajaran-ajaran agama Islam, termasuk tentang persoalan-persoalan yang bersifat pribadi. Bahkan, ia mendorong dan menyemangati orang-orang yang merasa malu untuk menanyakan hal itu.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, masih banyak sekali keistimewaan dan dedikasi Aisyah Radhiyallahu Anha untuk umat yang membuat kita terkagum olehnya, tetapi dari serangkaian keutamaan yang dijabarkan, menjadikan Aisyah Radhiyallahu Anha pantas untuk dijadikan tolak ukur ideal dan teladan bagi perempuan sepanjang masa. Keistimewaanya tidaklah terbatas dan tidak terhitung jumlahnya jika kita meresapinya dengan iman dan hati yang ikhlas.
Setelah mengetahuinya, semoga dapat memotivasi perempuan masa kini bahwa dengan tidak memiliki generasi bukanlah halangan untuk mengambil peran penting dalam kemajuan peradaban dan mengukir nama dalam sejarah umat manusia. Wallahu A’lam.
*Mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Semester 4 STIBA Ar Raayah Sukabumi
Sumber
https://bincangsyariah.com/khazanah/biografi-ringkas-sayyidah-aisyah-dari-kelahiran-sampai-masa-pernikahan/, diakses pada Rabu 24 Maret 2021 Pukul 22:38 WIB.
ADVERTISEMENT
https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-aisyah, diakses pada Kamis 25 Maret 2021 Pukul 12:54 WIB.
http://digilib.uinsby.ac.id/15746/7/Bab%203.pdf, diakses pada Rabu 24 Maret 2021 Pukul 20:34 WIB.
https://jateng.inews.id/berita/mengenal-sayidah-aisyah-istri-rasulullah-saw/all#:~:text=Di%20hati%20Rasulullah%2C%20kedudukan%20Aisyah,adalah%20cintanya%20Rasulullah%20kepada%20Aisyah.%E2%80%9D&text=Kamu%20telah%20menyakiti%20istri%20kecintaan%20Rasulullah'.%E2%80%9D, diakses pada Selasa 23 Maret 2021 Pukul 21:22 WIB.
https://republika.co.id/berita/qa8460458/sembilan-keistimewaan-aisyah-istri-nabi, diakses pada Rabu 24 Maret 2021 Pukul 22:13 WIB.
https://umma.id/article/share/id/8/190145, diakses pada Rabu 24 Maret 2021 Pukul 11:14 WIB.
https://umma.id/post/kesedihan-aisyah-tak-kunjung-dikaruniai-momongan-640870?lang=id, diakses pada Kamis 25 Maret 2021 Pukul 12:13 WIB.