Perlu Sekampung Jaga Anak Era Artificial Intelligence (AI)

Literasi Digital Indonesia
Dikelola oleh Tim Komunikasi Publik Gerakan Nasional Literasi Digital SIBERKREASI (siberkreasi.id)
Konten dari Pengguna
21 November 2019 23:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Literasi Digital Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laporan dari Washington DC*
[ literasi digital ] Di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) saat ini, satu hal yang tak boleh dilepaskan dari perhatian bersama adalah keselamatan anak dan keluarga di ranah online. AI memang memberikan sejumlah peluang untuk mengembangkan potensi anak melalui pendidikan dan kemampuan mengambil keputusan. Namun AI juga memiliki sejumlah resiko yang perlu dicermati agar tak justru merugikan. Kerjasama dan tanggung-jawab pemangku kepentingan majemuk (multi-stakeholder) kemudian menjadi keniscayaan.
ADVERTISEMENT
Demikian salah satu poin penting yang menjadi pembahasan dalam Family Online Safety Institute (FOSI) Annual Conference 2019, yang berlangsung di US Institute of Peace, Washington DC, Kamis (21/11/2019).
Stephen Balkam, CEO FOSI
"It takes a village!", ujar Stephen Balkam, CEO FOSI, dalam sambutannya, menegaskan bahwa perlu ada keterlibatan banyak pihak dalam memastikan keamanan dan kenyamanan anak di Internet. Ditambahkan olehnya, salah satu stakeholder yang sentral perannya dalam memastikan keselamatan anak dan keluarga di era AI saat ini adalah orang tua.
"Orang tua adalah role model tentang apa yang baik atau tidak baik untuk dilakukan oleh anak-anak di Internet. Anak akan meniru dan mengikuti bagaimana orang tuanya, termasuk perilaku menggunakan teknologi digital," ujar Stephen.
Jessica Groopman (blazzer merah), Kaleido Insights
Pada kesempatan yang sama, Jessica Groopman dari Kaleido Insights meluncurkan sekaligus memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul "Online Safety in the Age of Artificial Intelligence" (laporan silakan diunduh). Dalam penelitian tersebut, kerjasama multi-stakeholder kembali ditekankan, dengan secara spesifik aksi dan tanggung-jawab pokok yang perlu dilakukan oleh pemerintah, aparat penegak hukum, industri, orang tua, pendidik dan tentu saja anak-anak itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"AI sudah mengambil peran dalam mempengaruhi pendapat tentang keamanan online anak-anak kita. Aplikasi parental control sudah menggunakan AI untuk memilah dan memilih jutaan pesan untuk dapat diakses ataupun dicegah terakses anak-anak," demikian ditegaskan oleh Jessica.
FOSI Annual Conference 2019
Jessica pun memaparkan sejumlah hal kunci terkait AI bagi tumbuh-kembang anak di ranah online. Semisal bergesernya teknologi chatbots menjadi personal assistant yang mampu merespon secara empati setiap emosi sosial manusia. Juga bergesernya tren dunia kerja bagi anak kita masa depan, dari job-based menjadi skill-based. "Perlu adanya kemampuan adaptasi dan kemitraan antara manusia dengan AI, karena akan banyak pekerjaan yang tergantikan karenanya," tegasnya.
Turut hadir delegasi Indonesia dalam FOSI Annual Conference 2019 ini adalah (urut abjad): Dedy Permadi (CfDS UGM), Donny B.U. (ICT Watch) dan Indriyatno Banyumurti (Relawan TIK). Pada malam sebelumnya, Rabu (20/11/2019), saat diskusi terbatas yang difasilitasi oleh Netflix, Indonesia telah menyampaikan tentang pentingnya kolaborasi multi-stakeholder dalam dua isu besar terkait kebijakan konten dan keamanan anak di Internet, yaitu pada isu regulasi / tata kelola Internet dan literasi digital. Sejumlah inisiatif yang sudah berjalan semisal Gerakan Nasional Literasi Digital SIBERKREASI dan Indonesia Child Online Protection (ID-COP).
Delegasi Indonesia (kiri - kanan): Donny B.U., Indriyatno Banyumurti, Dedy Permadi
Faraz Farzin, Senior Product Researcher Netflix, pun memaparkan sejumlah update terkait penguatan dan fitur baru pada platform Netflix terkait dengan keamanan dan kenyamanan anak dan remaja dalam mengakses konten film didalamnya. "Kami (Netflix - Red.) terus mengembangkan fitur parental control berdasarkan sejumlah riset dan masukan dari orang tua di berbagai negara, untuk memastikan pengalaman yang positif di platform kami bagi anak dan remaja," tandasnya.
ADVERTISEMENT
*) Penulis: Donny B.U (http://donnybu.id). Foto: Indriyatno Banyumurti