Mobile Journalism, Era Baru Jurnalisme

Lintang Pramatyanti
Mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
1 Maret 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lintang Pramatyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jurnalis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jurnalis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profesi jurnalisme memiliki tradisi panjang dalam memberikan informasi yang akurat dan tidak bias kepada masyarakat. Bisa dikatakan, jurnalisme merupakan salah satu fondasi utama dari industri informasi dan media saat ini. Oleh karena itu, selain mencari informasi terbaru atau fakta-fakta penting, jurnalisme juga mencakup penyebaran informasi tersebut secara akurat, tidak memihak, dan adil.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan teknologi dan internet telah mengubah jurnalisme secara mendasar dengan memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan luas ke seluruh penjuru dunia. Cara masyarakat mengonsumsi berita dan informasi telah berevolusi sebagai hasil dari aksesibilitas yang lebih besar terhadap informasi yang dimungkinkan oleh perangkat seluler seperti ponsel cerdas dan tablet. Jurnalisme telah menjadi semakin terintegrasi dengan produksi dan distribusi berita seluler, dan konsumsi berita seluler telah mendapatkan tempat yang menonjol dalam kehidupan sehari-hari banyak warga negara.
Pertama-tama, di mana pun pembaca berada, kita bisa mendapatkan berita dengan cepat berkat perangkat seluler. Berita sekarang tersedia di ujung jari kita berkat platform media sosial, situs web berita yang ramah perangkat seluler, dan aplikasi berita. Hal ini memungkinkan pembaca untuk mengikuti perkembangan terbaru secara real-time.
ADVERTISEMENT
Perangkat seluler juga memungkinkan pembaca untuk berpartisipasi aktif dalam proses jurnalisme. Dengan ponsel pintar, siapa pun dapat dengan cepat dan mudah menjadi sumber berita dengan mengirimkan gambar, video, atau laporan dari tempat kejadian. Oleh karena itu, dinamika berita telah bergeser menjadi lebih inklusif sehingga memungkinkan peliputan berita yang lebih menyeluruh dan beragam.
Riset yang berasal dari studi jurnalisme dan dipengaruhi lintas disiplin ilmu dari riset media mobile dan komunikasi telah mulai membentuk pengetahuan di bidang studi akademis yang baru ini. (Westlund, 2019). Salah satu hasil dari perkembangan teknologi mobile adalah gagasan mobile journalism, yang memungkinkan pembaca untuk berpartisipasi aktif dalam produksi dan penyebaran berita. Dengan memungkinkan para jurnalis untuk berbagi rincian saat mereka muncul, alih-alih menghasilkan item yang terpisah dan sudah jadi untuk media massa, mobile journalism telah menjungkirbalikkan media tradisional.
ADVERTISEMENT
Praktik jurnalisme warga, yaitu ketika orang biasa dapat menjadi penyedia berita dan memublikasikan informasi mereka sendiri, memiliki akar sejarah yang kuat dalam mobile journalism. Teknologi selalu memengaruhi cara jurnalis menjalankan tugasnya dan bagaimana publik mencari berita, dari mesin cetak hingga komputer (Adomato, 2022). Pada awalnya, butuh waktu dan usaha untuk menyampaikan berita dari lapangan ke media cetak.
Berita itu bisa berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu sebelum akhirnya sampai ke khalayak umum. Telegraf kemudian membantu mempercepat proses tersebut dan memungkinkan para jurnalis untuk menyebarkan berita sehingga orang-orang dapat mengetahui peristiwa yang terjadi saat itu juga.
Jurnalisme mendapatkan lebih banyak kesegeran dan metode penyampaian baru dengan munculnya radio dan televisi. Melalui penggunaan audio, video, dan siaran langsung, jurnalis kini dapat membawa pendengar ke tempat kejadian berita.
ADVERTISEMENT
Baru setelahnya, internet mulai hadir dan membawa perubahan besar bagi dunia jurnalistik. Perangkat seluler pertama dengan konektivitas internet, kemampuan kamera, dan layanan pesan menjadi cikal bakal peningkatan penggunaan perangkat seluler untuk pelaporan berita (Westlund, 2013). Sebagian besar situs web outlet berita pada akhir 1990-an hanya terdiri dari satu halaman statis.
Koran tetap menjadi fokus utama para reporter cetak, yang juga mengirimkan artikel mereka untuk siaran berita radio dan televisi. Seiring dengan seringnya konsumen mengakses internet untuk mendapatkan informasi, situs web outlet berita lebih dapat diandalkan. Peluang seperti itu telah jauh lebih baik dengan kemajuan teknis yang lebih baru.
Di satu sisi, hal ini menyebabkan jurnalis yang bekerja untuk media berita tradisional mengadopsi perangkat mobile tersebut dalam pelaporan mereka. Mereka bertanggung jawab untuk membuat berita web multimedia dengan kombinasi gambar, video, dan audio yang telah menjadi standar, selain berita untuk media cetak, televisi, atau radio (Westlund, 2019). Namun, kesempatan bagi para jurnalis untuk bekerja dan melaporkan dari lapangan telah meningkat berkat perangkat mobile.
ADVERTISEMENT
Perangkat-perangkat ini dapat digunakan untuk portofolio lintas media yang lengkap sekaligus untuk melaporkan berita untuk platform berita mobile. Ketersediaan konektivitas internet, kemampuan pencarian yang canggih, dan berbagai aplikasi pintar tidak diragukan lagi telah memberikan para jurnalis alat yang baru dan efektif untuk melaporkan berita.
Berdasarkan pemahaman penulis, mobile journalism merupakan terobosan yang bermanfaat bagi bidang jurnalisme. Mobile journalism memberikan kesempatan untuk mendengarkan beragam suara, mengekspresikan pendapat yang berbeda, dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan media konvensional. Namun, ada beberapa kendala yang harus dipecahkan, termasuk kekhawatiran tentang keakuratan informasi, privasi, dan etika dalam penggunaan perangkat mobile untuk jurnalisme.
Merujuk pada jurnal “Mobile Journalism as Lifestyle Journalism?”, terdapat dua aspek mobile journalism yang membingungkan dan dapat mengacaukan apa yang dilakukan oleh jurnalis mobile: Konten yang dikembangkan hanya untuk konsumsi mobile, yang mungkin atau tidak mungkin dibuat secara eksklusif di perangkat mobile, dan produksi lapangan yang dilakukan sepenuhnya dengan menggunakan perangkat mobile yang dapat dibentuk untuk digunakan di berbagai platform (Perreault, 2019).
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, sebagian besar pengguna perangkat seluler yang menonton materi video melakukannya dengan suara dimatikan (Slivka, 2017). Video dibuat dengan teks di layar untuk mengakomodasi tren konsumsi seluler ini sehingga pemirsa dapat menonton video dan memahaminya tanpa harus mendengarkannya. Hal-hal seperti ini perlu menjadi fokus atau perhatian jurnalis agar lebih berhati-hati dalam memproduksi mobile journalism.
Masyarakat kini juga dapat secara aktif berpartisipasi dalam proses jurnalistik dan berperan sebagai sumber berita dengan mengambil bagian dalam mobile journalism. Mereka dapat mengambil gambar atau video secara real-time dari kejadian, mengunggah update terbaru di media sosial, dan berbicara dengan para saksi mata.
Maka, dapat disimpulkan bahwa mobile journalism adalah era baru jurnalisme. Mobile journalism telah mengubah lanskap media dan memungkinkan warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan dan penyebaran berita. Mendapatkan informasi atau berita kini juga lebih praktis dan efisien ketimbang media cetak. Namun, perlu diingat bahwa mobile journalism juga membuat jurnalis harus memikul tanggung jawab yang lebih besar dalam memproduksi berita yang sesuai fakta dan tetap memperhatikan Kode Etik Jurnalistik.
ADVERTISEMENT