Tim Jahit Nafadha Bangkit Bersama JNE di Era Pasca-Pandemi

Linda Ulfianah
Ibu Rumah Tangga. Alumnus Sastra Jepang, Unair. Penulis Cerpen Meneguk Air Mata Ibu (PaganPress, 2014).
Konten dari Pengguna
15 Maret 2023 16:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Linda Ulfianah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Waktu terus berputar, hari terus berlalu, dan zaman terus berganti. Kehidupan di dunia akan terus berjalan dan berputar seperti roda yang terkadang berada di atas, di bawah, atau mungkin berada di tengah-tengahnya. Tak akan ada seorang pun yang mampu menebak dan menerka-nerka kita akan berada di posisi yang mana dan sampai kapan itu semua akan berakhir. Begitu juga dengan perjalanan hidup seseorang. Terdapat dua sisi berbeda yang akan saling bertentangan satu sama lain. Pasti akan ada kebaikan dan keburukan. Akan ada kemudahan dan kesulitan. Akan ada kejayaan dan kemunduran. Akan ada kemakmuran dan keruntuhan. Akan ada musibah dan keselamatan. Begitu juga dengan kehidupan maka akan ada pula kematian.
ADVERTISEMENT
Suka atau tidak, kita semua akan menjumpai dan merasakannya. Mau tidak mau, kita semua akan melalui dan menghadapinya. Untuk itulah, Tuhan menciptakan dan memberikan kita sepasang tangan dan kaki agar kita bisa berjalan dan bergandengan bersama-sama. Karena itulah, penting untuk kita sebagai sesama manusia untuk bekerja sama dan bergotong royong dalam keadaan dan situasi apapun. Seandainya hanya diberikan satu bagian saja, mungkin kita akan merasa kesulitan. Karena saat menapaki kehidupan yang panjang dan menantang seorang diri itu tidaklah semudah membolak-balikkan kedua telapak tangan.
Masih teringat jelas dalam ingatan kita semua sebuah bencana yang tak pernah disangka-sangka kedatangannya telah membawa malapetaka bagi dunia dan seisinya. Sebuah tragedi dalam dunia kesehatan yang dikenal dengan penyakit coronavirus (COVID-19). Hingga kini menjadi sebuah pandemi yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Kedatangannya sungguh menyakitkan, memilukan, dan menyengsarakan bagi semua kalangan. Tak peduli muda atau tua, juga tak pandang kaya atau miskin. Tak ada seorang pun yang mampu menghentikan dan membendung penyebarannya memasuki tanah kita, tanah Ibu Pertiwi.
ADVERTISEMENT
Semua orang sampai bingung dan kalang kabut dibuatnya. Sehingga banyak sekali perubahan gaya hidup bermasyarakat yang memaksa dan mendorong kita semua untuk terus berjuang menyesuaikan diri dan tetap bertahan hidup di masa pandemi bahkan pasca-pandemi sekalipun. Pengaruh dan dampaknya masih kian terasa hampir di seluruh aspek dan semua lini kehidupan. Salah satunya dalam aspek ekonomi yang telah mengancam kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah seperti saya sekeluarga. Seorang ibu rumah tangga biasa yang sehari-harinya mendampingi dan melayani suami, merawat dan membesarkan anak, serta mengatur dan mengurus semua urusan rumah tanpa terkecuali.
Sebelumnya tak ada yang berbeda sampai saya benar-benar merasakan dampak ekonomi karena adanya pandemi. Banyak sekali perusahaan yang waktu itu mengalami gulung tikar besar-besaran dan pengangguran ada dimana-mana. Di saat yang bersamaan, suami diberhentikan paksa dari tempat kerja dan anak harus dirawat dirumah sakit karena keadaannya yang semakin memburuk. Saat itu, rasanya sangat amat berat, sedih, dan bingung sekali. Tapi bagaimanapun juga, saya harus menerima dengan lapang dada, penuh keikhlasan dan tetap terus bersyukur karena itulah roda kehidupan manusia yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
ADVERTISEMENT
Maka tak ada pilihan lain bagi saya sekeluarga, selain tetap optimis dan semangat terus berusaha serta banyak mencoba peluang berbagai usaha tiada henti. Karena bukan hanya saya saja, saudara dan beberapa tetangga pun juga mengalami kesulitan ekonomi yang serupa. Maka, perlu semangat bergotong royong dan saling bahu-membahu untuk bangkit serta membantu satu sama lain agar bisa melewati cobaan dan musibah ini dengan harapan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik lagi.
Berawal dari kesulitan ekonomi keluarga yang saya alami tersebut, memaksa saya sekeluarga untuk berani mencoba peruntungan baru dalam dunia usaha. Walaupun tidaklah mudah, karena pengangguran yang semakin meningkat tentunya diringi dengan penurunan daya beli masyarakat. Belum lagi, peraturan pembatasan sosial dari pemerintah bisa menyebabkan kendala baru dalam aktivitas perekonomian. Maka, dibutuhkan keterlibatan tekhnologi digital untuk menjaga aktivitas perekonomian tetap berjalan tanpa ada lagi sekat dan jarak serta diharapkan bisa menjangkau target konsumen yang lebih luas lagi tanpa harus bertatapan muka.
ADVERTISEMENT
Solusinya tak lain dan tak bukan adalah dengan memanfaatkan media sosial seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, Tiktok dan lain-lain. Di sela-sela kesibukan sebagai ibu yang sendirian mengasuh balita di rumah, saya terus berusaha untuk mempromosikan berbagai macam dan jenis produk kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan makanan, pakaian, kebutuhan dapur, kebutuhan kesehatan, dan kebutuhan rumah melalui semua media sosial yang ada. Berbagai macam produk tersebut, saya dapatkan dari hasil memburu diskon, voucher, cashback dan promo yang tersedia di berbagai macam event-event yang diadakan oleh perbankan, perusahaan, berbagai macam aplikasi digital maupun platform e-commerce. Dari hasil perburuan tersebut, saya merasa lebih terbantu memenuhi segala macam kebutuhan rumah tangga dengan harga yang jauh lebih murah dari pada harus membeli langsung ke agen ataupun distributor. Dengan harga yang sedikit lebih murah dibandingkan dengan harga toko pada umumnya, saya lebih cepat mendapatkan pelanggan-pelanggan yang tersebar di berbagai kota sehingga perekonomian keluarga saat itu berangsur-angsur mulai membaik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bisa juga dengan menggunakan platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada atau semacamnya yang kian populer menjadi transaksi belanja online hingga penawaran jasa tanpa membutuhkan modal banyak. Salah satu pilihan yang tepat dan terbaik adalah dengan menggunakan e-commerce yang tidak terbatas antara ruang, jarak, dan wilayah. Melalui platform e-commerce, kita bisa membuka toko online dengan mudah, aman, dan tentunya gratis. Kita dapat dengan mudah menjual berbagai macam dan jenis produk apa saja dan kepada siapa saja secara lebih luas hingga ke luar negeri. Pembeli bisa menemukan dan membeli produk dengan lebih mudah tanpa harus keluar rumah lagi. Tinggal duduk manis dan santai menunggu kurir yang akan mengantarkan paket langsung ke rumah. Sementara, penjual tak perlu membangun dan mendirikan apapun untuk membuat etalase toko. Produk kita akan selalu tersedia 24 jam secara online dan setiap saat tidak khawatir kemungkinan akan kehilangan calon konsumen walau tanpa ada kasir yang melayani pembeli. Karena di dunia yang serba digital ini, penjual bisa menggunakan chatbot untuk menjawab pelanggan setiap waktu baik saat online maupun offline.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya e-commerce, penjual juga dapat mengoptimalkan produk berkat layanan yang disediakan. Proses yang berkaitan dengan stok produk dan operasional pun akan menjadi lebih mudah. Penjual dapat dengan mudahnya menambah, mencatat, dan mengelola daftar produk-produk dari satu halaman saja. Karena keterbatasan modal mendirikan atau juga menyewa toko di dekat jalan raya, saya memutuskan untuk memberanikan diri membuka toko online sendiri di salah satu platform yang terkenal dan ramai pengunjung. Siapa sangka, dalam kurun waktu dua tahun saja sudah terjual hampir ribuan pcs dengan ratusan konsumen yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Dalam perjalanan di dunia usaha online yang penuh dengan lika-liku rintangan, tantangan, dan hambatan, saya terus berusaha membangun kepercayaan dalam proses pengiriman barang supaya sampai ke pelanggan sesuai estimasi waktu yang diperkirakan dengan aman dan selamat. Sedari awal, saya dan konsumen sangat mempercayai jasa pengiriman dengan garansi, pelayanan dan jaminan yang telah diberikan oleh JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) dengan nama resminya PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki lebih dari seribu karyawan serta tidak kurang dari 1.500 gerai dan 6.800 agen yang tersebar luas di Indonesia. Karena itulah, JNE menjadi ekspedisi terbesar yang sudah melalui proses yang sangat panjang sekali bahkan sebelum saya dilahirkan ke dunia ini, JNE sudah berdiri pada tahun 1990. Maka, saat ini JNE sudah berkiprah 32 tahun lamanya dan tumbuh berkembang sangat pesat dengan komitmen kuat melayani konsumen dengan meluncurkan berbagai inovasi terbaru yang tidak terpikirkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu inovasi unggul yang sangat membantu para pelaku usaha seperti saya adalah layanan JNE trucking (JTR). Para pelaku usaha online sangat terbantu karena bisa mengirimkan paket dalam jumlah atau volume yang sangat besar baik melalui darat dan laut dengan harga yang sangat terjangkau dan kompetitif tanpa ada perbedaan lamanya estimasi pengiriman dengan layanan yang lainnya. Ada pula layanan unik lainnya seperti Pesona (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara) maka setiap orang bisa saling mengirimkan makanan khas daerahnya ke sanak keluarga, kerabat, atau temannya di daerah lain.
Jika sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat pada sesama, maka JNE telah hadir dengan semangat tagline “Connecting Happiness” yang sudah terbukti nyata memberikan banyak kebaikan, manfaat dan kebahagiaan tiada terkira untuk semua orang tak terkecuali. Salah satu buktinya adalah terselenggaranya sederet program CSR untuk orang-orang yang kurang beruntung, adanya pelatihan berbisnis online secara gratis untuk para UMKM di berbagai daerah, serta adanya program gratis ongkos kirim untuk para pelanggan setia JNE. Karena tagline JNE pula, saya terinspirasi membantu sesama yang mengalami kesulitan ekonomi. Salah satunya dengan merangkul saudara dan tetangga sekitar rumah untuk bekerja sama menerima dan menjahitkan pesanan berbagai macam pakaian mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Meskipun upah dan bonus yang diterima masih belum seberapa, setidaknya di saat kemelut sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, saya dan tim rumah jahit “Nafadha” masih bisa membantu meringankan beban keluarga walau hanya untuk sekadar bisa mengisi isi perut.
Salah satu kolase kecil usaha pakaian "Nafadha" yang diambil dari salah satu media sosial pribadi kami.
Karena justru di era sekarang ini, perempuan sudah tak bisa berpangku tangan dan mengandalkan suami saja. Kami dipaksa untuk mandiri, bergerak maju dan terus semangat serta pantang menyerah dengan keadaan dan situasi yang serba sulit, pelik, dan getir. Sebagaimana yang selalu dikatakan oleh pimpinan JNE bahwa “setiap masa akan selalu ada tantangannya, tapi kita tetap harus maju menghadapi tantangan itu”. Maka, apapun yang terjadi di dunia usaha di era pasca-pandemi ini marilah kita bangkit bersama-sama JNE untuk meraih setiap impian, jangan pernah berhenti melangkah, dan teruslah berdoa pada Tuhan walau tantangan pasca-pandemi terasa jauh lebih berat dibandingkan dengan keadaan pada era pandemi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
#jnecontentcompetition2023 #JNEBangkitBersama #JNE32tahun #ConnectingHappiness