Keberhasilan Kepemimpinan Bima Arya: Apakah Dapat Diwariskan?

Lilie Syahrina
FIA UI 2019
Konten dari Pengguna
13 Juni 2021 13:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lilie Syahrina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bima Arya dalam Peresmian MPP Kota Bogor. Sumber: HUMAS MENPANRB (https://www.menpan.go.id/site/berita-foto/peresmian-mpp-kota-bogor)
zoom-in-whitePerbesar
Bima Arya dalam Peresmian MPP Kota Bogor. Sumber: HUMAS MENPANRB (https://www.menpan.go.id/site/berita-foto/peresmian-mpp-kota-bogor)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika boleh menebak, menurut kamu, apakah yang lebih membahagiakan bagi seorang pemimpin daripada mampu meninggalkan warisan kepemimpinan? Memiliki visi yang jelas, loyalitas pengikut yang tinggi, dan program-program yang dapat berlanjut hingga ke kemudian hari pastinya menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap pemimpin. Hal tersebutlah yang kelak akan melahirkan warisan kepemimpinan.
ADVERTISEMENT
Bima Arya yang terkenal dengan kepemimpinan transformasional dan komitmennya yang tinggi berhasil membuahkan sedikitnya 150 penghargaan bagi Kota Bogor. Lantas, bagaimanakah dinamika warisan kepemimpinan jika kita menilik dari kasus Wali Kota Bogor ini?
Seorang pemimpin transformasional dikenal atas visinya yang future oriented dan tingkat kepercayaan diri serta optimisme yang tinggi, cocok sekali dengan gaya Bima Arya selama menjadi wali kota Bogor.
Sejak awal, misalnya, Bima Arya fokus menuntaskan kemacetan dan menata transportasi dan angkutan umum. Upaya ini memang sangat tepat untuk diprioritaskan, mengingat sebutan “Kota Seribu Angkot” yang diterima Kota Bogor bukanlah diberikan tanpa alasan.
Bahkan, pada masa awal kepemimpinannya, Kota Bogor menempati urutan pertama sebagai kota termacet di Indonesia menurut Kementerian Perhubungan. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kredibilitas Kota Bogor yang kaya kawasan wisata boleh jadi menjadi tidak aman.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya telah dilakukan Bima Arya terkait masalah kemacetan dan angkutan umum tersebut, meskipun masih minim hasil dan perubahan hingga saat ini. Penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di seputar Kebun Raya Bogor boleh dikatakan sebagai yang terpopuler. Program SSA ini dapat dianggap sebagai upaya yang kontroversial karena mendapatkan banyak dukungan dan masukan sekaligus, hingga sempat menimbulkan demonstrasi dari para sopir angkot beberapa tahun lalu.
Selain atas penghargaannya, Bima Arya ternyata juga dikenal dengan tindakan yang kontroversi. Sedari dahulu, tindakan yang kontroversial sebenarnya merupakan hal yang lumrah bagi seorang tokoh politik. Dalam kepemimpinan transformasional pun, dimungkinkan adanya tindakan simbolis dan dramatis dari pemimpin untuk menekankan nilai-nilai penting.
Pertama, yaitu pada program sehari tanpa kendaraan pribadi, di mana beliau mengimbau ASN Pemerintah Kota Bogor untuk menggunakan sepeda atau angkutan umum setiap hari Senin. Selang beberapa tahun, Bima Arya mengeluarkan slogan Bogor Berlari yang dikemas secara unik melalui sebuah video berisikan beliau berlari mengelilingi Kota Bogor.
ADVERTISEMENT
Tindakan semacam ini justru berdampak baik bagi dirinya. Citra positif Bima Arya dapat meningkat akibat pertunjukan komitmen terhadap janji pilkadanya tersebut, bahkan sekaligus mencontohkan nilai-nilai positif seperti naik angkutan umum dan berolahraga namun tetap dapat tepat sasaran.
Namun, tindakan positif tersebut dapat menjadi permasalahan serius jika Bima Arya tidak mampu menekankan pentingnya visi dan misi serta standar yang jelas dalam program-programnya. Programnya selama ini relatif belum terencana dengan matang, termasuk program SSA yang sempat mendapatkan penghargaan sebelumnya.
Di sisi lain, ketiadaan peta jalan reformasi birokrasi Kota Bogor boleh dikatakan menjadi sandungan dalam kepemimpinan Bima Arya. Terlebih, telah dialokasikan sebesar Rp50 juta untuk “Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi” pada APBD Kota Bogor Tahun Anggaran 2019.
ADVERTISEMENT
Selain menghambat pemenuhan hak masyarakat atas keterbukaan informasi publik, ketiadaan peta jalan ini pada akhirnya akan membahayakan Pemerintah Kota Bogor sendiri, karena reformasi birokrasi di Kota Bogor tidak memiliki arahan yang resmi sehingga berisiko tidak berkelanjutan.
Dengan mengatasi masalah tersebut, maka bukan hanya Bima Arya berhasil menepati janji pilkadanya, namun juga akan semakin menguatkan fundamental warisan kepemimpinannya kelak. Sebab, meninggalkan warisan kepemimpinan memang membutuhkan tenaga yang besar dan lebih dari sekadar karisma yang kuat.
Referensi
Fierke, K. K. (2015, September). Designing a Leadership Legacy (L2) framework. Research in Higher Education Journal, 29, 2-7.
Haryudi. (2019, September 24). Bima Arya Akan Evaluasi Total Kebijakan Atasi Kemacetan di Kota Bogor. sindonews.com.
ADVERTISEMENT
Kompas.com. (2018, Januari 15). Bima Arya di Mata Wakil Rakyat Kota Bogor. kompas.com.
Mursitama, T. N. (2015, Mei). Warisan Kepemimpinan Model Singapura. CBDS Commentaries Department of International Relations, Bina Nusantara University.
Pemerintah Kota Bogor. (2019, Desember 9). Terus Torehkan Prestasi, Bima Arya Apresiasi Kinerja ASN. kotabogor.go.id.
Pemerintah Kota Bogor. (2018, Desember 28). Lampiran III Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 12 Tahun 2018 Rincian APBD Menurut urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. kotabogor.go.id.
Yukl, Gary. (2013). Leadership in Organizations (8th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.