Wajah Toleransi Candi Bayon di Kamboja

Konten dari Pengguna
27 Januari 2020 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leonardus Suwandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Muka Candi
Mungkin sudah berulang kali didengungkan bahwa Kamboja selalu menonjolkan wisata candi sebagai andalan pariwisatanya. Wisata candi yang dapat ditemukan di Kamboja di antaranya adalah Candi Angkor Wat yang terletak di Kota Siem Reap yang tentu menjadi ikon utama dari negara ini. Kemudian, hanya selemparan batu dari candi ini, terdapat juga kompleks kota besar berisikan banyak candi lainnya lagi, yakni Angkor Thom; sebuah kompleks kota yang menjadi pusat pemerintahan kerajaan Khmer yang berdiri sekitar abad ke-12.
ADVERTISEMENT
Di dalam kota ini sendiri terdapat banyak sekali candi yang tersebar, namun hanya satu yang bisa dibilang unik dan menarik dibanding yang lainnya, yakni Candi Bayon. Candi Bayon bisa dibilang ikon kedua Kamboja selain Angkor Wat karena keunikannya. Di dinding candi ini terdapat banyak pahatan wajah yang tampak tenang dan damai. Namun, pertanyaanya representasi siapakah wajah-wajah ini?
Didirikan oleh Raja Jayavarman VII seturut juga berdirinya Angkor Thom sebagai ibu kota Kerajaan Khmer pada abad ke-12. Raja Jayavarman VII sendiri beragama Hindu, namun kemudian berpindah agama menjadi Buddha. Begitu pula juga penduduk Angkor Thom yang memeluk kedua agama itu, baik Hindu maupun Buddha. Jayavarman sendiri membangun Candi Bayon sebagai bentuk devosi kepada Buddha Avalokiteshvara. Namun seiring berjalannya waktu, candi ini menjadi simbol persatuan antara dua agama yang pada masa itu saling bersinggungan.
ADVERTISEMENT
Tidak diketahui siapa yang direpresentasikan dari wajah-wajah yang terukir di candi itu, namun menurut guide saya di Siem Reap, Mr Ta, ada beberapa tafsiran mengenai siapakah sosok yang digambarkan dalam wajah-wajah ini. Yang pertama karena untuk meredam gesekan antar umat Hindu dan Buddha di Angkor Thom, muka-muka ini merepresentasikan dua sosok penting kedua agama itu. Ketenangan dan kekaleman dari wajah tersebut menggambarkan sosok Buddha Avalokiteshvara yang melambangkan welas asih dan banyak didevosikan dalam aliran Buddha Mahayana. Representasi lainnya adalah wajah dari Dewa Brahma yang merupakan dewa berwajah empat. Hal ini menjelaskan mengapa ada empat wajah yang menghadap ke arah yang berbeda dalam tiap kolom. Selain itu, wajah-wajah ini juga merepresentasikan wajah dari Raja Jayavarman VII itu sendiri karena seperti layaknya penguasa zaman dulu, ia mencoba melegitimasi diri sebagai manusia setengah ilahi.
ADVERTISEMENT
Relief Apsara yang menjadi ciri khas tiap Candi di Kamboja
Selain wajah-wajah yang menjadi ciri khas candi ini, juga terdapat banyak ukiran relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada Kerajaan Khmer, seperti perdagangan, pertanian, maupun peperangan melawan Kerajaan Cham dari Vietnam. Relief ini juga menceritakan kisah-kisah mitologi seperti Ramayana maupun sosok Apsara atau bidadari yang selalu menjadi ciri khas dari tiap candi di Kamboja.