Faktor Perantau Asal Maluku Kerap Berperilaku Agresif

Leonardo Teniwut
Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Konten dari Pengguna
4 April 2024 23:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leonardo Teniwut tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perilaku agresif. Foto: Mart Production/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perilaku agresif. Foto: Mart Production/Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang Maluku yang berasal dari daerah timur Indonesia sering kali dianggap sebagai pembuat kericuhan di perantauan, misalnya saja di Yogyakarta. Hampir tiap tahunnya ada berita tidak mengenakan tentang kericuhan yang mana di dalamnya melibatkan orang maluku di Yogyakarta. Kericuhan yang terjadi adalah bentuk dari perilaku agresif. Perilaku agresif adalah tindakan yang bertujuan melukai, menyakiti seseorang atau suatu benda, baik secara verbal maupun nonverbal yang menimbulkan permusuhan.
ADVERTISEMENT
Sarwono dan Meinarno (2009) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku agresif yaitu:
1. Sosial
Manusia cenderung membalas dengan derajat agresi yang sama atau sedikit lebih tinggi daripada yang diterimanya atau balas dendam. Menyepelekan dan merendahkan sebagai ekspresi sikap arogan atau sombong adalah penyebab kuat bagi munculnya agresi. Selain itu juga faktor sosial lainnya adalah alkohol.
2. Personal
Pola tingkah laku berdasarkan kepribadian. Sebagai contoh orang dengan pola tingkah laku tipe A cenderung lebih agresif daripada orang dengan tipe B. Tipe A identik dengan karakter terburu-buru dan kompetitif ( persaingan) dan cenderung melakukan hostile aggression, sedangkan tipe B bersikap sabar, kooperatif, nonkompetisi, nonagresif dan sering melakukan instrumental aggression.
ADVERTISEMENT
3. Kebudayaan
Lingkungan juga berperan terhadap tingkah laku maka penyebab perilaku agresif adalah kebudayaan. Beberapa ahli dari berbagai bidang ilmu seperti antropoligi dan psikologi menengarai faktor kebudayaan dengan agresif yaitu dengan melihat pada lingkungan yang hidup dipantai/pesisir, menunjukkan karakter lebih keras daripada masyarakat yang hidup diperdalaman. Nilai dan norma yang mendasari sikap dan tingkah laku masyarakat juga berpengaruh terhadap agresivitas satu kelompok.
4. Situasional
Kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap agresif misalnya pada kondisi cerah membuat hati juga cerah begitu dengan cuaca panas lebih sering memunculkan perilaku agresi seperti timbulnya rasa tidak nyaman yang berujung meningkatnya agresi sosial.
5. Media massa
Media massa merupakan tontonan dan secara alami mempunyai kesempatan lebih bagi penontonnya untuk mengamati apa yang disampaikan secara jelas sehingga terjadi proses modeling pada anak.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan wawancara singkat dengan saudara-saudara yang berasal dari Maluku ditemukan 3 faktor utama perilaku agresif pada diri mereka yakni faktor kebudayaan, sosial dan personal. Ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain, dimana kebudayaan mempengaruhi sosial dan faktor sosial kemudian mempengaruhi personal. Mereka memiliki kebudayaan berupa hukum adat, prinsip hidup dan kebiasaan yang diturunkan secara turun temurun dalam menyikapi perselisihan di antara mereka. Dalam hal sosial dan personal mereka memiliki pemahaman bahwa agar dapat disegani dan tak diinjak oleh orang lain maka seseorang harus dapat menunjukkan sikap siap untuk mempertahankan harga diri atau kepemilikan mereka terhadap sesuatu. Adapun konsumsi alkohol secara berlebihan juga diakui oleh mereka sebagai salah satu penyebab munculnya perilaku agresif.
ADVERTISEMENT