Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat

Konten dari Pengguna
18 November 2018 22:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leny Marliani Peserta Sesdilu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kuil Izumo Taisha di Kota Izumo ini merupakan Kuil Shinto tertua di Jepang, dan salah satu yang paling dikeramatkan (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Di antara kita mungkin sudah mengetahui bahwa agama asli orang Jepang adalah Shinto yang berarti “Jalan Para Dewa”. Kepercayaan Shinto mengakui bahwa di seluruh tempat di alam seperti pohon, sungai, batu atau gunung, dihuni oleh dewa, atau dalam Bahasa Jepang disebut “Kami”.
Orang Jepang berdoa di Kuil Shinto yang disebut “Jinja”, yang jumlahnya mencapai lebih dari 100.000 di seluruh Jepang. Masing-masing Jinja umumnya didedikasikan untuk dewa-dewa tertentu, khususnya yang menjaga kota atau wilayah sekitar Jinja.
Agama Shinto percaya bahwa semua dewa Shinto berjumlah 8 juta, dan semuanya hidup di jinja-jinja atau tempat-tempat di seluruh Jepang. Setiap tahunnya, dewa-dewa tersebut berkumpul di sebuah kota di Jepang barat yang bernama Izumo, tepatnya di Kuil Izumo Taisha. Hanya di kota ini setiap tahunnya terdapat bulan yang disebut “bulan dewa-dewa” karena semua dewa di Jepang berkumpul di Izumo. Sebaliknya bulan yang sama di kuil-kuil lain di seluruh Jepang dikenal sebagai “bulan tanpa dewa”, karena dewa-dewa mereka sedang berada di Izumo.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan kali ini saya akan bercerita mengenai Izumo yang menjadi kota penting dalam Agama Shinto.
Perjalanan ke Izumo dengan kereta malam
Dari Tokyo ke Izumo ditempuh dengan menggunakan kereta malam Sunrise Izumo yang menempuh perjalanan sejauh 953,6 kilometer dalam waktu hampir 12 jam. Kereta berangkat dari Stasiun Tokyo jam 10.00 malam dan sampai di Izumo keesokan paginya jam 09.58 pagi. Kereta tersebut berhenti di banyak kota-kota besar di Jepang seperti Yokohama, Nagoya, Osaka, Okayama, sebelum akhirnya berhenti di stasiun Izumo. Izumo sendiri saat ini merupakan kota kecil dengan jumlah penduduk yang sedikit.
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta api Limited Express "Sunrise Izumo" yang mambawa saya dari Tokyo ke Izumo, Prefektur Shimane (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Kereta tersebut cukup nyaman dengan futon (alas tidur gelar) lengkap dengan bantalnya. Selain itu tersedia pula gerbong untuk makan dan tempat mandi yang hanya dapat digunakan dengan kartu khusus. Kartu khusus untuk mandi tersebut yang dapat dibeli didalam kereta. Namun kita hanya bisa mandi dengan menggunakan shower selama maksimal 6 menit, sehingga harus cepat-cepat.
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (2)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di dalam Kereta Sunrise Izumo, tempat untuk tidur di Gerbong Nobi-nobi (Foto: Dok. Pribadi)
Izumo, negeri para Dewa dalam mitologi Jepang
Menurut salah seorang teman Jepang saya, dalam mitologi atau hikayat Jepang, Izumo dikenal sebagai negeri para dewa. Diceritakan bahwa Amaterasu, Dewi tertinggi Agama Shinto, turun dari langit dan menyerahkan Kuil Izumo-Taisha kepada Dewa Okunininushi, serta memerintahkannya untuk memimpin Jepang dari Izumo. Dewa Okuninushi yang menciptakan Jepang ini menjadi dewa yang dipuja di Kuil Izumo Taisha.
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (3)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Dewa Okuninushi di Kuil Izumo Taisha, Dewa pencipta Jepang ini juga dikenal sebagai dewa pernikahan dan hubungan baik (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Selain itu dalam mitologi Jepang, pintu menuju Yomi no Kuni atau alam setelah kematian terletak di Izumo dan disegel oleh Izanagi, dewa laki-laki yang menciptakan alam semesta. Menurut kepercayaan Shinto, Izanagi merasa kehilangan saat istrinya, Izanami meninggal. Ia pun mencari mendiang istrinya sampai ke Yomi no Kuni.
Namun setelah melihat istrinya yang mulai membusuk, Izanagi melarikan diri, menutup pintu ke alam barzah dengan batu dan kemudian membersihkan diri dengan air laut. Dalam agama Shinto yang sangat mementingkan kebersihan, kematian adalah hal yang kotor. Oleh karena itu kremasi maupun pemakaman di Jepang umumnya dilakukan dengan tata cara agama Buddha.
Izumo Taisha, kuil Shinto tertua dan terpenting di Jepang
Meskipun Kuil Izumo Taisha dianggap yang tertua di Jepang, namun tidak terdapat catatan jelas mengenai kapan tepatnya kuil tersebut dibangun. Catatan informasi yang terdapat di kuil itu menyebutkan bahwa kuil sudah ada sejak tahun 700-an, namun reruntuhan pilar besar di kuil tersebut mengisyaratkan bahwa ketika kuil tersebut dibangun, ukurannya jauh lebih besar daripada yang terlihat sekarang. Bangunan utama kuil ini sendiri merupakan bangunan struktur kayu tertinggi di Jepang.
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (4)
zoom-in-whitePerbesar
Nishi-Jukusha di dalam Kuil Izumo Taisha. Bangunan ini merupakan “tempat tinggal” para dewa yang datang berkunjung ke Izumo (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Yang membuat kuil ini unik adalah adanya kepercayaan Shinto bahwa setiap bulan 10 kalender Lunar, semua dewa di Jepang akan berkumpul di kuil ini. Bulan tersebut di Izumo dikenal sebagai Kamiarizuki, yang berarti “bulan dewa-dewa”. Sedangkan di tempat lain di Jepang, bulan tersebut disebut sebagai Kannazuki, atau berarti “bulan tanpa dewa”, karena dewa-dewa di kuil-kuil lain di seluruh Jepang sedang berada di Kuil Izumo Taisha untuk membicarakan hubungan sesama manusia setahun ke depan, di daerah masing-masing di mana para dewa tersebut berada.
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (5)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan menuju bangunan utama Kuil Izumo Taisha. Jalan setapak kiri dan kanan diperuntukkan untuk manusia, sedangkan jalanan di tengah dengan gerbang diperuntukkan untuk para dewa yang berkunjung ke kuil ini (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Kuil Izumo Taisha yang didedikasikan bagi Dewa Okinunushi, dewa pencipta Jepang yang juga dewa perkawinan, menjadi tempat favorit untuk dikunjungi oleh mereka yang berdoa meminta jodoh. Di kuil ini, berbeda dengan kuil-kuil Shinto lainnya, orang berdoa dengan menepukkan kedua telapak tangannya 4 kali (di kuil Shinto lainnya biasanya dua kali). Dua tepukan tangan pertama untuk orang yang berdoa, dan dua tepukan tangan lainnya untuk calon pasangan mereka di masa depan.
Hal unik lainnya dari kuil ini adalah arsitektur kuil yang disebut Taisha Zukuri, dan merupakan style bangunan Shinto tertua. Gaya arsitektur Taisha Zukuri yang kemudian ditiru oleh Kuil Besar di Ise ini berasal dari Izumo. Selain itu, kuil ini memiliki ciri khas akan adanya Shimenawa (tali jerami keramat) sepanjang 13,5 meter dan seberat 5 ton, yang menjadikannya Shimenawa terpanjang dan terbesar di antara kuil-kuil Shinto di Jepang.
ADVERTISEMENT
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (6)
zoom-in-whitePerbesar
Bagian utama Kuil Izumo Taisha tempat orang berdoa. Shimenawa (tali jerami keramat) yang tergantung di bangunan ini adalah yang terpanjang dan terberat di Jepang (Foto: Dok. Pribadi)
Spiritualitas Bangsa Jepang
Orang Jepang secara umum mengaku tidak beragama, dan tidak melihat perlunya agama sebagai tuntunan moral atau perangkat kepercayaan. Bagi masyarakat Jepang, agama lebih kepada bentuk ekspresi budaya. Begitu lahir ke dunia nama mereka didaftarkan di Kuil Shinto terdekat, kemudian ketika menikah mereka banyak menggunakan adat barat atau cara Kristen dengan menikah di gereja, dan saat meninggal mereka diperabukan dengan upacara keagamaan menurut agama Buddha.
Namun melihat langsung orang-orang Jepang mengunjungi Kuil Izumo Taisha untuk berdoa meminta permohonan, membuat saya kembali berpikir bahwa di masyarakat post industri seperti Jepang sekalipun, nilai-nilai spiritualitas, apapun bentuknya, tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Menelusuri Izumo, Negeri Para Dewa di Jepang Barat (7)
zoom-in-whitePerbesar
Menurut salah satu pengunjung yang berdoa di sini, sebagian besar dari mereka datang ke Kuil Izumo Taisha untuk memohon jodoh atau agar hubungan mereka dengan pasangan akan langgeng (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
*****