Kebakaran Gili Lawa Darat Tak Ganggu Habitat Hidup Komodo

Lapak Komik
Semua komik ada di sini .
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2018 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lapak Komik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kebakaran Gili Lawa Darat Tak Ganggu Habitat Hidup Komodo
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran Gili Lawa Darat Tak Ganggu Habitat Hidup Komodo  (1)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebakaran Gili Lawa Darat, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Otoritas Balai Taman Nasional Komodo (TNK) memastikan peristiwa itu tidak mengganggu habitat hidup komodo (Varanus komodoensis). Kepala TNK Budi Kurniawan mengakui hutan yang terbakar masuk dalam kawasan taman nasional. Namun, tidak ada komodo yang hidup di sana. "Kebakaran lahan seluas 10 hektar itu tidak mengganggu habitat hidup dari komodo, karena memangnya berada di Gili Lawa yang merupakan kawasan wisatanya wisatawan," kata Budi seperti dilansir Antara, Jumat (3/8).
ADVERTISEMENT
Hanya saja, kebakaran itu tetap disayangkan. Apalagi Gili Lawa yang terkenal dengan savananya sering menjadi tempat turis menikmati matahari terbit dan terbenam. Mengenai penyebab kebakaran, Budi menduga peristiwa itu terjadi akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan wisatawan. Budi pun mengimbau agar wisatawan tidak merokok saat berada di padang rumput. Imbas kebakaran tersebut, diperkirakan hingga musim hujan tahun depan, baru padang rumput itu bisa seperti semula. Versi lain penyebab kebakaran diungkapkan Kefi, peneliti flora fauna di Balai Taman Nasional Komodo. Dia menyebutkan kebakaran dipicu oleh tim foto prewedding yang menggunakan kembang api untuk memberikan efek api di foto.
Kebakaran Gili Lawa ini tentu membuat banyak pihak geram dan kecewa. Termasuk Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang turut prihatin dengan hal tersebut. Menteri pariwisata mengimbau wisatawan jangan mengorbankan alam demi kreatifitas. Namun juga wajib untuk menjaga dan melestarikan destinasi wisata untuk mewujudkan sustainable tourism.
ADVERTISEMENT
“Kreatifitas itu boleh, tetapi jangan sampai membahayakan keamanan, keselamatan, dan objek daya tarik wisatanya sendiri. Mari kita jaga bersama destinasi wisata kita, apalagi di daerah konservasi, agar sustainable tourism,” pungkasnya.
Sumber Artikel : Kumparan.com