Self Healing dan Berburu Kabut di Ketinggian 1.000 Mdpl Puncak Punggung Naga

Konten Media Partner
13 Desember 2021 14:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan wisata Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan wisata Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Berburu kabut pegunungan sembari menikmati kopi arabica di ketinggian 1.000-an MDPL Puncak Punggung Naga, Pesawaran, Senin (13/12).
Menikmati secangkir kopi berlatar belakang arakan kabut di Puncak Punggung Naga, Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Puncak Punggung Naga masuk di kawasan Desa Pesawaran Indah, Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Untuk menuju ke sana, dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam dari Kota Bandar Lampung sampai di Desa Pesawaran Indah.
Spot santai sambil ngopi di Puncak Punggung Naga, view laut samar-samar ditutupi kabut, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Bertolak dari Desa Pesawaran Indah menuju Puncak Punggung Naga dapat ditempuh melalui dua cara, yakni dengan menyewa jasa ojek, atau dengan berjalan kaki atau trekking. Jika ditempuh dengan trekking, kurang lebih memakan waktu sekitar 1 jam, sedangkan dengan jasa ojek, kurang lebih sekitar 15 menit dengan biaya sewa sebesar Rp 25.000.
Bunga warna warni menghiasi kawasan wisata Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Untuk tiketnya sendiri, pengunjung dikenai biaya masuk sebesar Rp 10.000. Puncak Punggung Naga dibuka selama 24 jam, namun jika ingin berkunjung di sore atau malam hari, sebaiknya menghubungi pengelola. Jika ingin berkemah di lokasi ini, akan dikenai biaya Rp 25.000 per tenda, pengelola juga menyediakan kayu bakar seharga Rp 20.000 per ikat.
Bunga warna warni menghiasi kawasan wisata Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Kali ini, kami menuju ke Puncak Punggung Naga menggunakan jasa ojek dari masyarakat setempat. Motor yang digunakan adalah motor khusus untuk jalur terjal ala pegunungan.
Berfoto di salah satu spot Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Perjalanan dimulai, adrenalin berpacu begitu motor yang kami tumpangi melaju di atas jalur terjal. Sesekali pelan, dan sesekali dipacu ketika menghadapi tanjakan terjal, hingga tanjakan menikung.
ADVERTISEMENT
Berfoto di salah satu spot Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Di tengah adrenalin yang sedang terpacu, mata kami disuguhi pemandangan hijau perkebunan kopi di sisi kiri dan kanan jalan. Ya, vegetasi kopi menjadi salah satu yang dominan di kawasan ini, yang juga menjadi komoditas utama pertanian di sini.
Bersantai lesehan di dalah satu spot Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Semakin tinggi perjalanan menuju ke Puncak Punggung Naga, udara sejuk semakin terasa. Bahkan, kabut mulai terlihat di sisi kanan kiri jalan yang kami lewati. Pemandangan ini pun memberi sensasi tersendiri di tengah perjalanan terjal yang sedang ditempuh.
Bersantai lesehan di dalah satu spot Puncak Punggung Naga Pesawaran, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Setelah sekitar 15 perjalanan menggunakan ojek motor, kami sampai di destinasi wisata Puncak Punggung Naga. Beruntung sekali, saat itu kabut seperti menyambut kedatangan kami. Perlahan tapi pasti, iringan kabut bergerak hingga menutupi pemandangan laut Pesawaran yang seharusnya bisa dilihat dari ketinggian ini.
Spot santai sambil ngopi di Puncak Punggung Naga, view laut samar-samar ditutupi kabut, Senin (13/12) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Kami juga disambut dengan segelas seduhan kopi arabika hasil petani setempat, pas sekali, menikmati kopi di kebun kopi, di tengah sejuknya kabut Puncak Punggung Naga. Kami pun sejenak duduk bersantai di kursi kayu menikmati kopi menghadap kabut yang sedang berarak.
ADVERTISEMENT
Sejumlah fasilitas juga sudah tersedia bagi pengunjung, seperti toilet dan musalla. Ada juga kedai dari Warga Sadar Wisata (Wasata) setempat yang menyediakan jajanan dan makanan ringan.
Selain menikmati kopi, pengunjung juga bisa berfoto di sejumlah spot, seperti spot kursi berhiaskan likutan akar berlatarkan bukit, spot foto bertuliskan Punggung Naga lengkap dengan ornamen naga, hingga beberapa spot di atas pohon menghadap view laut Pesawaran. Selain itu, pengunjung juga bisa sekadar menikmati pemandangan warna-warni bunga di area Puncak Punggung Naga.
Kesimpulannya, Puncak Punggung Naga bisa menjadi salah satu alternatif wisata alam bagi kalian yang rindu dengan suasana alam. Kesejukan dan keasrian tempat ini cocok untuk sarana healing dari penatnya rutinitas sehari-hari. Untuk info dan referensinya bisa cek langsung di Instagram @_wasata_punggung_naga. (*)
ADVERTISEMENT