Hal-hal yang Mungkin Terjadi Pada Manusia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
15 Juli 2019 18:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Apa saja hal tersebut? Mungkinkah itu terjadi pada semua orang?

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Berat manusia akan bertambah 28 kali lipat di tempat Ini.
Tempat ini mungkin sulit terjangkau, namun menurut teori perbedaan gravitasi membuat berat manusia bertambah disini. Gaya gravitasi pada umumnya dibulatkan menjadi 9,81 m/s2. Gaya gravitasi ini juga yang menyebabkan berat badan kita terukur dalam timbangan. Umumnya, semakin besar gaya gravitasi suatu tempat maka berat badan akan semakin besar. Diketahui ada suatu tempat dimana berat manusia akan bertambah 28 kali lipat lebih besar jika ada disana.
Sunset | pixabay.com
Sebagai contoh jika berat rata-rata manusia di Bumi adalah 68 kg, maka kemungkinan menurut kalkulasi sederhana maka beratnya akan bertambah dan terukur menjadi 1.905 kg atau hampir seberat 2 ton. Cukup wajar karena tempat ini juga memiliki gaya gravitasi yang sangat besar, yaitu mencapai 274 m/s2 atau kurang lebih 28 kali lipat lebih besar dari gaya gravitasi di Bumi. Lalu dimanakah tempat itu? Lalu dimanakah tempat itu? Tempat tersebut adalah tempat yang tidak mungkin kita datangi langsung, dialah Matahari, tempat yang tidak mungkin disinggahi oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Dampak alkohol pada manusia
Siapa yang tidak mengenal alkohol? Suatu senyawa kimia yang dimanfaatkan untuk berbagai hal di dunia medis dan luar medis. Kebanyakan mungkin mengenal alkohol sebagai senyawa yang negatif karena sering menjadi salah satu bahan campuran pembuatan minuman keras. Salah satu fakta yang menarik tentang alkohol adalah ketika senyawa ini masuk ke tubuh manusia, ternyata hanya butuh waktu enam menit sampai dia bereaksi ke otak. Reaksinya pun bermacam-macam tergantung konsumsi yang masuk ke tubuh.
alcohol bar | pixabay.com
Peneliti menguji hal ini dan hasilnya hanya enam menit setelah mengkonsumsi sejumlah alkohol setara dengan tiga gelas bir atau dua gelas anggur ternyata dapat menyebabkan tingkat alkohol darah 0,05 sampai 0,06 persen. Perubahan juga terjadi di sel otak, seperti yang para ilmuwan tunjukkan dengan menggunakan spektroskopi resonansi magnetik yang menyebabkan orang bisa mabuk dan mungkin tidak sadarkan diri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banyak orang mengira apa yang masuk ke tubuh akan di cerna begitu saja oleh tubuh kita. Namun tidak untuk alkohol, sejumlah kecil alkohol dapat diproses dengan menggunakan seperangkat enzim yang berbeda di hati Anda. Alkohol tidak dicerna seperti makanan lainnya. Begitu alkohol ditelan, ia menyusuri esofagus ke dalam perut dan usus kecil. Ini akan menghindari proses pencernaan normal dan langsung masuk ke aliran darah.
alcohol drinks | pixabay.com
Sekitar 20 persen alkohol yang dikonsumsi diserap di perut, dan sekitar 80 persen diserap di usus kecil. Salah satu organ yang sangat terpengaruh oleh alkohol adalah hati karena merupakan organ utama yang mengolah alkohol. Salah satu pekerjaan utama hati adalah menyingkirkan racun - seperti alkohol - yang masuk ke dalam tubuh. Alkohol juga meningkatkan asam di perut, yang dapat menyebabkan sakit perut parah atau luka di usus. Salah satu cara untuk membantu mencegah kenaikan asam adalah dengan makan sambil minum. Makanan memperlambat tingkat di mana alkohol diserap oleh tubuh.
ADVERTISEMENT
Siklus bulan purnama bisa mengacaukan tidur seseorang
Sebuah penelitian mengatakan bahwa pengaruh siklus bulan purnama dapat membuat orang tidur tidak begitu nyenyak. Ternyata siklus bulan purnama tidak hanya berhubungan dengan gaya tarik yang mempengaruhi Bumi, namun hal ini dapat berpengaruh juga terhadap kualitas tidur seseorang. Christian Cajochen yang juga seorang profesor dari Universitas Basel (Swiss) adalah orang yang merasakan perbedaan tidurnya ketika bulan purnama dan pergantian bulan yang baru dalam siklusnya.
lunar eclipse blood moon cycle | pixabay.com
Untuk membuktikan penelitiannya ini, ia melakukan studi literatur dari penelitian tahun 2000 sampai 2003 serta melakukan eksperimen terhadap 17 orang yang sehat dengan umur yang berbeda-beda, mulai dari muda sampai yang tua. Pengamatan yang dilakukan dengan electroencephalography (EEG) ini menemukan adanya perbedaan tidur saat bulan purnama dan bulan baru yang berganti. Diketahui bahwa pada bulan purnama tiba, biasanya orang cenderung tidur kurang nyenyak dibandingkan dengan pergantian bulan purnama tiba.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat dari waktu untuk masuk ke fase tidur yang membutuhkan waktu 20 menit lebih lama. Selain itu, kadar melatonin seseorang pun cenderung turun pada waktu tersebut. Melatonin sendiri merupakan hormon yang mengatur bangun dan tidur seseorang dengan menyebabkan kantuk dan penurunan suhu tubuh seseorang.