Hadiah Nobel Fisika 2020, Penemuan Terbaru Tentang Lubang Hitam

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 21:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Nobel Fisika ini membahas tentang pembentukan lubang hitam adalah prediksi kuat dari teori relativitas umum dan benda supermasif di pusat galaksi kita.

Nobel Prize Award | pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Nobel Prize Award | pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Royal Swedish Academy of Sciences telah memutuskan untuk memberikan Hadiah Nobel dalam kategori Fisika 2020 kepada dua orang yang berjasa dalam penemuan mereka terkait lubang hitam, yaitu Roger Penrose, Universitas Oxford, Inggris, dengan penemuan terkait "pembentukan lubang hitam adalah prediksi yang kuat dari teori relativitas umum". Ilmuwan lain yang menerima hadiah Nobel ini juga adalah Reinhard Genzel, Institut Max Planck untuk Fisika Luar Angkasa, Garching, Jerman dan Universitas California, Berkeley, AS dan Andrea Ghez dari Universitas California, Los Angeles, AS, untuk penemuan benda padat supermasif di pusat galaksi kita. "
ADVERTISEMENT
Lubang hitam tidak dapat dipungkiri lagi merupakan rahasia tergelap Bima Sakti yang memang belum banyak diketahui manusia karena keterbatasan teknologi dan ilmu yang masih belum banyak bisa menemukan secara langsung terkait lubang hitam tersebut. Namun tiga Pemenang berbagi Hadiah Nobel Fisika tahun ini atas penemuan mereka tentang salah satu fenomena paling eksotis di alam semesta ini menunjukan hal yang sangat unik dan berbeda. Roger Penrose menunjukkan bahwa teori relativitas umum mengarah pada pembentukan lubang hitam. Di sisi lain, Reinhard Genzel dan Andrea Ghez menemukan bahwa benda tak terlihat dan sangat berat mengatur orbit bintang di pusat galaksi kita dan lubang hitam supermasif adalah satu-satunya penjelasan yang diketahui saat ini.
2020 physics Nobel winners Roger Penrose, Andrea Ghez, and Reinhard Genzel | Credit: Wikipedia/MIT News
Roger Penrose menggunakan metode matematika yang cerdik dalam pembuktiannya bahwa lubang hitam adalah konsekuensi langsung dari teori relativitas umum Albert Einstein. Einstein sendiri tidak percaya bahwa lubang hitam benar-benar ada, monster kelas berat super yang menangkap segala sesuatu yang masuk ke dalamnya. Tidak ada yang bisa lolos, bahkan cahaya saja tidak bisa menghindari darinya. Tepatnya pada Januari 1965, sepuluh tahun setelah kematian Einstein, Roger Penrose membuktikan bahwa lubang hitam benar-benar dapat terbentuk dan menggambarkannya secara terperinci. Ia menjelaskan bahwa pada intinya, lubang hitam menyembunyikan singularitas di mana semua hukum alam yang diketahui berhenti dan terobosannya masih dianggap sebagai kontribusi terpenting bagi teori relativitas umum sejak Einstein telah tiada.
ADVERTISEMENT
Hal yang tidak kalah menarik adalah apa yang dilakukan oleh dua penemu lainnya. Reinhard Genzel dan Andrea Ghez masing-masing memimpin sekelompok astronom yang, sejak awal 1990-an, mereka berfokus pada wilayah yang disebut Sagitarius A* di pusat galaksi kita. Orbit bintang paling terang yang paling dekat dengan bagian tengah Bima Sakti telah dipetakan dengan presisi yang meningkat dibandingkan penelitian yang ada sebelumnya. Pengukuran kedua kelompok ini setuju bahwa dengan keduanya menemukan benda yang sangat berat dan tidak terlihat menarik tumpukan bintang yang ada disekelilingnya. Hal ini tentu menyebabkan mereka bergegas dengan kecepatan yang supermasif. Diperkirakan juga ada sekitar empat juta massa seberat matahari berkumpul di wilayah yang tidak lebih besar dari tata surya kita.
blackholes illustration | wikipedia.org
Dengan menggunakan teleskop terbesar di dunia, Genzel dan Ghez mengembangkan metode untuk melihat melalui awan besar gas dan debu antarbintang ke pusat Bima Sakti yang kita tinggali ini. Mereka meregangkan batas teknologi dan menyempurnakan teknik baru untuk mengimbangi distorsi yang disebabkan oleh atmosfer bumi, membangun instrumen unik dan berkomitmen untuk penelitian jangka panjang. Karya perintis mereka telah memberi kita bukti paling meyakinkan tentang lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti. Penemuan pemenang tahun ini telah membuka lahan baru dalam studi objek kompak dan supermasif. Tapi benda-benda eksotis ini masih menimbulkan banyak pertanyaan yang meminta jawaban dan memotivasi penelitian di masa depan. Tidak hanya pertanyaan tentang struktur dalamnya, tetapi juga pertanyaan tentang bagaimana untuk menguji teori gravitasi di bawah kondisi ekstrim di sekitar lubang hitam.
ADVERTISEMENT