Pertama Kalinya, Inggris Angkat Hakim Perempuan yang Kenakan Hijab

27 Mei 2020 7:47 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raffia Arshad Foto: Twitter @RaffiaArshad1
zoom-in-whitePerbesar
Raffia Arshad Foto: Twitter @RaffiaArshad1
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya, Inggris mengangkat hakim perempuan muslim yang mengenakan hijab. Ia adalah Raffia Arshad, perempuan berusia 40 tahun asal West Yorkshire, Inggris. Keputusan itu diumumkan setelah Ketua Mahkamah Agung menunjuk Raffia sebagai Deputy District Judge (Wakil Hakim Distrik) di wilayah Midland, Inggris, pada minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut siaran pers yang dirilis St. Mary’s Family Law Chambers, Raffia sendiri adalah perempuan pertama di negara Barat yang diangkat sebagai hakim yang mengenakan hijab, di antara segelintir hakim perempuan muslim di seluruh dunia.
“Ini adalah prestasi bukan hanya untuk perempuan, tetapi perempuan muslim. Jika ada waktu untuk berdiri dan memenuhi aspirasi profesional Anda, sekaranglah saatnya,” kata Raffia dalam siaran pers yang dikutip kumparanWOMAN di laman St. Mary’s Family Law Chambers, pada Selasa (26/5).
Prestasi Raffia ternyata tak ia raih dengan mudah. Dalam sebuah wawancara dengan Metro UK, ibu dari tiga anak itu mengaku pernah menghadapi diskriminasi dan prasangka buruk saat mengenakan hijab.
Bahkan, ‘prasangka buruk’ itu juga datang dari anggota keluarganya sendiri yang menasehatinya untuk tidak mengenakan hijab saat melakukan wawancara untuk mendapatkan beasiswa di Inns of Court School of Law, pada 2001 silam. Menurut mereka, peluang keberhasilan untuk mendapatkan beasiswa tersebut akan berkurang ketika ia memakai hijab. Namun, Raffia justru menolak saran tersebut dan yakin dengan apa yang dikenakannya.
ADVERTISEMENT
“Saya memutuskan untuk mengenakan hijab saat wawancara tersebut karena menurut saya penting untuk menerima seseorang apa adanya, dan jika harus menjadi orang yang berbeda untuk mengejar profesi, itu bukan sesuatu yang saya inginkan,” tutur Raffia kepada Metro UK.
“Jadi yang saya lakukan adalah berusaha agar berhasil dalam wawancara. Dan ternyata saya mendapatkan beasiswa tersebut. Saya pikir itu menjadi salah satu langkah pertama yang penting dalam karier saya,” tambahnya.
Raffia Arshad Foto: Twitter @RaffiaArshad1
Setelah mengikuti training di London, Raffia kemudian dipanggil pada tahun 2002 untuk mengikuti masa pendidikan di Nottingham, Inggris. Ia lalu bergabung dengan badan hukum St. Mary’s Family Law Chambers pada 2004.
Selama 15 tahun terakhir, perempuan lulusan Hukum/Akuntansi dan Keuangan di Oxford Brookes University itu telah mempraktikan hukum privat anak, pernikahan paksa, mutilasi alat kelamin perempuan dan kasus apa pun yang berhubungan dengan hukum Islam. Selain itu, ia juga diketahui menjadi seorang penulis teks terkemuka dalam ‘Hukum Keluarga Islam’.
ADVERTISEMENT
Dengan maraknya diskriminasi yang dialami perempuan muslim saat berkarier, Raffia percaya bahwa perempuan muslim akan terinspirasi untuk menggapai mimpinya, ketika ia melihat banyak perempuan muslim yang sukses.
“Kantor kehakiman telah melakukan usaha terbaik untuk mempromosikan keberagaman pada saat mereka menunjuk saya. Mereka tidak tahu saya akan menjadi hakim pertama yang mengenakan hijab. Saya telah ditunjuk berdasarkan prestasi, bukan karena mengenakan hijab,” paparnya.
“Sekarang giliranku untuk menjadi suara bagi mereka (perempuan muslim), untuk memastikan suaranya terdengar keras dan jelas, serta sampai ke tempat yang tepat,” tutup Raffia Arshad.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
ADVERTISEMENT
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.