Penting, Ini Waktu Terbaik Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks

8 November 2022 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin HPV. Foto: Komsan Loonprom/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin HPV. Foto: Komsan Loonprom/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyakit yang umumnya disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). Risiko terpapar virus HPV dapat meningkat setelah seseorang aktif secara seksual.
ADVERTISEMENT
Meski penyakit ini tidak menular, tetapi virusnya dapat menular. Untuk mencegah kanker serviks sedari dini, kamu perlu mendapat vaksinasi HPV.
Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe mengatakan seseorang yang terinfeksi virus HPV memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah. Hal ini karena HPV dapat menghindar dan tidak terdeteksi oleh sistem imunitas tubuh.
“Itulah salah satu alasan mengapa seseorang yang pernah terinfeksi HPV dianjurkan untuk tetap melakukan vaksinasi HPV,” kata Dirga dalam Kelas Jurnalis bersama PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia dan Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (2/11).
Ilustrasi vaksin HPV. Foto: pittawut/Shutterstock
Berdasarkan rekomendasi World Health Organizatin (WHO) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), vaksinasi merupakan upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena vaksinasi bekerja dengan memberikan perlindungan sistem imunitas tubuh dan direkomendasikan tanpa melihat aktivitas seksual seseorang. Bahkan, vaksinasi tetap bekerja dengan pasien yang dinyatakan positif pada tes HPV DNA.

Kapan waktu terbaik lakukan vaksin HPV untuk cegah kanker serviks?

Ilustrasi vaksin HPV pada anak. Foto: Shutterstock
Pemberian vaksin HPV paling baik diberikan sebelum melakukan aktivitas seksual atau sebelum terpapar HPV. Sebab, HPV dapat ditularkan melalui rute seksual maupun rute non seksual.
“Itulah mengapa program vaksinasi HPV menyasar pada anak sekolah, bukan pada dewasa atau di atas usia 30 tahun. Karena semakin belum terpapar HPV, efektivitas vaksinnya justru paling tinggi,” paparnya.
Vaksinasi HPV perlu diberikan dalam 2-3 kali suntikan untuk perlindungan seumur hidup. Vaksinasi ini sebaiknya mulai diberikan pada anak perempuan usia 9 tahun. Menurut penelitian, vaksinasi HPV idealnya diberikan pada perempuan dewasa mulai dari usia 19-26 tahun.
ADVERTISEMENT
Bahkan, vaksinasi HPV masih bisa diberikan pada perempuan yang telah menikah dan memiliki anak hingga usia 55 tahun. Sedangkan, laki-laki perlu mendapat vaksinasi HPV mulai dari usia 19-26 tahun.

Mekanisme proteksi vaksinasi HPV

Ilustrasi vaksin HPV. Foto: OneSideProFoto/Shutterstock
Mekanisme proteksi vaksinasi HPV rupanya sama dengan vaksinasi Covid-19. Setelah vaksin disuntikkan, ada tiga hal yang dialami oleh tubuh: tubuh akan mengenali vaksin, tubuh akan melawan untuk membentuk sistem imunitas tubuh, dan tubuh akan mengingat.
“Seseorang yang telah menerima vaksinasi HPV, di dalam tubuhnya akan muncul sel memori atau sel pengingat. Jika suatu saat seseorang terinfeksi HPV setelah mendapatkan vaksin, maka sistem imunitas tubuh segera dibentuk,” jelasnya.
Menanggapi rumor yang beredar di masyarakat tentang vaksin HPV, Dirga menegaskan bahwa kandungan vaksin HPV tidak mengandung virus yang hidup. Jadi, dapat dipastikan seseorang yang menderita kanker serviks atau terinfeksi HPV bukan karena setelah menerima vaksinasi HPV.
ADVERTISEMENT

Manfaat vaksin HPV

Vaksinasi HPV memiliki manfaat yang dapat mencegah masuknya infeksi HPV ke dalam tubuh. Meski ada kemungkinan virusnya bisa masuk ke dalam tubuh, tetapi infeksinya tidak akan menyebar ke mana-mana dan tidak dapat berkembang. Hal ini karena sistem imunitas tubuh yang diperkuat oleh vaksin HPV.
“Berdasarkan penelitian, vaksinasi HPV memiliki efektivitas yang tinggi, yaitu dari 90 hingga 100 persen,” tambahnya.

Efek samping vaksin HPV

Ilustrasi perempuan sakit dan demam. Foto: Shutterstock
Dirga menyebut, setiap efektivitas dan manfaat vaksin atau pun obat memiliki efek samping. Reaksi pasca vaksinasi HPV yang dapat terjadi berupa nyeri di area bekas suntikan, pegal, dan demam. Namun, ini adalah sesuatu hal yang normal terjadi.
“Ini adalah tanda bahwa tubuh sedang merespons dan vaksin sedang bekerja. Jadi, ini bukanlah sesuatu hal yang perlu kamu khawatirkan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini vaksin HPV sudah tersedia di rumah sakit dan klinik. Ada pun vaksin HPV ditawarkan dalam dua jenis, yakni bivalen dan quadrivalent.
“Saya sangat menganjurkan masyarakat untuk proaktif berdiskusi dengan tenaga medis untuk memastikan perlindungan maksimal dari vaksin yang didapatkan,” tutup Dirga.