Menurut Ahli Dating, Ini Perbedaan Pria Boyfriend Material dan Husband Material

12 Januari 2024 12:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, pernahkah kamu berkenalan atau mengencani seorang pria dan membayangkan ke mana hubungan tersebut akan dibawa? Terkadang, kamu bisa melihat bahwa pasanganmu sangat cocok untuk dijadikan suami. Namun, ada juga orang yang beranggapan bahwa pasangannya cuma cocok untuk jadi pacar saja.
ADVERTISEMENT
Menurut CEO agensi kencan Asia Lunch Actually, Violet Lim, fenomena tersebut dinamakan dengan boyfriend material dan husband material. Dikutip dari keterangan resmi Lunch Actually, boyfriend material bisa dimaknai sebagai kualitas pacar. Artinya, seseorang yang boyfriend material cocok untuk menjalin hubungan romantis, tetapi belum tentu bisa berkomitmen jangka panjang seperti pernikahan.
Sementara itu, husband material bermakna kualitas suami. Ini mengacu pada karakteristik atau kualitas pada seorang pria yang cocok untuk menjadi seorang suami.
Menurut Violet Lim, pria yang husband material menunjukkan tanda bahwa ia sudah mampu melampaui dinamika hubungan pacaran. Ia mungkin memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk bisa berkontribusi dalam pernikahan bahagia.
Ilustrasi pasangan kencan. Foto: TimeImage Production/Shutterstock
Nah, bagaimana caranya membedakan karakteristik atau kualitas pria yang boyfriend material dan husband material? Simak penjelasan perbedaan keduanya berikut ini, Ladies.
ADVERTISEMENT

1. Kematangan emosional

Dikutip dari keterangan resmi Lunch Actually, seseorang yang boyfriend material tidak terlalu memiliki kematangan emosional. Seorang pria dikatakan masih memiliki “kualitas pacar” jika ia mencari pasangan hanya untuk mengisi kekosongan dalam hidupnya, tanpa ingin berbagi rasa hormat dan empati dengan pasangan. Dalam kata lain, kepentingannya dalam mencari pasangan hanya untuk memuaskan egonya.
Sementara itu, pria yang sudah “berkualitas suami” alias husband material sudah memiliki kematangan emosional yang baik. Mereka memahami perasaan pasangan, mampu menghormati pasangannya, dan memiliki empati yang tinggi. Pria husband material tak lagi hanya memikirkan diri sendiri, melainkan sudah memikirkan kebahagiaan jangka panjang untuk dirinya, pasangan, dan keluarga.
Kemauan untuk mendengarkan dan didengarkan menjadi indikator yang harus dipertimbangkan sebelum menikahi seseorang. Jika ia merupakan pendengar yang baik dan selalu ingin berbagi dengan pasangan, besar kemungkinan ia merupakan husband material.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Suami Istri Cemburu. Foto: Prostock-studio/Shutterstock

2. Kesetiaan

Kesetiaan juga menjadi tolok ukur kualitas seorang pasangan. Pria yang masih hanya berfokus pada tampilan fisik pasangan dan sibuk mencari kesempurnaan secara fisik, kemungkinan besar adalah pria yang boyfriend material. Ini juga berlaku buat mereka yang masih terus mencoba mencari perempuan di luar sana yang mungkin lebih baik daripada pasangannya.
Sementara itu, jika seorang pria sudah tidak lagi hanya berfokus di fisik, melainkan sudah mementingkan keselarasan aspirasi dan tujuan masa depan, kemungkinan besar ia adalah husband material.
Seorang pria yang sudah siap menikah akan berfokus pada membangun fondasi yang kuat dan sehat untuk rumah tangga bersama pasangannya. Pernikahan tidak hanya soal seru-seruan selamanya, Ladies.
Ilustrasi pasangan melakukan verbal abuse. Foto: Q88/Shutterstock

3. Tanggung jawab

Karakteristik yang harus diperhatikan saat menjalin hubungan dengan seseorang adalah bagaimana mereka bertanggung jawab akan suatu hal. Coba perhatikan, bagaimana sikap pasangan ketika menemukan masalah? Bagaimana ketika ia dihadapkan dengan situasi yang berat?
ADVERTISEMENT
Seorang pria dikatakan sebagai boyfriend material jika ia memilih untuk menghindar alih-alih menyelesaikan masalah dengan tuntas, menghilang saat dihadapkan dengan situasi yang berat, dan mengalihkan perhatian saat berargumen dengan pasangan. Ini menunjukkan bahwa ia tidak mampu bertanggung jawab dengan situasi yang sedang terjadi dan memilih untuk lari dari kenyataan.
Pria yang husband material akan mencoba menghadapi masalah dan situasi berat tersebut dengan berani. Jika berargumen dengan pasangan, ia akan mencoba untuk menyelesaikan perdebatan itu dengan kepala dingin dan memastikan tidak ada rasa dongkol yang tersisa.
Ilustrasi pasangan muda di awal pernikahan. Foto: TimeImage Production/Shutterstock

4. Pendekatan terhadap decision-making

Pengambilan keputusan atau decision-making adalah salah satu karakteristik yang sangat penting diperhatikan dalam pasangan. Stabilitas sebuah hubungan dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengambil keputusan dengan tepat dan kepala dingin.
ADVERTISEMENT
Seseorang bisa dikatakan boyfriend material jika ia mengambil keputusan tanpa memikirkannya secara rasional, atau ketika ia memutuskan sesuatu dalam suasana hati yang emosional. Ini bisa berujung pada keputusan yang kurang bijak.
Sementara itu, pria yang husband material akan mampu mengambil keputusan yang adil bagi kedua belah pihak; baik bagi perempuan maupun laki-laki. Mereka akan mempertimbangkan seluruh hal dengan matang sebelum memutuskan sesuatu, agar memastikan keputusan yang diambil bijak. Ingat, konflik sekecil apa pun bisa mempengaruhi hubungan jika solusi atas konflik tersebut tidak menguntungkan kedua belah pihak.