Mengenal 5 Stages of Grief, Fase Emosi yang Dilewati saat Berduka

19 April 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan berada di fase 5 stages of grief saat berduka. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan berada di fase 5 stages of grief saat berduka. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, duka adalah satu hal yang dialami oleh hampir setiap manusia. Kita bisa merasakan duka akibat berbagai peristiwa, seperti kematian orang tersayang, putus cinta, atau ditinggal pergi anggota keluarga. Sesuatu yang alami dirasakan, duka sering kali membuat seseorang merasa hancur dan kehilangan arah.
ADVERTISEMENT
Dilansir Healthline, psikiater keturunan Swiss-Amerika, Elizabeth Kübler-Ross, mengobservasi banyak pasien yang sakit parah selama bertahun-tahun. Ketika berduka, emosi yang dirasakan begitu kompleks.
Berdasarkan observasi tersebut, Elizabeth pun menyimpulkan bahwa duka bisa dibagi ke dalam lima tahapan. Inilah yang dinamakan dengan 5 stages of grief atau lima tahapan kedukaan. Ketika dipahami, fase emosi ketika berduka ini bisa membantu kita untuk melewati kesedihan mendalam dengan lebih mudah.
Perlu diingat, duka adalah perasaan yang personal; setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengelola nelangsanya. Namun, memahami lima tahapan kedukaan ini bisa membantu kita mengidentifikasi fase dan perasaan yang saat itu dirasakan. Nah, apa saja 5 stages of grief itu?

1. Denial (Penyangkalan)

Ilustrasi denial (penyangkalan). Foto: chaponta/Shutterstock
Fase pertama yang acap kali dialami oleh seseorang saat berduka adalah denial atau penyangkalan. Dikutip dari VeryWell Health, penyangkalan dapat meminimalisasi rasa sakit yang dirasakan ketika berjumpa dengan duka, seperti saat ditinggal pergi anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Di tahap ini, seseorang akan menepis fakta bahwa hal buruk baru saja terjadi padanya. Contohnya, saat orang tersayang meninggal dunia, kita mungkin akan mengatakan, “Ini enggak terjadi,” “Ini semua hanya mimpi,” “Dia cuma tidur, nanti akan bangun lagi, kok.”
Ketika fase denial dilewati, seseorang akan mulai merasakan seluruh emosi yang ia pendam dalam hatinya.

2. Anger (Kemarahan)

Ilustrasi anger (kemarahan). Foto: Sorapop Udomsri/Shutterstock
Dilansir Healthline, fase anger atau kemarahan akan dialami saat berduka. Tak jarang, orang yang berduka akan mencoba menyalahkan berbagai hal, orang lain, dan bahkan dirinya sendiri. Ia akan mencari orang untuk bertanggung jawab atas sakit yang dia rasakan.
Saat emosi yang sangat intens ini dirasakan, berpikir rasional akan sulit dilakukan. Namun, ketika sudah melewati fase ini, kita akan mampu berpikir dengan lebih jelas.
ADVERTISEMENT

3. Bargaining (Negosiasi)

Ilustrasi bargaining (negosiasi). Foto: Shutterstock
Fase bargaining atau negosiasi ketika berduka mendorong seseorang untuk mengambil alih kendali akan situasi. Dikutip dari Healthline, saat memasuki fase ini, tak jarang kita akan bertanya-tanya pada diri sendiri, seperti, “Bagaimana jika waktu itu aku enggak melakukan itu? Mungkin dia masih akan bersamaku,” atau, “Kalau saja waktu itu aku enggak mengabaikan telepon darinya.”
Dilansir VeryWell Health, di fase ini, seseorang juga akan mencoba mencari jawaban dan bernegosiasi dengan kekuatan yang lebih besar, seperti Tuhan, dengan harapan untuk mengubah situasi. Contohnya, seseorang mungkin berkata, “Tuhan, jika engkau menyembuhkan orang tersayangku dari penyakitnya, aku akan lebih taat pada-Mu.”

4. Depression (Depresi)

Ilustrasi depression (depresi). Foto: Shutterstock
Di fase depression atau depresi, seseorang mungkin akan merasa seakan sedang di titik terendah dalam hidup. Berbeda dengan fase marah yang cenderung meledak, fase depresi cenderung tertutup. Orang yang sedang mengalami fase ini biasanya memilih untuk menjauh dan menutup diri demi memproses seluruh kedukaannya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Healthline, tak jarang, orang yang mengalami tahapan depresi saat berduka merasa kesulitan untuk keluar dari belenggu kesedihan. Merasa kehilangan arah, tak berhasil menemukan jalan keluar, hingga merasa terkungkung dalam satu situasi acap kali dialami di fase ini.
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami hal ini, pastikan untuk mencari bantuan profesional untuk bisa pulih.

5. Acceptance (Penerimaan)

Ilustrasi acceptance (penerimaan). Foto: Shutterstock
Fase terakhir dari proses berduka adalah acceptance atau penerimaan. Di fase ini, seseorang akan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi padanya. Ia perlahan berdamai dengan gemuruh emosi yang dilewati saat berduka.
Di fase ini, seseorang mungkin sudah berdamai, tetapi tidak melupakan. Rasa sakit, kesedihan, atau penyesalan masih bisa dirasakan, tetapi ia telah menerima fakta bahwa duka tersebut sudah melebur dengan dirinya. Kita tidak lagi menolak realita, melainkan menerimanya dengan tangan terbuka.
ADVERTISEMENT