Mana yang Efektif, Kerja Keras atau Kerja Cerdas untuk Mengembangkan Karier?

18 Juli 2022 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang tentu ingin melakukan yang terbaik dan meningkatkan produktivitas kinerja untuk perkembangan kariernya. Dalam dunia pekerjaan juga dikenal ungkapan ‘Work smart, not work hard’ alias ‘Kerja cerdas, bukan kerja keras’.
ADVERTISEMENT
Saat mendengar ungkapan tersebut, kalian mungkin bingung dalam memilih kerja keras atau kerja cerdas. Beberapa orang barangkali menganggap bahwa kerja cerdas bisa lebih cepat membawa kesuksesan tanpa perlu lelah mengeluarkan tenaga yang berlebihan. Namun, banyak juga yang bekerja keras tanpa mengenal lelah dan percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Dari penjelasan di atas, kalian mungkin masih menimbang-nimbang antara menerapkan kerja keras atau kerja cerdas karena keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Untuk menjawab rasa penasaran kamu, kumparanWOMAN telah merangkum perbedaan antara kerja keras dan kerja cerdas. Simak selengkapnya di sini, ya!

Pengertian kerja cerdas

Ilustrasi perempuan karier. Foto: fizkes/Shutterstock
Dikutip dari Indeed, kerja cerdas mengacu pada kebiasaan untuk mencari solusi atau cara yang yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik. Biasanya orang-orang yang menerapkan kerja cerdas sangat memperhatikan kompetensi yang dimiliki. Mereka biasanya suka memperluas wawasan dengan membaca dan belajar.
ADVERTISEMENT
Mereka juga akan fokus pada kekuatan yang dimiliki sehingga bisa tampil menonjol di tempatnya bekerja. Meski suka dengan sorotan, mereka juga akan sangat berhati-hati dalam menyelesaikan pekerjaan.

Perbedaan kerja cerdas dan kerja keras

Ilustrasi kerja. Foto: Shutter Stock
Sementara itu, dikutip dari laman Spica, kerja keras merupakan salah satu kebiasaan yang tanpa sadar menjadi zona aman para pekerja. Jika kerja cerdas harus terus belajar tentang hal baru, kerja keras hanya perlu mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar.
Ketika menerapkan kerja keras, pola pikirmu tidak berkembang karena lebih mengasah fisik hingga terasa melelahkan dan membutuhkan tenaga yang besar. Dikatakan bahwa kerja keras jarang memberikan dampak yang signifikan terhadap kariermu.
Kamu bisa memanfaatkan otak untuk berpikir tanpa harus selalu mengeluarkan tenaga ekstra ketika bekerja. Singkatnya, aspek yang dibutuhkan saat menerapkan kerja keras adalah tenaga. Sementara kerja cerdas membutuhkan pikiran dan juga kecerdasan.
ADVERTISEMENT
Ketika menerapkan kerja keras, seseorang biasanya hanya fokus menyelesaikan pekerjaan dalam kuantitas sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan. Di sisi lain, kerja cerdas merupakan cara untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang paling baik.