Herpes pada Vagina, Apa Penyebabnya?

10 Desember 2023 17:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi herpes pada vagina. Foto: Siriluk ok/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi herpes pada vagina. Foto: Siriluk ok/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Herpes sering kali terjadi di area tubuh yang terbuka, seperti mulut dan wajah. Namun, bukan tidak mungkin herpes juga bisa muncul di area genital seperti vagina.
ADVERTISEMENT
Herpes merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya lepuh berwarna kemerahan yang berisi cairan. Biasanya, lepuh ini menimbulkan sensasi gatal, perih, dan panas seperti terbakar yang sangat tidak nyaman. Kebanyakan kasus herpes juga dimulai dengan bintil kecil yang tidak mencurigakan, sehingga sering kali seseorang tidak mengetahui jika ia menderita herpes.
Ada dua jenis herpes, yakni herpes simplex 1 (HSV-1) dan herpes simplex 2 (HSV-2) yang mana keduanya sama-sama sangat menular. Mengutip Cleveland Clinic, herpes genital biasanya disebabkan oleh virus herpes simplex 2 dan termasuk salah satu infeksi menular seksual (IMS).
Ilustrasi vagina. Foto: Arkom Suvarnasiri/Shutterstock
Herpes simplex 2 atau herpes genital menular lewat hubungan seksual. Meski penderitanya tidak menunjukkan gejala, mereka tetap bisa menularkan penyakit ini kepada pasangannya. Seperti dikutip dari Mayo Clinic, pada kasus yang jarang terjadi, seorang ibu juga bisa menularkan herpes genital pada anaknya saat melahirkan pervaginam.
ADVERTISEMENT
Terkadang, herpes genital juga menyebabkan gejala lain, seperti rasa nyeri saat buang air kecil, nyeri punggung bawah, hingga munculnya lendir berlebih dari vagina. Beberapa orang juga akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening yang kemudian menyebabkan demam.
Herpes genital yang awalnya hanya muncul di area vagina juga bisa menyebar ke tempat lain saat bintilnya sudah pecah. Biasanya herpes genital juga akan muncul di anus, pantat, serviks, hingga saluran uretra.
Herpes genital bisa menyerang semua orang yang aktif secara seksual, baik perempuan mau pun laki-laki. Seseorang lebih berisiko menderita herpes genital apabila sering berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom, memiliki riwayat infeksi menular seksual, hingga sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Ilustrasi herpes vagina. Foto: Doucefleur/Shutterstock
Herpes genital biasanya berlangsung antara dua hingga empat minggu sejak pertama kali terinfeksi. Namun karena area genital biasanya lembap –terutama jika perempuan sedang menstruasi– maka penyembuhan mungkin bisa lebih lama, Ladies. Saat masa penyembuhan, lepuh akan mengering dan berubah menjadi bentuk koreng pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, herpes baik tipe satu mau pun dua merupakan virus yang bisa bertahan di tubuh dalam jangka panjang. Oleh karenanya, penyakit ini termasuk kronis meski jarang menyebabkan kematian. Herpes bisa saja muncul kembali di masa depan, sementara pengobatannya hanya mengurangi frekuensi kekambuhan.
Kendati demikian, tak perlu khawatir, karena herpes genital tidak akan memengaruhi kesuburan kamu atau pun pasangan, ya, Ladies.