Women on Top December 2019, Hannah Al Rashid

Hannah Al Rashid Rela Tolak Tawaran Film Demi Dukung Keberagaman

31 Desember 2019 11:57 WIB
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hannah Al Rashid untuk program Women on Top kumparanWOMAN. Stylist: Anantama Putra, Makeup: Linda Kusumadewi, Busana: Fendi,Aksesori: Dior. Foto: Alan Mahirma Lars
zoom-in-whitePerbesar
Hannah Al Rashid untuk program Women on Top kumparanWOMAN. Stylist: Anantama Putra, Makeup: Linda Kusumadewi, Busana: Fendi,Aksesori: Dior. Foto: Alan Mahirma Lars
Siapa yang tak mengenal Hannah Al Rashid? Pemeran Nadya dalam film Ratu Ilmu Hitam garapan sutradara Kimo Stamboel ini sudah malang melintang di industri perfilman Tanah Air sejak delapan tahun lalu. Sebelum serius menjajaki dunia perfilman, perempuan 33 tahun ini dulunya mengawali karier sebagai model untuk video klip musik dan beberapa acara televisi.
Lahir dari keluarga campuran Prancis-Bugis membuat Hannah Al Rashid memiliki wajah kebarat-baratan atau sering disebut dengan 'wajah Indo' yang konon kata orang sangat mudah mendapatkan pekerjaan di industri hiburan. Meski ia sendiri tidak dapat memungkiri bahwa memang wajah Indo bisa membuka banyak peluang di Indonesia, namun bagi Hannah ternyata kenyataannya tidak begitu. Menurutnya wajah bule atau Indo yang ia miliki tak selamanya menguntungkan.
Hannah Al Rashid untuk program Women on Top kumparanWOMAN. Stylist: Anantama Putra, Makeup: Linda Kusumadewi, Busana: Fendi dan Sportsmax, Aksesori: Dior. Foto: Alan Mahirma Lars
“Saya disini memang dianggap sebagai Indo dan itu minoritas di Indonesia. Tapi di industri saya ternyata ada marketnya untuk itu. Jadi di satu sisi penampilan saya ini mungkin bisa mudah membuka pintu karena marketnya ada, tapi di sisi lain menjadi kutukan buat saya. Karena yang saya lihat saat ini, di Indonesia banyak film dengan cerita menarik berbasis soal etnis. Tapi wajah seperti saya yang Indo ini akan sulit merepresentasikan perempuan Jawa atau bahkan Bugis. Jadi wajah saya ini tidak selamanya menguntungkan,” ungkap Hannah kepada kumparanWOMAN beberapa waktu lalu saat sesi pemotretan untuk program Women on Top edisi Desember 2019.
Tak hanya itu, Hannah juga mengaku bahwa wajah dan perawakannya kerap dianggap sebagai sebagai standar kecantikan oleh masyarakat sebab ia memiliki kulit putih dan tubuh yang tinggi. Padahal menurutnya saat ini standar kecantikan di Indonesia sudah cukup berubah.
“Saat ini saya merasa standar kecantikan di Indonesia sudah berubah. Sudah semakin meluas dan balik lagi ke standar kecantikan Indonesia seperti dulu yang lebih mengedepankan Indonesian look. Selain itu, sekarang ini banyak juga brand kecantikan yang embrace tone warna kulit yang beragam, memilih brand ambassador yang memang lebih mewakili Indonesia,” jelas pemeran Elena dalam film The Night Come from Us ini.
Ia pun mencontohkan rekannya Tara Basro yang pernah didapuk oleh brand kecantikan sebagai brand ambassador. Seperti yang sudah banyak diketahui, Tara Basro merupakan salah satu selebriti dengan warna kulit sawo matang khas perempuan Indonesia.
“Meski saat ini Indonesia tengah terobsesi dengan kecantikan perempuan Korea yang menurut saya cukup jauh dari kita, tapi kita memang harus memperlihatkan bahwa wajah Indonesia itu memang bervariasi. Mungkin kita bisa mencontoh apa yang dilakukan Rihanna dengan brand kosmetik Fenty yang menghadirkan beragam shades untuk warna kulit yang berbeda-beda, itu sangat luar biasa. Jadi menurut saya isu ini memang cukup kompleks dan tidak segampang itu untuk diatasi secara keseluruhan. Namun sebagai perempuan Indonesia dengan kecantikan yang sangat berbeda-beda, kita harus menunjukkan keberagaman itu,” tutur Hannah.
Oleh karena itu, Hannah sendiri tidak segan untuk menolak tawaran film demi mendukung isu-isu keberagaman. Ia akan menolak jika ada casting film yang menuntutnya untuk menjadi gadis Jawa yang menurut Hannah tidak masuk akal karena wajah Indo-nya tidak cocok untuk merepresentasikan perempuan Jawa.
“Salah satu cara saya untuk terlibat dalam menunjukkan keberagaman itu ya saya harus tahu diri kalau misalnya ada casting film. Saya banyak menolak tawaran film yang menurut saya tidak masuk akal karena dengan wajah seperti ini saya harus memerankan karakter gadis desa dari Jawa. Menurut saya itu tidak masuk akal, jadi saya menolak karena saya harus menjadi diri saya sendiri dan otentik karena tidak mungkin wajah Indo seperti saya bisa. Walaupun itu berarti saya menolak pekerjaan, tapi itu tidak penting. Karena stay true and authentic itu lebih penting,” jelasnya dengan tegas.
Hannah Al Rashid untuk program Women on Top kumparanWOMAN. Stylist: Anantama Putra, Makeup: Linda Kusumadewi, Busana: Sportsmax, Aksesori: Dior. Foto: Alan Mahirma Lars
Ia bahkan tak akan ragu untuk merekomendasikan tawaran tersebut kepada rekannya yang memang dirasa lebih cocok memerankan tokoh tersebut. “Kalau ada teman yang lebih cocok saya akan bilang. Kenapa mereka tidak memilih Tara Basro misalnya yang lebih cocok atau aktor lain. I feel like it’s important for us to support each other. Perempuan di industri ini terlalu sering dipaksa untuk menjatuhkan, saya tidak mau jadi bagian dari itu,” tutup Hannah Al Rashid.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten