Hadapi Quiet Firing di Tempat Kerja dengan 5 Langkah Berikut

28 September 2022 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah marak beredar quiet quitting di tempat kerja, baru-baru ini muncul istilah quiet firing. Dikutip dari The Washington Post, quiet firing dilakukan oleh perusahaan atau atasan yang tidak dapat memecat kamu secara langsung sehingga mereka kerap membuat pekerjaan jadi tidak menyenangkan dan kamu jadi merasa tidak diuntungkan atau dihargai.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, tindakan tersebut mendorong kamu untuk memutuskan keluar dari pekerjaan. Jika kamu merasakan tanda-tanda seperti itu, jangan panik dulu, ya, Ladies. Cobalah untuk melihat kinerja kamu dan pertimbangkan apakah memang kamu memiliki kinerja yang buruk.
Selain itu, apakah kamu sudah merasa memberikan output yang lebih rendah dari gaji yang kamu terima? Jika tidak merasa demikian, mungkin saja kamu sedang mengalami tanda-tanda quiet firing. Biasanya quiet firing dilakukan secara sepihak dengan berbagai alasan, salah satunya untuk menghemat anggaran perusahaan.
Nah, bagi Ladies yang tengah merasakan ketidakadilan di tempat kerja dan mengarah pada kondisi quiet firing, kamu bisa menerapkan langkah-langkah berikut ini. kumparanWOMAN telah merangkumnya dari CNN NEWS 18. Simak selengkapnya, ya, Ladies.
ADVERTISEMENT

1. Dokumentasikan segala hal terkait pekerjaan

Ilustrasi perempuan karier. Foto: fizkes/Shutterstock
Kamu perlu menyimpan segala berkas dan dokumen penting terkait pekerjaanmu. Hal ini guna mencegah terjadinya kesalahan komunikasi serta informasi yang kamu terima dari perusahaan. Sebaiknya, dokumentasikan juga segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan kamu ya, Ladies.
Untuk menghadapi quiet firing ini, kamu perlu memiliki data atau dokumen pendukung yang kuat untuk membuktikan tindakan kamu di tempat kerja. Selain itu, kamu juga bisa menjadi karyawan yang dapat diandalkan jika sewaktu-waktu terjadi peristiwa mendesak terkait dokumen tersebut.

2. Cari solusi dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi

Jika sudah melakukan konsultasi terkait quiet firing dengan atasan langsung dan tidak berhasil, maka langkah selanjutnya yang bisa kamu coba adalah dengan berbicara pada orang yang kedudukannya lebih tinggi. Bisa saja atasan kamu sedang memiliki masalah personal sehingga turut menyebabkan kamu berada dalam situasi menyulitkan tersebut. Membawa persoalan ini ke atasan mungkin bisa memberikan solusi serta jawaban yang kamu butuhkan.
ADVERTISEMENT

3. Berani speak up

Ilustrasi perempuan karier Foto: Shutter Stock
Apabila berkomunikasi dengan manajemen perusahaan terasa menyulitkan, maka kamu bisa mencari alternatif lain. Misalnya dengan mencari kelompok serikat pekerja atau karyawan yang bisa membantu Ladies menyampaikan pendapat kepada otoritas yang tepat. Di samping itu, hal ini juga bisa membuatmu lebih memahami hak-hak sebagai karyawan agar tidak dieksploitasi oleh perusahaan.

4. Cek dan pahami kembali peraturan perusahaan

Meskipun kamu sudah membaca protokol perusahaan saat menjadi karyawan baru, tapi tidak ada salahnya untuk kembali memeriksa peraturan tersebut lebih lanjut. Untuk menghadapi quiet firing, tentunya kamu harus memahami dengan baik apa saja aturan-aturan dan manfaat yang harus kamu terima dari perusahaan. Protokol ini juga akan memudahkan kamu dalam bekerja dengan cara yang tepat.
ADVERTISEMENT

5. Cobalah untuk membangun hubungan baik di tempat kerja

Ilustrasi perempuan karier berdiskusi di kantor. Foto: Shutterstock
Membangun hubungan yang baik di tempat kerja sangatlah penting. Memiliki hubungan dengan rekan kerja akan memudahkan kamu saat membangun karier dan menjadi motivasi tersendiri dalam bekerja. Hal ini yang akan menguatkan apabila kamu mengalami tindakan quiet firing oleh atasan. Maka dari itu, cobalah untuk membangun hubungan di tempat kerja pada tiap kesempatan, tidak hanya dengan atasan saja, tapi juga dari rekan kerja.