3 Hal yang Harus Dimiliki Perempuan bila Ingin Menjadi Pemimpin

4 Mei 2021 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehadiran pemimpin perempuan semakin hari semakin meningkat. Hal ini terbukti dari meningkatnya persentase perempuan yang memimpin posisi strategis pada sebuah perusahaan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menjadi seorang pemimpin perempuan diperlukan persiapan yang matang. Jangan sampai, kita menjadi gegabah dan akhirnya menjadi bingung untuk memimpin perusahaan. Hal ini pun dituturkan oleh Fransisca Krisantia Nugraha, Executive Vice President Consumer Goods Blibli.
Dalam bincang-bincangnya dengan kumparanWOMAN beberapa waktu lalu, perempuan yang akrab disapa Kris ini menjelaskan bahwa ada tiga kualifikasi atau persyaratan yang harus dimiliki perempuan bila ingin menjadi seorang pemimpin. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.

1. Mampu menjalani multitasking

com-Ilustrasi ibu multitasking. Foto: Shutterstock
Perempuan yang sudah 10 tahun lebih bekerja di Blibli ini mengatakan, menjadi seorang pemimpin perempuan harus memiliki keahlian multiperan. Dengan keahlian ini, kita bisa menempatkan diri sekaligus membagi waktu antara pekerjaan dan urusan keluarga.
"Sebetulnya perempuan dari awal sudah dituntut untuk bisa melakukan multiperan. Dengan menjadi pemimpin, kita tidak bisa melepaskan tanggung jawab lain, terutama untuk yang sudah berkeluarga dan punya anak. Kita dituntut untuk bisa multitasking dan membagi waktu dengan baik. Jadi, bila perempuan ingin menjadi pemimpin, saya rasa kita harus bisa mengatur waktu seadil-adilnya," ujar Kris pada kumparanWOMAN.
ADVERTISEMENT

2. Ada keinginan untuk mencoba dan terus berusaha

Ilustrasi perempuan bekerja seharian di kantor Foto: Shutterstock
Selain harus bisa menjalani multitasking dan multiperan, seorang perempuan harus memiliki keinginan untuk mencoba dan terus berusaha. Meski nantinya gagal atau tidak berhasil, Kris menyarankan untuk jangan patah semangat dan tetap meniti karier walau banyak rintangan datang dari orang terdekat.
"Misalnya nih kita sudah maju di karier, terus nikah dan punya anak. Ketika mau kerja, eh anak nangis dan akhirnya kita nggak tega. Nah disitulah, persistency dibutuhkan. Bagaimana caranya agar tetap bisa persistent? Mungkin kita bisa cari cara lain, cari pekerjaan yang waktunya lebih fleksibel atau mungkin melakukan wirausaha," lanjut Kris lagi.

3. Berani meminta bantuan

Ilustrasi ibu melakukan multitasking Foto: Shutterstock
Menjadi seorang pemimpin perempuan bukan berarti kita diharuskan untuk mengerjakan seluruh pekerjaan seorang diri. Menurut ibu satu anak ini, tak ada salahnya meminta bantuan orang lain ketika kita sudah tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan multiperan dan membutuhkan bantuan atau dukungan dari orang lain.
ADVERTISEMENT
"Saya pun mengalami ini saat melahirkan anak pertama. Sulit sekali bagi waktunya. Awal-awal baru punya anak saya sering berpikir untuk resign, tapi saya tetap persistent dan meminta bantuan dari keluarga, sehingga saya bisa jalani karier sampai sekarang. Menurut saya, jalani saja semuanya dan minta bantuan bila sudah tidak sanggup. Get up and do it again," demikian ujar Fransisca Krisantia Nugraha.