Wisatawan China Paling Banyak Berlibur ke Likupang, Sulawesi Utara

29 November 2019 13:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Pesona indahnya Pulau Lihaga. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesona indahnya Pulau Lihaga. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Likupang, Sulawesi Utara, kini menjadi destinasi wisata yang tengah fokus dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata. Masuk dalam satu dari lima destinasi wisata super prioritas, Likupang menyimpan banyak pesona alam yang memanjakan wisatawan, baik dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran, setiap tahunnya semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Likupang, tak terkecuali wisatawan China. Bahkan, wisatawan China saat ini masih menduduki peringkat pertama yang paling banyak datang ke Likupang.
Wakil Gubernur Sulut, Steven Octavianus Estefanus Kandouw. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Semua wisatawan paling banyak datang dari China. Setiap tahunnya terjadi peningkatan," ujar Steven Octavianus Estefanus Kandouw, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, ketika berbincang dengan kumparan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Jumat (29/11).
Karakter Likupang yang dikelilingi pantai cantik dengan perairan yang jernih juga menjadi alasan mengapa banyak wisatawan China yang berkunjung ke sana.
"(Wisatawan) China paling suka berenang di air asin. 400-700 orang datang setiap tahunnya untuk menikmati air asin," ungkap Steven.
Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Menurut Steven, wisatawan China bahkan bisa menghabiskan uang minimum 15 juta hanya untuk snorkeling atau diving.
ADVERTISEMENT
"1 tahun 500 orang berenang di air asin, minimum Rp 15 juta spending money dan bukan highend. (Kalau) highend bisa Rp 50 juta," katanya.
Kapal-kapal yang tengah bersandar. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Sementara itu, untuk mengakomodir banyaknya wisatawan China yang berkunjung ke Likupang, Pemprov Sulawesi Utara bekerja sama dengan tour operator sekitar. Dalam kerja sama itu, mereka membebaskan tour operator merancang trip, tetapi tetap harus dengan pengawasan pemprov.
"Semua tour operator di bawah pemprov. Jadi, dua hari bebas (menentukan destinasi) dan dua hari kita yang atur. Kita awasi 100 persen, jika melanggar maka dibubarkan," terang Steven.
Selain China, saat ini beberapa wisatawan yang mulai banyak berkunjung ke Likupang juga berasal dari Jerman, Prancis, Inggris, dan Singapura. Banyaknya wisatawan luar negeri yang mulai datang ke Likupang membuat pertumbuhan pariwisata mereka meningkat lebih baik dan menghasilkan pendapatan hingga Rp 4 triliun.
ADVERTISEMENT