Tradisi Ekstrem Para Wanita Suku Karen, Panjangkan Leher untuk Pikat Pria

28 Juni 2020 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanita suku Karen menggunakan kalung bundar berbahan kuningan di lehernya Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Wanita suku Karen menggunakan kalung bundar berbahan kuningan di lehernya Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Thailand memiliki berbagai suku seperti halnya Indonesia. Salah satu suku yang mempunyai tradisi menarik di sana ialah Suku Karen.
ADVERTISEMENT
Suku Karen menghuni Thailand bagian utara. Tradisi yang paling mencolok di sana adalah setiap wanita diwajibkan untuk memanjangkan lehernya menggunakan tumpukan kawat.
Di sana, ada anggapan bahwa leher yang panjang menjadi daya tarik wanita bagi para pria. Alhasil, para wanita kerap memanjangkan lehernya sejak masih remaja agar terlihat lebih cantik di mata pria.
Suku Karen sedang menyambut tamu yang datang berkunjung Foto: Shutterstock
Mereka tidak boleh melepaskan kawat yang mengelilingi lehernya meski sedang beraktifitas. Kawat ini baru akan dilepaskan ketika sang wanita menikah, melahirkan, meninggal dunia, atau saat dibersihkan.
Tak hanya di leher, mereka juga memasang kawat kuningan ini dibagian kakinya. Ketika usia mereka bertambah maka jumlah kawat yang dipasang di lehernya juga akan semakin banyak.
Berat dari kalung kawat ini akan mendorong tulang selangka turun dan menekan tulang rusuk. Sehingga, otomatis leher akan menjadi lebih panjang dari waktu ke waktu.
Wanita suku Karen sedang menenun kain Foto: Shutterstock
Konon, kalung dari kawat ini juga dapat menghindarkan para wanita dari binatang buas. Terlebih, pada zaman dahulu, Suku Karen kerap hidup berpindah-pindah di area pelosok dan memungkinkan mereka untuk bertemu dengan binatang buas.
ADVERTISEMENT
Kawat yang mereka gunakan berasal dari kuningan. Jadi, kawat tersebut tidak membahayakan dan tak akan berkarat sehingga mereka bisa memakainya selama mungkin.
Laporan Hutri Dirga Harmonis
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.