Saat Qatar Banjir Turis di Piala Dunia 2022 Jadi Malapetaka untuk Unta-unta

30 November 2022 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Unta Foto: Reuters/Naseem Zeitoon
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Unta Foto: Reuters/Naseem Zeitoon
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Piala Dunia 2022 saat ini tengah berlangsung di Qatar. Secara otomatis, perhelatan tersebut meningkatkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Setidaknya Qatar telah menerima lebih dari 1 juta turis hingga saat ini. Hal tersebut bisa tercapai dengan usaha yang diberikan Qatar dan dibantu oleh negara-negara tetangganya.
Demi meningkatkan pariwisata, Qatar juga ikut mempromosikan kegiatan lokal, termasuk menunggang unta. Permintaan menunggang unta mengalami lonjakan permintaan sejak Piala Dunia dimulai pada 20 November 2022 lalu.
Dilansir Fox News, para penggembala unta tentu memanfaatkan momentum tersebut demi meningkatkan bisnis mereka.
Ilustrasi Unta Foto: Reuters/David W Cerny
Kepada AP News, sebuah perusahaan mengatakan bahwa mereka telah merasakan peningkatan jumlah turis yang menunggang unta setiap harinya.
Biasanya hanya 20 orang pada hari kerja dan 50 orang pada akhir pekan yang ingin merasakan atraksi lokal tersebut. Namun, saat Piala Dunia 2022, di pagi hari permintaan menunggang kuda meningkat hingga 500 orang, dan 500 lainnya di malam hari.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak uang yang masuk. Terima kasih Tuhan, tapi ini banyak tekanan," kata penggembala unta, Ali Jaber al Ali.
Hal tersebut juga membuatnya memiliki 60 unta yang tadinya hanya 15 ekor. Namun, akibat terlalu banyak permintaan, tentu hal tersebut juga mengorbankan fisik dari unta. Sebab, mereka jadi memiliki waktu istirahat yang hanya sedikit dibandingkan biasanya.
Ilustrasi unta Foto: REUTERS/Faisal Al Nasser
Awalnya, seekor unta beristirahat sekitar 10-30 menit. Kini, karena antrean turis, hewan-hewan tersebut ditunggangi 15-40 orang tanpa istirahat sama sekali. Hal ini juga yang akhirnya membuat aktivis hak hewan tidak senang dan melihatnya sebagai eksploitasi.
“Pencambukan, pemukulan, cedera, dan kelelahan adalah norma di mana pun hewan dipaksa untuk mengangkut turis. Apakah itu unta yang membawa orang dalam panas terik di Qatar atau Giza, kuda yang menarik kereta melalui jalan-jalan yang tersumbat di Kota New York , atau keledai yang mengangkut ratusan orang," ujar Manajer Hubungan Media di PETA, Catie Cryar.
ADVERTISEMENT
"PETA mengingatkan para pengunjung Piala Dunia dan seluruh dunia bahwa tidak ada panti jompo bagi hewan-hewan ini, yang dikirim saat mereka sudah tidak berguna lagi. Jadi, cara terbaik untuk membantu mereka adalah dengan menolak untuk ditunggangi," tambahnya.