Okupansi Hotel di Jember Meningkat Tajam Selama Pagelaran JFC 2019
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Teguh Prayitno, okupansi hotel dan restoran mengalami peningkatan, begitu juga pusat oleh-oleh yang ramai diserbu pengunjung.
“Okupansi meningkat tajam hingga 100 persen dari hari biasanya. Ini ke depan harus dipertahankan bagaimana caranya agar dapat memperpanjang masa hunian bagi wisatawan yang datang,” kata Teguh, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan.
Lebih lanjut, Teguh berharap pemerintah dapat membuat lebih banyak event serupa, sehingga masyarakat bisa merasakan dampak dari ajang tersebut.
“Selama ini, Jember kekurangan event, yang terbesar baru JFC. Kami berharap ada JFC lainnya di sini,” imbuh Teguh.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kemenpar Esthy Reko Astuty, mengatakan bahwa pemerintah pusat akan selalu mendorong agar daerah membuat peluang-peluang event baru seperti Jember Fashion Carnaval .
“Tidak mudah memang. Namun, kesuksesan dari JFC yang sudah mendunia bisa menjadi semangat tersendiri,” kata Esthy.
ADVERTISEMENT
Esthy pun menjelaskan pemerintah sangat berterima kasih pada Dynand Fariz selaku penggagas JFC. Meskipun Dynand telah berpulang, ia memastikan karnaval tingkat internasional ini akan terus dilaksanakan sebagai event tahunan. Gelaran JFC tahun ini pun dipersembahkan bagi penggagas JFC, ‘A Tribute to the Maestro, Dynand Fariz’.
"Satu tahun yang lalu, Dynand sudah membuat video yang diunggah ke YouTube. Almarhum berpesan, ada atau tidak adanya dirinya, JFC harus tetap berjalan dan menjadi kebanggaan Indonesia. Dengan JFC, Indonesia layak bersaing dengan karnaval dunia," ujar Esthy.
Ia menegaskan, pemerintah telah sepakat untuk menjaga event yang diwariskan Dynand tersebut. Saat ini, JFC bahkan masuk dalam 10 besar CoE Kemenpar 2019, dan menjadi karnaval terbaik di Indonesia. Esthy juga berharap, prestasi ini nantinya menular ke daerah-daerah lain di Tanah Air.
"Sesuai dengan hasil perbincangan salah satu kurator CoE Taufik Razen dengan almarhum Dynand Fariz sebelum meninggal, ia berkeinginan agar JFC 2020 mengangkat tema khayangan yang menampilkan semacam dewa-dewi. Mudah-mudahan itu bisa direalisasikan tahun depan," ungkap Esthy.
ADVERTISEMENT
Dalam JFC ke-18 ini, tema yang diambil ‘Tribal Grandeur’ atau ‘Keagungan Suku-suku Bangsa’. JFC 2019 mengangkat suku bangsa yang ada di dunia dengan melibatkan lebih dari 6 ribu peserta karnaval.
Delapan defile suku bangsa ditampilkan secara utuh dan lebih komplet. Ada Aztec dari Meksiko, Mongol dari Mongolia, Zulu dari Afrika Selatan, Viking dari Norwegia, Karen dari Thailand, Polynesia, serta Indonesia yang diwakili Suku Minahasa dari Sulawesi Utara dan Hudoq dari Kalimantan Timur.
JFC 2019 juga lebih spesial dari tahun-tahun sebelumnya, karena kali ini diikuti pula oleh Anne Avantie. Desainer papan atas Indonesia yang akrab disapa Bunda Anne itu hadir memberikan suntikan semangat baru untuk JFC 2019. Ia bahkan membawa 25 karya yang diberinya tema 'Selalu di Hati'. Selain itu, ada pula Cinta Laura yang hadir sebagai Duta JFC 2019 dengan kostum megahnya yang bertema Dayak.
ADVERTISEMENT
Siap menantikan Jember Fashion Carnaval 2020?