Merasakan Suasana Salat Jumat di Masjid Guangta, Guangzhou

16 Desember 2019 9:26 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di luar Masjid Guangta, China. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di luar Masjid Guangta, China. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih membahas sejumlah keistimewaan negara China, berbagai destinasi yang menarik ditawarkan ketika mengunjungi beberapa wilayah di bagian selatan negeri yang dikenal dengan sebutan tirai bambu ini.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk para wisatawan Muslim, mungkin sekali-sekali bisa mengunjungi Masjid Guangta yang berada di kota Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Tentunya, masjid ini lokasinya tak jauh dari makam tokoh penyebaran islam di China, Abbi Waqqas.
Suasana di luar Masjid Guangta, China. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
kumparan yang diajak rombongan G-Tour Group dalam agenda Muslim tour beberapa waktu lalu menyempatkan diri melihat eksistensi kaum Muslim yang berkumpul di lokasi ini.
Rombongan pun memasuki gerbang kecil yang mengantarkan ke lorong menuju ruang utama. Beberapa wisatawan lainnya pun tampak ramah menyapa, sembari saling mengucapkan salam.
Sebelum mencapai gedung utama masjid, para wisatawan harus melewati halaman terbuka. Saat itu, tampak beberapa pengurus masjid yang tengah bersiap karena sebentar lagi halaman itu akan dipenuhi wisatawan Muslim lainnya yang akan melaksanakan salat Jumat.
Suasana di dalam Masjid Guangta, China. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Hingga pada akhirnya, rombongan masuk ke ruang utama masjid tersebut. Suasana terasa sejuk, beberapa sudut dinding tampak bertuliskan kaligrafi bahasa arab.
ADVERTISEMENT
Terlihat pula beberapa wisatawan yang sekadar berzikir sebelum salat dimulai. Tak ada kata yang keluar, cukup rasa kagum bagi para wisatawan yang berada di lokasi istimewa ini.
Suasana di luar Masjid Guangta, China. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Ada sejumlah perbedaan salat jumat di masjid ini dengan masjid-masjid lainnya yang ada di Indonesia. Seperti ceramahnya yang menggunakan bahasa Mandarin dan digabung dengan bahasa Arab.
Perbedaan lainnya berkaitan waktu salat yang mengharuskan wisatawan menunggu beberapa menit. Sebab, salat dimulai sekitar pukul 13.45 WIB.
"Kayaknya emang harus nunggu lebih lama, saya juga kaget. Ini pertama kalinya datang ke sini," kata Rio, wisatawan asal Indonesia saat berbincang bersama kumparan.
Usai salat Jumat, rombongan G-Tour dan wisatawan lainnya menyempatkan diri membeli makanan di depan gerbang Masjid Guangta, Guangzhou, China. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Namun, ada pula persamaan yang sempat menarik perhatian. Hal itu ketika salat Jumat berakhir. Sama seperti di Indonesia, ada banyak pedagang menjajakan barang dagangan berupa makanan khas seperti manisan di luar halaman masjid.
ADVERTISEMENT
Alhasil, banyak wisatawan yang selesai salat tertarik untuk membeli makanan itu. Harganya pun cukup beragam sekitar puluhan yuan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, para wisatawan Muslim di daerah ini kebanyakan berasal dari negara-negara Arab, Afrika hingga India.