Menikmati Potongan Surga di Phi Phi Island, Thailand

1 September 2018 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Phi Phi Island di Thailand selama ini dikenal sebagai lokasi syuting film The Beach. Keindahan alamnya yang sering disebut sebagai 'surga kecil' mengusik rasa penasaran kumparanTRAVEL untuk berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, akhirnya kumparanTRAVEL berkesempatan mengikuti one day tour menuju ke salah satu destinasi terkenal di Thailand ini. Kami mencoba paket one day tour yang dipesan dari Miss Ladda seharga 1.500 Bath atau sekitar Rp 680 ribu.
Sekitar pukul 07.45 waktu setempat, driver van dari pihak travel sudah siap menjemput kami di lobby penginapan di daerah Patong Beach. Di dalam mobil sudah ada tiga orang peserta tour asal Indonesia, satu asal Jamaika, dan sepasang dari Amerika Serikat. Kami, menjadi yang terakhir dijemput.
Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
Perjalanan dari Patong Beach menuju ke dermaga sekitar 45 menit. Sampai di dermaga, kami langsung dibagi gelang penanda grup yang dibedakan berdasarkan warna. Satu grup berisi sekitar 42-45 orang. Kami masuk di grup purple.
ADVERTISEMENT
Spicy, sang pemandu wisata, langsung mempersilakan kami untuk beristirahat sejenak sembari menyantap kue, jus jeruk, kopi, atau teh. Setelah seluruh persiapan selesai, ia lalu mengumpulkan kami untuk briefing.
“Saat ini sudah masuk musim Monsun (angin Muson). Jadi terkadang cuaca tiba-tiba buruk, tapi beberapa menit kemudian cerah lagi. Perjalanan kita mungkin agak memualkan saat cuaca memburuk,” jelas Spicy, sambil menunjuk sekeranjang obat anti-mual yang bisa diambil dengan gratis.
Jernihnya air laut di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Jernihnya air laut di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
Setelah diberi arahan, kami langsung diminta masuk ke dalam kapal speadboat yang akan menuju tempat pemberhentian pertama; Khai Nai Island. Perjalan menuju pulau kecil tersebut ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Cukup untuk menyambung tidur semalam.
Di Khai Island, ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan. Mulai dari snorkling, memberi makan ikan, jetski, hingga diving. Jika masih malas melakukan apa-apa, duduk santai sambil menikmati keindahan alam juga sudah cukup menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Untuk snorkling, bisa dilakukan dengan alat yang sudah disediakan oleh penyedia tour. Setelah kacamata dan life-jacket terpasang, kita bisa mulai ber-snorkling ria dari tepi pantai!
Sedangkan untuk diving, setiap kelompok tour masing-masing hanya diberi lima tiket saja. Satu tiket diberi harga tambahan sekitar 500 Baht atau setara Rp 115 ribu. Bagi yang tidak bisa berenang, tidak perlu khawatir karena kegiatan diving ini didampingi penyelam profesional yang dijamin keamanannya.
Perahu di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Perahu di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
Setelah satu setengah jam berada di Khai Nai Island, perjalanan dilanjutkan menuju Phi Phi Islands. Phi Phi sebenarnya terdiri dari dua pulau; Phi Phi Leh dan Phi Phi Don.
Sayang, seharusnya kami bisa menepi di Maya Beach, Phi Phi Leh, tempat Leonardo DiCaprio beradu peran di film The Beach. Namun, tempat ini ditutup oleh pemerintah setempat selama musim angin muson.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kami masih diperbolehkan untuk menikmati keindahan alam dari atas kapal. Agak kurang puas memang, tapi karena keindahan alam yang luar biasa, rasanya sudah cukup menyenangkan.
Setelah sekitar 10 menit, kapal lalu membawa kami ke daerah Loh Samah Bay untuk snorkling. Spicy lalu membagikan peralatan kepada siapapun yang ingin berenang dan menyapa ikan-ikan.
“Ingat, setelah naik langsung kembalikan dan lapor ke aku. Sebab jika hilang atau rusak, harga satu kacamata ini adalah 1000 Baht. Dan aku tidak ingin merusak suasana bahagia karena kesalahan semacam itu,” kata Spicy dengan tegas.
Deretan Perahu di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Deretan Perahu di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan )
Waktu yang diberikan untuk snorkling adalah satu jam. Meski cukup lama, namun pengalaman berenang di air yang jernih dan menyapa ikan-ikan cantik membuat waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa, Spicy mulai memanggil kami kembali ke kapal.
ADVERTISEMENT
Sambil menuju ke Phi Phi Don, kapal kami merapat ke Viking Cave, atau rumah tenda yang dijadikan tempat tinggal kaum gipsy sejak ratusan tahun lalu. Berada di tebing karang, pasak-pasak bambu tampak mencuat di beberapa tempat. Sekilas, mirip seperti bangkai kapal yang terbengkalai.
“Mereka adalah kaum gipsy yang tinggal di sini. Sehari-hari mereka hidup dari berlayar dan mengumpulkan, serta mengolah sarang burung walet. Jadi kalau kalian melihat ada yang berjalan-jalan di tebing ini, jangan ragu menyapa,” jelas Spicy.
Sebuah pengalaman yang cukup unik, karena sejujurnya kami belum pernah melihat secara langsung kaum gipsy di lautan seperti ini. Hampir 15 menit mengamati, sayang kami tidak melihat ada tanda-tanda manusia di sekitar viking cave.
ADVERTISEMENT
Kapal lalu melanjutkan perjalanan dan menepi di Monkey Island. Seperti namanya, kami bisa melihat monyet-monyet liar yang bermain di tepi tebing karang. Berkali-kali Spicy mengingatkan agar kami berhati-hati dengan para monyet liar itu.
“Terkadang mereka bisa melompat ke dalam kapal. Jika itu terjadi, tolong jangan panik dan usahakan tidak ada kontak dengan mereka. Mereka liar dan kita tidak tahu penyakit apa yang mereka bawa,” tegas Spicy mengingatkan.
Karena sudah lapar, kami lalu melanjutkan perjalanan ke lokasi terakhir; Phi Phi Don yang juga dikenal sebagai ‘pulau besar’. Menariknya, sekitar 80 persen penduduk di Phi Phi Don adalah Muslim. Jadi, jangan takut mencari makanan halal di pulau ini.
Wisata air di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata air di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
Ketika kapal berlabuh di dermaga Phi Phi Don, kami langsung diarahkan menuju ke restoran. Makanan sudah disiapkan dan bisa diambil dengan cara prasmanan.
ADVERTISEMENT
“Bagi yang Muslim, tenang saja, semua makanan di sini halal. Bisa dijamin kehalalannya. Sedangkan untuk yang vegetarian, silakan menuju ke meja paling ujung, kami punya menu vegetarian,” kata Spicy.
Beragam menu yang disajikan sebenarnya cukup lengkap. Ada nasi putih, kari ayam, cah sayur, sup asam-manis, spageti, ayam goreng, dan kentang. Untuk minumannya disediakan jus jeruk, teh, kopi, dan air mineral dingin. Selain itu, ada juga semangka dan nanas.
Sejujurnya, selama berada di Thailand, makanan di Phi Phi Island adalah yang paling enak. Mungkin karena rasanya tidak terlalu berbeda dengan selera lidah Indonesia.
Pasir putih di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasir putih di Phi Phi Island (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
Setelah makan, kami memutuskan untuk berkeliling pulau. Namun, niat kami terhenti setelah berjalan sekitar 500 meter, karena terpaku pada angle cantik di sepanjang lepas pantai.
ADVERTISEMENT
Sebuah kapal tradisional yang menepi membuat kami sadar betapa jernih dan bersih air di Phi Phi Don. Saking jernihnya, bayangan kapal tampak memantul dan menimbulkan efek ‘melayang’. Cantik sekali.
Tak terasa, waktu satu setengah jam yang diberikan berlalu begitu cepat. Spicy, dengan suaranya yang menggelegar, memanggil anggota grupnya dan meminta agar kami segera kembali ke kapal.
Mesin kapal mulai menyala, perlahan Phi Phi Island mulai menjauh. Kami hanya bisa memandanginya dari buritan kapal sambil terus berdecak kagum. Sampai bertemu lagi, kepingan surga.