Mengenal Diwali, Tradisi Festival Cahaya di India yang Sebabkan Polusi Udara

20 November 2020 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah orang mengendarai perahu melintasi sungai Yamuna saat kereta metro terlihat melintas di New Delhi, India, Minggu (15/11). Foto: Adnan Abidi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah orang mengendarai perahu melintasi sungai Yamuna saat kereta metro terlihat melintas di New Delhi, India, Minggu (15/11). Foto: Adnan Abidi/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wilayah India Utara diselimuti udara beracun sejak Minggu (15/11) pagi setelah perayaan Diwali, festival cahaya Hindu. Pencemaran udara beracun tersebut berasal dari petasan, padahal penggunaannya sudah dilarang oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, kabut tebal yang menyelimuti New Delhi itu memiliki tingkat polusi rata-rata melebihi 9 kali lipat dari ambang batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal, sebenarnya telah melarang penggunaan dan penjualan petasan sebelum Diwali. Namun, kebijakan ini sulit diterapkan.
Banyak petasan dan kembang api dinyalakan di ibu kota hingga Minggu (15/11) pagi. Akibatnya, warga dan pencinta lingkungan ramai-ramai mengeluh sulit bernapas dan mata yang pedih di media sosial.
Lalu, apakah makna perayaan Happy Diwali di India yang dirayakan setiap tahunnya itu?
Para penari India beraksi di Trafalgar Square London, Inggris. Foto: REUTERS/Henry Nicholls
Diwali, yang dikenal pula dengan istilah Deepawali, Deepavali, atau Dipavali, adalah tradisi perayaan festival cahaya bagi pemeluk Hindu, juga beberapa agama atau kepercayaan lainnya, khususnya di India. Ada sejumlah fakta terkait sejarah peringatan hari besar keagamaan ini. Peringatan ini dirayakan pada bulan Aswayuja menurut kalender Caka Hindu atau sekitar bulan Oktober hingga November.
ADVERTISEMENT
Diwali adalah perayaan kemenangan kebaikan (dharma) atas keburukan (adharma). Kebaikan dilambangkan dengan cahaya, sedangkan kejahatan digambarkan dengan kegelapan. Karena itulah, perayaan ini identik dengan lampu dan cahaya.
Ciri khas dari perayaan ini adalah gemerlapnya cahaya yang menjadi perlambangan suka-cita, sekaligus harapan bagi kehidupan dan manusia. Hari Diwali kerap pula identik dengan Festival Cahaya.
Perayaan ini diramaikan dengan kegembiraan, termasuk menyalakan berbagai sumber penerangan, dari lampu tradisional atau diya, lampu warna-warni, lampion, lilin, bahkan kembang api. Frank Salamone dalam Encyclopedia of Religious Rites, Rituals and Festivals (2004) mengungkapkan, selama perayaan Diwali, seluruh kuil, rumah, toko, gedung kantor, dan berbagai bangunan lainnya diterangi dengan cerah.
Festival Diwali di Ayodhya, India Utara. Foto: REUTERS/Pawan Kumar
Tak hanya meriah dengan cahaya, Diwali juga menjadi hari besar bagi umat yang merayakannya. Semua orang menyebarkan kebahagiaan dengan memakai pakaian baru, berbagi makanan atau permen, dan banyak kegiatan menyenangkan lainnya.
ADVERTISEMENT
Diwali biasanya berlangsung selama lima hari berturut-turut dan diisi dengan beragam perayaan. Ada Dhanatrayodashi, Naraka Chaturdashi, Lakshmi Puja, Bali Pratipada, dan Govardhan Puja, serta Yama Dwitiya atau Bhaiduj.
Hari pertama festival Diwali dinamakan Vasu Daras yang diperuntukkan bagi hewan suci umat Hindu, yakni sapi. Hari kedua yaitu Dhan Teras dianggap sebagai hari paling baik untuk membeli benda berharga seperti emas dan perak. Ini juga merupakan hari di mana masyarakat memperingati munculnya Dewa Dhanvantari dari samudera.
Ilustrasi Merayakan Festival Diwali di India Foto: Shutter Stock
Hari ketiga disebut Naraka Chaturdashi untuk memperingati momen Dewa Krisna membunuh raksasa Narakasura. Peristiwa ini menjadi puncak Diwali dan diisi dengan membuat Rangoli atau seni melukis.
Hari keempat adalah Laksmi Puja. Di hari ini masyarakat memberikan pemujaan pada Dewi Laksmi (pembawa kesejahteraan) dan Dewa Ganesha (pembawa keberuntungan).
ADVERTISEMENT
Terakhir ada perayaan Bali Pratipada untuk merayakan kemenangan Dewa Krisna. Di mana Dewa Krisna menyelamatkan rakyat dan sapi dari bencana banjir dan membawa mereka ke Bukit Govadhana.
Festival Diwali sangat kental dikaitkan dengan mitologi Hindu, seperti kisah kembalinya Dewa Rama, istrinya Dewi Sinta Devi dan saudara laki-laki Laksmana. Mereka kembali ke negara asalnya, Ayodhya, setelah tinggal di pengasingan selama 14 tahun.
Dalam mitologi lain disebutkan perayaan Diwali juga dianggap menandai peristiwa kemenangan Dewa Krisna yang berhasil membunuh setan Narakasura, yang memerintah Pragjyotishapura. Ia berhasil membebaskan rakyatnya yang hidup dalam ketakutan.
Ilustrasi Festival Diwali Foto: Shutter Stock
Diwali kini juga dianggap sebagai festival budaya dan dirayakan secara meriah di berbagai negara dengan penganut agama Hindu minoritas. Inggris adalah salah satunya. Kota Leicester, Inggris, kerap menjadi tuan rumah perayaan Diwali terbesar di luar India.
ADVERTISEMENT
Menurut IBT, warga India di Inggris termasuk minoritas terbesar kedua. Sedangkan, di negara seperti Fiji, Guyana, Pakistan, Malaysia, Mauritius, Myanmar, Nepal, Singapura, Sri Lanka, Suriname, Trinidad, dan Tobago, Diwali menjadi hari libur nasional.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).