Menengok Masjid Pertama di Dunia yang Dibangun Nabi Muhammad SAW Saat Berhijrah

30 April 2020 7:55 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah Indonesia di Masjid Quba. Foto: Rachmadin Ismail/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Indonesia di Masjid Quba. Foto: Rachmadin Ismail/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid Quba di sebelah selatan Madinah adalah masjid terbesar dan bergengsi kedua di kota setelah Masjid Nabawi. Selain menjadi masjid pertama terbesar, masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW ini menyimpan banyak sejarah Islam.
ADVERTISEMENT
Penulis Sapphire Hamwi, mengatakan dalam bukunya 'Negara-Negara Leksikon' bahwa Masjid Quba awalnya dikelilingi oleh sebuah desa, yang dinamai seperti nama masjid tersebut.
Desa itu dihuni oleh suku Bani Amr Bin Auf. Dalam perjalanannya ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mengunjungi rumah Bani Amr Bin Auf dan membangun sebuah masjid di daerah yang ia beri nama Quba.
Masjid Quba Foto: Shutter Stock
Masjid Quba dibangun pada tahun 1 Hijriah atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy. Dalam upaya hijrahnya kala itu, lokasi pertama yang disinggahi Nabi Muhammad adalah gua Tsur.
Di dalam gua ini, Nabi Muhammad bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy. Setelah kondisinya dirasa aman, Nabi Muhammad SAW kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah.
ADVERTISEMENT
Rasul memilih jalan yang berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan secara langsung dengan orang-orang kafir Quraisy. Dan sebelum tiba di Madinah, Nabi Muhammad SAW sempat singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah Quba.
Masjid Quba Foto: Shutter Stock
Selama singgah, ia tinggal di desa tersebut beberapa hari sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah. Kala itu, Ali diperintahkan Nabi Muhammad SAW tidur ditempat tidurnya, untuk mengelabui perhatian kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh beliau.
Hanafi Al-Malawi, dalam buku berjudul 'Tempat bersejarah yang dikunjungi Rasulullah SAW' menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tinggal di Desa Quba selama empat hari. Setelah itu, ia membangun masjid yang saat ini dikenal sebagai Masjid Quba.
ADVERTISEMENT
Di dalam masjid tersebut berisi sebuah sumur milik Abu Ayyub Al-Ansari. Konon, sumur ini diberkati, karena menjadi tempat pertama bagi unta yang ditumpangi Nabi Muhammad SAW berlutut dan minum setelah perjalanan panjang.
Menurut hadits yang diriwayatkan Tirmidzi RA, orang yang melakukan salat di Masjid Quba sama pahalanya dengan melaksanakan umrah. Seperti disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi Muhammad SAW terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan berjalan kaki. Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunnah ini.
Masjid Quba Foto: Shutter Stock
Tidak hanya itu, dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Masjid Quba merupakan masjid paling disucikan oleh Allah SWT setelah Masjid Al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid Al Aqsa (Palestina).
Selama berada di Quba, jelas Al-Mahlawi, Rasulullah SAW tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib, yang kini dikenal sebagai Madinah. Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma.
ADVERTISEMENT
Setelah berabad-abad, banyak umat Islam yang mengunjungi Masjid Quba dan akhirnya masjid ini direnovasi oleh sejumlah Khalifa selama beberapa periode. Khalifa Uthman bin Affan melakukan renovasi pertama di bagian masjid, kemudian pembangunan menara masjid dilakukan oleh Khalifa Omar bin Abdul Aziz. Lalu, pada 435 H Abu Yali Al-Husaini membangun ceruk doa yang dikenal sebagai "Mihrab."
Masjid Quba dari atas udara Foto: Shutter Stock
Pada tahun 555 H, beberapa penambahan dilakukan ke masjid oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani. Renovasi masjid berturut-turut terjadi pada tahun 671, 733, 840, 881 H, dan perubahan terbaru dilakukan pada era Sultan Abdul Majid pada tahun 1245 H selama masa Kekaisaran Ottoman.
Saat ini, Masjid Quba menjadi tanggung jawab kepada Kementerian Urusan Haji. Kemudian Kementerian Urusan Haji, melakukan renovasi lebih lanjut dan menambahkan struktur pada desain aslinya.
ADVERTISEMENT
Masjid Quba kini dilengkapi dengan fasilitas terbaru sekaligus mempertahankan identitas Islamnya. Masjid ini telah diperluas, sehingga dapat menampung lebih dari 20 ribu jemaah.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!