Ketika Menpar Arief Yahya Menilik Kawasan Kota Lama di Semarang

24 Juni 2019 13:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Marba, Semarang. Foto: Bella Cynthia / kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Marba, Semarang. Foto: Bella Cynthia / kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak melulu Lawang Sewu, Semarang juga punya beragam destinasi menarik lainnya, salah satunya adalah Kota Lama. Kawasan yang juga disebut Outstadt ini memiliki luas sekitar 60 hektare.
ADVERTISEMENT
Dahulu, sekitar abad ke 19 hingga 20, Kota Lama Semarang menjadi kawasan pusat perdagangan.
“Kota Lama adalah kawasan yang sangat Instagramable. Paling diburu kaum milenial. Di sini banyak sekali bangunan bersejarah,” kata Arief Yahya, saat kunjungan kerja di Semarang, belum lama ini.
Saat berada di Kota Lumpia, Arief Yahya juga berkunjung ke beberapa tempat di Kota Lama. Salah satunya adalah Gedung Marba, bangunan peninggalan kolonial Belanda yang usianya sudah lebih dari 100 tahun.
Gedung Marba, Semarang. Foto: Bella Cynthia / kumparan
Nama Marba sendiri diambil dari singkatan nama pembangunannya, Marta Badjunet seorang warga Yaman dan hingga kini, Gedung Marba kerap kali dijadikan latar belakang pengambilan gambar baik untuk film maupun iklan.
Salah satu alasan Gedung Marba mampu mencuri perhatian karena bangunan eksotis ini memiliki gaya neoklasik dengan arsitektur tropis Hindia Belanda. Bangunan juga banyak menggunakan material batu, kayu dan sedikit besi serta memiliki kolom dan jendela dengan bentuk simetris dan tertata.
ADVERTISEMENT
Saat berada di Gedung Marba, Arief Yahya juga menyempatkan untuk promosi lewat vlog. Melalui rekaman tersebut, menteri asal Banyuwangi ini mengajak wisatawan untuk datang ke Kota Semarang.
Setelah Gedung Marba, Arief Yahya melanjutkan perjalanan ke Gedung Out The Trap. Bangunan kuno yang secara fisik berciri khas berupa tangga putar dari besi.
Gereja Bluduk, Semarang. Foto: Bella Cynthia / kumparan
Selesai dari Gedung Out The Trap, pria kelahiran Banyuwangi ini kemudian melanjutkan kunjungannya ke Taman Srigunting, landmark Kota Semarang yang sekaligus menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas. Sementara, di sisi barat Taman Srigunting ada Gereja Blenduk.
Ya, tempat ibadah satu ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1753 silam. Nama blenduk sendiri rupanya julukan dari masyarakat sekitar yang artinya kubah.
ADVERTISEMENT
Arief Yahya beserta rombongan juga tak lupa melipir ke spot foto instagramable, Pohon Akar. Sesuai namanya, akar pohon tersebut menempel pada bangunan tua.
Dalam kesempatan itu pula Menteri Pariwisata, Arief Yahya, didampingi oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Hevearita mengatakan bila kawasan Kota Lama Semarang, sudah bersih dari bangunan liar dan tidak kumuh lagi.
Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya. Foto: Bella Cynthia / kumparan
“Dengan luas sekitar 60 hektare dan 117 bangunan cagar budaya, saat ini 80 persen bangunan di Kota Lama Semarang sudah direvitalisasi,” ungkapnya.
Hevearita juga meminta dukungan Menpar agar Kota Lama mendapatkan status "World Heritage City".
“Kami berharap Menpar bisa membantu menggelar banyak atraksi di Kota Lama sebagai dukungan. Karena kami ingin destinasi Kota Lama menjadi berkelas dunia,” kata Hevearita.
ADVERTISEMENT
Permintaan itu disambut positif Arief Yahya. Sebab, menurutnya bila ingin menjadikan Kota Lama sebagai destinasi kelas dunia, maka harus menggunakan benchmark profesional yang sudah berkelas dunia dan dibuat Integrated Tourism Masterplan.
"Buat tim, libatkan Kementerian Pariwisata, kami akan dukung untuk mendapatkan status UNESCO World Heritage," pungkas Arief Yahya.