Kemenparekraf: Event Pariwisata Harus Jadi Konten untuk Angkat Citra Daerah

17 Desember 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan di pantai. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan di pantai. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 telah resmi diluncurkan dan diresmikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
KEN merupakan strategi kolaboratif antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan Pemerintah Daerah di 34 provinsi di Indonesia. Adapun penyelenggaraan event ini bertujuan untuk mempromosikan destinasi pariwisata, peningkatan wisatawan, hingga pemberdayaan potensi yang ada di tiap daerah.
com-Rizki Handayani. Foto: Dok. Kemenpar RI
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan, Rizki Handayani, mengatakan penyelenggaraan event merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat wisatawan untuk berwisata. Tak hanya itu, gelaran event juga memberikan multiplier effect atau dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar.
"Kita tahu (penyelenggaraan) event ini sangat penting. Kenapa? Karena Pak Presiden (Jokowi) juga menyampaikan arahannya bahwa event sebagai roda penggerak ekonomi, bahwa penyelenggaraan event menjadi program yang sangat penting," ujarnya di acara Rakornas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan tema "Transformasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Inklusif dan Berkelanjutan", di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (16/12).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Presiden Jokowi di acara KTT G20. Foto: Instagram/@smindrawati
Perempuan yang akrab disapa bu Kiki tersebut juga menjelaskan Indonesia beberapa waktu lalu telah sukses menjadi tuan rumah event-event besar berkelas di dunia. Baru-baru ini misalnya, Indonesia sukses menjadi tuan rumah ajang G20 di Bali. Tak hanya itu, melihat sedikit ke belakang, Indonesia juga berhasil sebagai tuan rumah dari ajang balap motor bergengsi dunia, yakni MotoGP Mandalika 2022.
ADVERTISEMENT
"Kita tahu tahun ini kita punya event MICE besar yaitu G20 dan beberapa event-event, dan juga sangat mendatangkan banyak sekali para peserta dari internasional. Kita juga punya event yang mengangkat citra Indonesia yaitu MotoGP, event olahraga di Lombok dan WSBK, dan beberapa conference besar ," imbuhnya.
Melihat hal tersebut, ia mengatakan bahwa event merupakan salah satu motor penggerak roda ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif. Ini terbukti bagaimana event seperti MotoGP hingga G20 memberikan efek yang besar bagi Indonesia, khususnya daerah.

Event Harus Jadi Konten Atraksi Wisata

Ilustrasi wisatawan di Candi Borobudur. Foto: Kemenparekraf RI
Meski demikian, Kiki menilai masih banyak daerah yang belum memaksimalkan potensi yang dimiliki. Untuk itu, ia pun menyampaikan bahwa ke depan penyelenggaraan event harus dibuat sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Event-event ke depan itu kita harus melihat bagaimana mengangkat event sebagai atraksi wisata. Jadi, ada daerah-daerah di mana mungkin yang natural resource-nya sebagai tempat untuk dilihat kurang banyak. Tapi, event bisa membuat daerah itu bisa dikunjungi," ungkap dia.
Oleh karena itu, ia pun mengatakan bahwa event itu harus mengangkat kebudayaan lokal serta sesuai dengan target pasar.
"Ini hal-hal yang akan kita lakukan ke depan, event itu harus localized jadi dia harus mengangkat budaya lokal, kedua, personalized yang datang itu setiap ada event harus membawa pesan buat penonton, kemudian dia harus customize konten yang sesuai dengan target pasar," lanjutnya.
Ilustrasi penonton konser musik. Foto: Angela Weiss / AFP
Dia pun mencontohkan bahwa di era kemajuan digital dan media sosial seperti sekarang, penyelenggaraan event nyatanya bisa dinikmati oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang nonton Rhoma Irama itu penyuka dangdut atau yang nonton Kahitna itu anak muda. Tapi kenyataannya sekarang dari promotor itu contohnya event musik itu lintas genre. Ternyata kalau dulu ada yang enggak suka dangdutan, suka sekarang, yang rock. Jadi semua cenderung berubah mengikuti semua. Karena gara-gara nonton event itu jadi lifestyle. Nonton event itu ternyata jadi konten di dalam sosial media," kata dia.
Guna memaksimalkan potensi daerah, Kiki menyampaikan bahwa para penyelenggara event hingga stakeholder terkait harus menjadikan event tersebut sebagai sebuah konten bagi penonton.
"Untuk itu bapak ibu di daerah, ketika membuat event jadikanlah event itu sebagai konten dari penonton sehingga bisa dikunjungi oleh banyak penonton," imbuhnya.
ADVERTISEMENT

Event Juga Angkat Citra Daerah

Mandalika Fashion Carnival Foto: Dok. Kemenparekraf
Selain itu, Kiki mengatakan bahwa event juga mampu mengangkat citra sebuah daerah. Menurutnya, beberapa event juga mampu mengenalkan keindahan dari tempat wisata tersebut.
"Event ini juga bisa mengangkat sosial budaya, potensi-potensi sosial budaya yang ada di tiap daerah. Ternyata daerah yang punya event bagus rasa bangga meningkat. Dia proud bahwa ada rasa kebanggaan dan memperkuat citra Indonesia," tuturnya.
Setelah potensi daerah terangkat, otomatis ekonomi di daerah di tempat penyelenggaraan event tersebut pun juga bisa terangkat.
"Jadi, kalau kita lihat event ini jelas sekali dia memberikan dampak kepada sektor pariwisata, kepada hotel, kepada restoran, kepada transportasi, itu semua dampak-dampak dan ujungnya ke ekonomi peningkatan dari pembelian dan transaksi ekonomi lainnya. Kebayang bergairahnya sektor event ini, juga termasuk dengan MICE ," papar Kiki.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Kiki mengatakan setiap penyelenggaraan event harus dilaksanakan secara matang dan berkelanjutan. Sebab, menurutnya event yang baik itu tidak hanya digelar satu kali atau dua kali saja, tetapi mampu menarik minat wisatawan untuk datang dan kembali lagi menonton acara tersebut di waktu berikutnya.
Oleh sebab itu, ia pun mengatakan bahwa penyelenggara harus tahu market atau target yang jelas terhadap event yang akan digelar.
"Siapa yang datang ke event saya. Siapa yang hadir, ketika dia opportunis tapi mereka ini sekali turunnya nanti enggak datang lagi. Ketika die hard fans dia akan datang dia mengikuti ke mana saja artis tersebut," ujarnya.
"Ada juga sebutannya social go getters, di mana event itu jadi tempat ngumpul-ngumpul jadi konten. Kami menyarankan para pemilik event di daerah-daerah mulai melakukan kerja sama dengan pihak promotor atau terkait sehingga bisa mendapat gambaran di acara tersebut," pungkas dia.
ADVERTISEMENT