Jangan Berkendara Lebih dari 8 Jam Saat Bepergian, Ini Penjelasan Dokter

17 April 2024 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keluarga mudik. Foto: abdul hafiz ab hamid/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga mudik. Foto: abdul hafiz ab hamid/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
14-16 April 2024 menjadi puncak arus balik mudik Lebaran 2024. Setelah menikmati momen libur Lebaran, traveler kini kembali bersiap untuk beraktivitas kembali.
ADVERTISEMENT
Selain moda transportasi umum, tak sedikit pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil untuk kembali ke perantauan. Karena menggunakan kendaraan pribadi tak sedikit traveler yang melupakan waktu istirahat agar bisa cepat sampai rumah.
Hentikan kebiasaan itu sekarang, sebab kamu tak disarankan untuk berkendara lebih dari delapan jam. Ini penjelasan dokter.
Ilustrasi keluarga mudik. Foto: Odua Images/Shutterstock
Dokter gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp. G. K-AIFO mengimbau pemudik untuk tidak berkendara lebih dari delapan jam, terutama di tengah kondisi padatnya lalu lintas saat libur Lebaran.
"Idealnya Anda berbagi tugas dalam mengemudi. Tentukan lokasi perhentian yang nyaman untuk istirahat," kata dia seperti dikutip Antara.
Perempuan yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta itu menyarankan pengemudi melakukan peregangan ringan setiap dua jam sekali.
Sejumlah kendaraan pemudik melintas di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Cirebon, Jawa Barat, Minggu (7/4/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Peregangan ini kata dia bisa dilakukan selama 10-15 menit untuk mencegah kelelahan otot.
ADVERTISEMENT
Kemudian, setiap empat jam sekali, pengemudi dapat beristirahat terlebih dahulu, semisal di tempat pemberhentian yang tersedia di jalur mudik.
"Konsumsi makan ringan dan minuman sehat, renggangkan tubuh, kunjungi toilet, serta cuci muka agar lebih segar," kata dia.
Raissa menyarankan pengemudi harus mendengarkan tubuhnya. Jika tubuh merasa lelah dan mengantuk atau tidak fokus, maka sebaiknya segera istirahat dan jangan memaksakan diri.
"Sebaiknya prioritaskan keselamatan diri dan penumpang lain," tuturnya.

Jangan Konsumsi Minuman Berenergi

Sejumlah kendaraan pemudik melintas di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Cirebon, Jawa Barat, Minggu (7/4/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Kemudian, terkait minuman berenergi, Raissa tak menyarankan pengemudi yang berada dalam kondisi kelelahan meminumnya. Menurut dia, minuman ini hanya memberikan efek stimulasi sementara, bukan mengatasi kelelahan.
Selain itu, imbuh dia, mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan merupakan hal berbahaya karena dapat menutupi rasa kantuk dan membuat seseorang kurang waspada saat mengemudi.
ADVERTISEMENT
Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung juga disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi minuman berenergi.
Sementara itu, berkaitan dengan kiat mencegah penyakit setelah libur Lebaran, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan masyarakat untuk mengendalikan makanan yang disantap terlebih bila sudah memiliki penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi.
Selain itu, sebaiknya berhenti makan sebelum kenyang dan mengambil makanan yang ingin dinikmati saja.
Di samping tentang makanan, Dinkes juga mengingatkan masyarakat untuk tetap berolahraga teratur, minimal selama 30 menit dalam satu hari serta melakukan pemeriksaan kesehatan setiap enam bulan atau satu tahun sekali khususnya bagi mereka yang berusia 25 tahun ke atas.