Hotel Kapsul dan Glamping Jadi Tempat Menginap Favorit Traveler Selama Pandemi

17 Desember 2022 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mewahnya tenda glamping Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Mewahnya tenda glamping Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Hotel atau resor mungkin jadi salah satu langganan traveler buat menginap saat liburan. Meski demikian, nyatanya hotel kapsul dan glamping atau glamorous camping juga jadi tipe penginapan yang dilirik traveler selama pandemi.
ADVERTISEMENT
CEO sekaligus Co-Founder Bobobox, Indra Gunawan, mengatakan bahwa hal tersebut bisa dilihat dari tingkat okupansi di Bobobox dengan produknya, yaitu hotel kapsul dan juga kabin.
"Bisa dilihat dari (tingkat okupansi) Bobobox yang dapat dinikmati oleh multiple layers of market segment. Kita juga melihat Bobocabin memberikan tren yang sangat mirip, di mana glamping jadi pilihan semasa pandemi, bahkan saat COVID-19 jadi endemi," kata Indra, saat ditemui kumparan di acara Year-End Media Gathering di Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Ilustrasi hotel kapsul di Jepang. Foto: frantic00/Shutterstock
Hotel kapsul dan glamping menjadi pangsa terbesar Bobobox, karena pertumbuhan market-nya yang luar biasa. Bahkan kataIndra, jika melihat data Net Promotor Score (NPS), Bobobox berhasil menyentuh angka di atas 80 persen.
ADVERTISEMENT
"Sebagai informasi, Net Promotor Score yang kita kerap temui di budget hotel market segment biasanya NPS-nya grading di angka 11-15 persen. Bahkan, untuk some of the world best resort or four and five stars hotel NPS-nya itu di angka 50 sampai 70," ungkapnya.
Lampu Kamar di Bobobox Berwarna Merah Muda Foto: Bella Cynthia / kumparan
Hal tersebut juga sejalan dengan naiknya tingkat okupansi di Bobobox. Hingga 2022 ini, tingkat okupansi Bobobox terbilang cukup tinggi, yaitu di atas 85 persen, meski dilanda COVID-19.
"Dan ini juga align sesuai dengan tingkat okupansi yang relatif tinggi semasa tahun 2022 ini, di mana average tingkat okupansi kita di atas 85 persen. Meskipun kita dilanda oleh COVID-19 dan semua antisipasi resesi global, tapi kita bisa melihat pertumbuhan yang stabil di jumlah register user Bobobox yagng memiliki lebih 800 ribu register user," ujar Indra.
ADVERTISEMENT

Tingkat Okupansi dan Lama Menginap Traveler

Tingkat okupansi 85 persen tersebut merupakan angka keseluruhan dari traveler yang menginap di Bobobox atau Bobocabin, di mana hotel kapsul menjadi segmen yang paling diminati oleh traveler.
"Untuk Bobocabin, ya, di atas 90 persen. Hotel kapsul average sekitar 70 persen dan kami melihat untuk hotel kapsul bounce back tinggi banget," tutur Indra.
Hotel Kapsul Bobobox di Bandung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Menurutnya, ada alasan kenapa tipe penginapan tersebut jadi favorit. Selain harganya relatif yang lebih terjangkau, Bobobox juga menawarkan tempat menginap yang bersih, nyaman, dan lokasinya yang strategis.
Tak hanya itu, lama menginap traveler di hotel kapsul dan kabin pun berbeda. Menariknya, traveler yang tinggal di hotel kapsul bisa lebih lama dari mereka yang menginap di kabin.
ADVERTISEMENT
"Untuk kapsul lucu, nih. Sebelum pandemi kebanyakan tinggalnya 1-2 hari. Tapi semenjak pandemi banyak yang tinggalnya bisa sampai 6 bulan. Aneh. Tapi sekarang banyak sekali yang prefer untuk stay closer to their workplace," ungkanya.
Bobocabin Coban Rondo. Foto: Dok. Bobobox
Sementara itu, length of stay di kabin sendiri biasanya berada di angka 1 hingga 2 malam.
"Kita dulu pernah tanya 'kenapa enggak lama, sudah jauh-jauh segala macam?'. Ternyata bukan karena mereka enggak mau stay longer. Kita menemukan banyak orang yang melihat cabin sebagai suatu produk yang baru dan mereka pengin coba. Enak apa enggak," cerita Indra.
Setelah itu, tak sedikit dari mereka yang akhirnya berminat untuk extend atau menginap lebih lama. Menurut data duration of stay dari repeater stay di Bobocabin, terlihat bahwa mereka akan datang kembali biasanya merupakan grup atau jumlah yang banyak.
ADVERTISEMENT
"Jadi biasa kalau ngajak family atau friends untuk stay dengan grup yang lebih besar dan durasi yang lebih lama. Dua atau tiga hari," pungkas Indra.