Gara-gara Lisensi Pilot Palsu, Maskapai Pakistan Dilarang Terbang ke Eropa

2 Juli 2020 19:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Pakistan International Airlines (PIA) Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Pakistan International Airlines (PIA) Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uni Eropa telah melarang maskapai Pakistan International Airlines (PIA) untuk terbang di Eropa setidaknya sampai 6 bulan ke depan. Hal ini diumumkan badan keselamatan penerbangan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil setelah menteri penerbangan Pakistan, Ghulam Sarwar Khan, mengungkapkan bahwa 30 persen pilot Pakistan memiliki lisensi palsu. Khan menyebut ada 262 pilot ternyata tidak mengikuti ujian layak terbang sendiri, tapi membayar orang lain dengan atas nama mereka.
Dilansir Channel News Asia, badan keselamatan penerbangan UE mengatakan kepada PIA bahwa pihaknya meragukan bahwa pilot yang tersisa telah memenuhi syarat sebagai pilot. Tidak hanya itu, pemerintah UE juga telah kehilangan kepercayaan kepada maskapai tersebut.
Ilustrasi pilot bertugas menerbangan pesawat Foto: Shutterstock
Juru bicara Pakistan International Airlines, Abdullah Hafeez, mengatakan sebenarnya PIA sudah tidak terbang ke Eropa gara-gara pandemi corona. Mereka awalnya berharap bisa kembali terbang ke Oslo, Kopenhagen, Paris, Barcelona dan Milan dalam waktu dua minggu. Namun, Uni Eropa mengatakan hal lain.
ADVERTISEMENT
"Mereka telah kehilangan kepercayaan diri kepada maskapai kami,'' kata Abdullah Khan.
Saat ini, Pakistan mempunyai 860 pilot aktif yang bekerja di maskapai domestik dan internasional, termasuk Pakistan International Airlines. Penemuan pemegang lisensi palsu itu merupakan hasil dari investigasi kecelakaan pesawat Airbus A320 pada 22 Mei lalu yang menewaskan 97 orang di Karachi.
Maskapai Pakistan International Airlines (PIA) Foto: Shutterstock
Pesawat PIA jatuh setelah lepas landas dari Lahore, menewaskan hampir semua penumpang dan awak kabin. Hanya satu orang penumpang dan satu awak kabin yang selamat dari peristiwa itu.
Menurut penuturan Ghulam Sarwar Khan, 262 pilot di Pakistan tidak mengikuti ujian sendiri. Mereka malah membayar orang lain untuk menjadi joki pilot atas nama mereka. Namun, Khan tidak menjelaskan apakah kedua pilot dalam penerbangan PK 8303 yang jatuh itu memegang lisensi palsu.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sebelum pesawat jatuh, kedua pilot sedang berbicara mengenai virus corona yang mempengaruhi kehidupan keluarganya. Hal itu membuat mereka beberapa kali mengabaikan peringatan dari pengontrol lalu lintas udara.
Saat pesawat terlalu tinggi, pilot memaksakan untuk mendarat tanpa menurunkan roda pendaratan yang membuat mesin pesawat menyentuh daratan dan akhirnya jatuh.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)