Alasan Sandiaga Pilih Bali Sebagai Pilot Project Wisata Vaksin

28 Juni 2021 16:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali  Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan alasan kenapa Bali dipilih sebagai pilot project wisata berbasis vaksin atau vaccinated tourism. Ia menilai, Bali menjadi destinasi yang tepat untuk wisata vaksin karena beberapa alasan.
ADVERTISEMENT
"Pantauan Big Data kami masyarakat Indonesia sangat tergiur dengan wisata vaksin ke Amerika Serikat (AS). Kami memilih Bali karena provinsi dengan percepatan vaksinasi terbaik secara nasional," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing Kemenparekraf yang digelar virtual, Senin (28/6).
Ilustrasi desa wisata di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Lebih lanjut, Sandiaga merinci bahwa Bali dianggap memiliki stok vaksin yang mencukupi. Selain itu, per tanggal 22 Juni 2021 kemarin, angka vaksinasi di Bali telah mencapai 70 persen.
Sandiaga juga menegaskan bahwa wisata vaksin ini tidak akan mengambil jatah vaksin gratis yang diberikan untuk masyarakat.
"Sesuai perintah pak Presiden bahwa vaksin itu adalah benda publik (public goods) jadi untuk Warga Negara Indonesia (WNI) tidak akan dibebankan biaya, namun paket wisata vaksin yang ditawarkan biro perjalanan resmi yang telah ditunjuk atau yang telah dikembangkan," papar Sandiaga.
ADVERTISEMENT

Konsep Wisata Vaksin di Bali

Sandiaga Uno saat meninjau proses vaksinasi di Bali. Foto: Dok. Kemenparekraf
Sandiaga juga menjelaskan konsep wisata vaksin yang akan ditawarkan untuk wisatawan. Dengan menggandeng biro perjalanan atau tur operator, nantinya wisata vaksin ini dikemas dalam paket wisata yang menarik dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan ketat.
"Paket wisata vaksin ini akan ditawarkan oleh biro perjalanan yang ditunjuk mencakup 14 hari atau lebih, disuntik [vaksin] saat kedatangan atau suntik vaksin kedua setelahnya. Paket wisata ini pelaksanaannya akan menginap di hotel-hotel dan tempat wisata yang bersertifikasi CHSE, sudah dikunjungi yang bersertifikat CHSE," papar Sandiaga.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Adapun, konsep wisata vaksin ini nantinya juga bisa diterapkan untuk wisatawan mancanegara (wisman) saat Bali sudah membuka border internasionalnya.
"Berkaitan dengan ini [wisata vaksin] kita coba memetakan saat ini hanya wisatawan nusantara tapi saat Bali dibuka kembali tapi kita juga bisa membuka wisman dalam bingkai vaksin gotong royong atau vaksin mandiri yang tentunya tidak mengambil jatah vaksin gratis," ungkap Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Sandiaga berharap kehadiran wisata vaksin di Pulau Dewata dapat membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
"Kita ingin program wisata berbasis vaksin ini bisa menggerakkan roda perekonomian, agar sama-sama kita bisa mengambil peluang dan program ini jadi nilai tambah bagi masyarakat yang berwisata ke Bali. Narasinya bukan berwisata untuk mendapatkan vaksin. Tapi seandainya kita berwisata ke Bali dapat nilai tambah," pungkasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)