TikTok Berencana Bikin Data Center di Norwegia, Buat Apa?

4 Desember 2023 9:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TikTok telah mengungkapkan rencana untuk membuka data center di Norwegia. Perusahaan dilaporkan bakal mengambil alih fasilitas di wilayah Hamar, yang akan menjadi pusat data terbesar di Eropa.
ADVERTISEMENT
ByteDance memang sudah sejak lama mau mengatasi kekhawatiran soal tudingan China bisa mengakses data warga negara Eropa yang menggunakan TikTok. Itu jadi alasan mengapa perusahaan ingin membangun basis data center berada di dekat Eropa alias di luar China.
“Kami memahami skeptisisme ini,” kata Theo Bertram, Wakil Presiden Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik TikTok dilansir Daily Mail.
Pembangunan pusat data center ini merupakan implementasi dari Project Clove. Proyek ini bertujuan untuk membangun pusat data dan menyimpan data pengguna Eropa secara lokal.
Perusahaan mengumumkan investasi sebesar 12 miliar euro selama 10 tahun ke depan. Dalam beberapa waktu ke depan, TikTok bakal segera memasang dan menguji server di gedung pertama, dengan tujuan memulai migrasi data pengguna pada musim panas mendatang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan TikTok, saat ini ada 150 juta orang di seluruh Eropa menggunakan TikTok setiap bulannya. Beberapa negara Eropa termasuk Italia, Norwegia, dan Belanda memang telah menyampaikan kekhawatirannya soal keamanan data warga mereka.
Maret lalu misalnya, otoritas anti-monopoli Italia membuka penyelidikan terhadap aplikasi tersebut karena diduga melanggar aturan dengan mengizinkan publikasi 'konten berbahaya' yang memicu bunuh diri, melukai diri sendiri, dan gizi buruk.
Sementara itu, pemerintah Belanda dan Inggris telah melarang pegawai pemerintah pusat memasang aplikasi tersebut di ponsel mereka. Menteri Kehakiman Norwegia juga merekomendasikan agar pegawai pemerintah di negaranya tidak menggunakan TikTok di waktu kerja mereka.