Ini Sosok Pangeran Arab Saudi yang Jegal Elon Musk Beli Semua Saham Twitter

25 April 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz  Foto: REUTERS/Fayez Nureldine
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Foto: REUTERS/Fayez Nureldine
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkah Elon Musk untuk membeli semua saham Twitter bakal tertahan oleh Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi. Alwaleed merupakan salah satu penguasa saham terbesar di media soal berlogo burung biru tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sebagai salah satu pemegang saham twitter terbesar dan jangka panjang, Kingdom KHC dan saya menolak tawaran ini,” kata Al Waleed melalui akun Twitter pribadinya.
Sebelumnya, setelah menguasai 9,2 persen saham Twitter dan menjadi pemegang saham terbesar, CEO Tesla dan SpaceX tersebut menawarkan untuk mengakuisisi semua saham Twitter dengan harga 43 miliar dolar AS atau sekitar Rp 618 triliun. Mengutip Reuters, Musk mematok 54,20 dolar AS (sekitar Rp 850 ribu per lembar saham).
Di saat yang bersamaan Pangeran Al Waleed bin Talal melalui holding perusahaan kerajaan Arab Saudi (Kingdom Holding Company/KHC) memegang 5,17 persen saham Twitter.
Musk sebelumnya bersikap santai membeli saham Twitter. Meski nanti tawarannya ditolak, Musk tak akan ambil pusing. Ia menyebut akan mempertimbangkan posisinya sebagai pemegang saham terbesar.
ADVERTISEMENT
“Penawaran saya adalah penawaran terbaik dan terakhir saya dan jika tidak diterima, saya perlu mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai pemegang saham,” tegas Musk.
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters

Sosok Pangeran Al Waleed bin Talal

Pangeran Al Waleed bin Talal, merupakan berasal dari lingkaran Kerajaan Arab Saudi. Dia dikenal sebagai pebisnis dan merupakan cucu raja pertama Arab Saudi, Ibnu Saud.
Di masa remajanya, Pangeran Al Waleed bin Talal mulai bersikap memberontak yang membuat orang tuanya mendaftarkan putra mereka itu ke sekolah militer untuk menanamkan disiplin.
Pada usia dua puluh, Pangeran Al Waleed bin Talal meninggalkan Timur Tengah untuk belajar administrasi bisnis di Amerika Serikat. Ia lulus dengan gelar sarjana dari California's Menlo College pada tahun 1979, dan menerima gelar master dalam ilmu sosial pada tahun 1985 dari New York's Syracuse University.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat, pria berusia 67 tahun itu pulang ke Arab Saudi untuk memulai karier di bidang bisnis, dengan perusahaan dan pengembang asing untuk membantu mereka menyelesaikan proyek mereka di Arab Saudi. Dari sini lah jejak kekayaan terus tumbuh.
Pangeran Alwaleed bin Talal al Saud Foto: Neil Hall/Reuters
Selama pertengahan 1980-an, Pangeran Al Waleed bin Talal mulai mendiversifikasi portofolio investasi Kingdom Holdings, salah satu investasi pertamanya dan memiliki 7 persen saham ekuitas yang diakuisisi perlahan-lahan di United Saudi Commercial Bank, sebuah bank lokal yang diperdagangkan secara publik saat itu berada di ambang kehancuran.
Setelah melebarkan investasinya di dalam dan luar negeri, Pangeran Al Waleed bin Talal sempat menjadi salah satu orang terkaya di Timur Tengah. Ia diketahui memiliki sebagian besar perusahaan swasta dan publik di AS, Eropa, dan Timur Tengah melalui Kingdom Holding Co sebesar 5 persen yang telah terdaftar di Bursa Efek Saudi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Forbes pada tahun 2017, Pangeran Al Waleed bin Talal pernah memiliki istana dengan 435 kamar dan bernilai 39,8 miliar dolar AS, dan menjadi orang terkaya ke-45 di dunia.

Hampir kehilangan semua kekayaan

Alwaleed bin Talal. Foto: REUTERS/Katie Paul
Selain Twitter, Warren Buffet asal Saudi ini juga diketahui menginvestasikan kekayaanya di berbagai sektor di mancanegara. Dia merupakan pemegang saham perorangan terbesar Citigroup, pemegang saham terbesar kedua di perusahaan film 21st Century Fox, dan juga memiliki bisnis properti Four Seasons Hotel George V di Paris dan sebagian saham Plaza Hotel.
Namun, meskipun mendapati dirinya berada di pusat perebutan salah satu situs media sosial yang paling banyak digunakan di dunia, Pangeran Al Waleed bin Talal tidak selalu menjalani hidup yang mudah.
ADVERTISEMENT
Melansir The Daily Mail, dia hampir kehilangan segalanya dituduh melakukan pencucian uang, penyuapan, dan memeras petinggi pemerintahan. Ia dan beberapa miliarder lainnya sempat ditahan di hotel Ritz-Carlton di Riyadh, Arab Saudi sampai ia dibebaskan pada tahun 2018.
Setahun sebelumnya, status Pangeran Alwaleed bin Talal sebagai orang terkaya langsung hilang setelah berselisih dengan sepupunya Pangeran Muhamad bin Salman pada tahun 2017, membuat ia ditahan dan kehilangan aset senilai 2 miliar dolar AS.