Grab Rilis Teknologi Anti Kecurangan Baru untuk Mitra Bisnis

13 Maret 2019 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan transportasi online Grab. Foto: Beawiharta/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan transportasi online Grab. Foto: Beawiharta/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demi meningkatkan keamanan di platform-nya, Grab meluncurkan sebuah teknologi baru yang dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan untuk mitranya. Teknologi baru itu diberi nama Grab Defence.
ADVERTISEMENT
Dalam acara peluncuran yang digelar di Jakarta, Rabu (13/3), Grab mengungkapkan teknologi barunya ini memungkinkan para mitra untuk memanfaatkan kemampuan data Grab. Dengan begitu, mereka bisa mengurangi tindak kecurangan untuk memperkuat ekosistem teknologi dan arus transaksi di dalam platform-nya. Teknologi keamanan ini juga bisa diintegrasikan ke dalam platform mereka sendiri.
“Kami memproses berjuta-juta data setiap tahunnya sebagai massive knowledge database supaya kita bisa tahu siapa pelaku kejahatan, email dan nomor telepon mana yang biasa dipakai untuk melakukan kejahatan. Kami bisa menggunakan pengetahuan ini untuk membantu mitra supaya mereka tidak mengalami kerugian,” jelas Wui Ngiap Foo, Head of Trust Grab, dalam acara tersebut.
“Jadi pada dasarnya Grab Defence adalah berbagai macam produk keamanan dari Grab untuk memperbaiki sistem keamanan mereka (perusahaan di luar Grab),” lanjutnya.
Head of User Trust Grab, Wui Ngiap Foo. Foto: Grab Indonesia
ADVERTISEMENT
Foo menjelaskan bahwa Grab Defence memberikan tiga pilihan layanan bagi mitra yang ingin menggunakan teknologi data untuk keamanan milik Grab, yaitu Event Risk Management Suit, Entity Intelligence Services, dan Device and Network Intelligence Service.
Event Risk Management Suite adalah paket lengkap dari layanan teknologi keamanan. Teknologi ini memungkinkan pemilik platform mengetahui dan menilai risiko dari suatu peristiwa dan transaksi di mana perusahaan mendapatkan akses API untuk analisis risiko yang didukung oleh machine learning.
Sementara itu Entity Intelligence adalah layanan database Grab yang memungkinkan pemilik perusahaan mengetahui berbagai jenis entitas pelaku kejahatan seperti nomor telepon, alamat email dan sebagainya. Layanan ini bisa digunakan untuk mendeteksi risiko kejahatan dari pengguna baru.
Terakhir, Device and Network Intelligence memungkinkan pebisnis mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna. Contohnya, pebisnis bisa mengetahui perangkat yang menggunakan aplikasi modifikasi atau aplikasi dan akun palsu.
ADVERTISEMENT
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyatakan layanan ini pertama kali diluncurkan di Indonesia. Menurutnya, ada banyak pihak yang dirugikan jika penipuan tidak diberantas dan Grab menjadi salah satu korban dari penipuan.
Managing Director Grab ID, Ridzki Kramadibrata. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Beberap waktu lalu, Grab seringkali terkena kasus mitra ‘nakal’ yang menggunakan GPS palsu alias tuyul untuk mendapatkan pemasukan. Hal itu berhasil ditangani dengan program 'Grab Lawan Opik' yang diklaim mampu menekan angka kecurangan hingga 1 persen. Kini, Grab ingin menjadi pihak yang membantu platform lain mencegah kerugian yang mungkin terjadi di platform lain.
“Apa yang dirugikan dengan fraud, tentunya konsumen. Kemudian mitra yang lainnya, karena terjadi persaingan yang tidak sehat. Transaksi, yang dirugikan adalah perusahaan dan juga investor sehingga ini menjadi bagian yang penting,” tegas Ridzki.
ADVERTISEMENT
“Indonesia adalah market yang sangat besar, banyak layanan di Indonesia. Karena value-nya yang besar dan span geografis yang besar, itu menjadi sebagian faktor diluncurkannya Grab Defence di Indonesia,” lanjutnya.
Saat ini, Grab Defence telah digunakan oleh para platform mitra strategis Grab seperti Ovo dan Kudo. Penggunaan teknologi ini disediakan gratis oleh Grab.
Belum diketahui apakah Grab bakal memasang harga untuk penggunaan teknologi keamanan ini. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi miliknya ini, bukan tidak mungkin Grab Defence bakal jadi pemasukan tambahan bagi Grab.
Ridzki juga menyebut bahwa ke depannya, Grab Defence bakal dibuka agar bisa dipakai platform lain pada tahun depan.