Gara-gara Trump, Karyawan Facebook Kritik Mark Zuckerberg di Twitter

2 Juni 2020 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Foto: Stephen Lam/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Foto: Stephen Lam/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan pegawai Facebook melakukan aksi virtual walkout sebagai bentuk protes atas keputusan Mark Zuckerberg karena tidak menghapus posting-an Presiden AS Donald Trump yang mendorong kekerasan terkait aksi protes kematian George Floyd.
ADVERTISEMENT
Lewat Twitter, sejumlah karyawan Facebook melontarkan kritik terhadap kepemimpinan Zuckerberg dalam menghadapi Trump. Kekecewaan itulah yang mendorong para karyawan Facebook merasa bertanggung jawab untuk mengutuk keputusan yang secara tidak langsung mendorong rasialisme.
“Saya bekerja di Facebook dan saya tidak setuju dengan bagaimana kantor saya bertindak. Mayoritas dari karyawan merasakan hal yang sama. Kami berusaha agar suara kami didengar,” tulis seorang karyawan Facebook, Jason Toff, di Twitter.
“Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan tapi saya sadar ini tidak bisa diterima. Saya adalah karyawan Facebook yang benar-benar tidak setuju dengan keputusan Mark (Zuckerberg) untuk tidak melakukan apa pun soal postingan Trump yang secara jelas mendorong kekerasan. Saya tidak sendirian di FB. Tidak ada posisi netral dalam rasialisme,” kata karyawan Facebook, Stirman, di Twitter.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Selama seminggu terakhir, Donald Trump sibuk membuat posting-an di media sosial terkait aksi protes George Floyd di AS. Dalam pernyataannya, Trump seolah mewajarkan kekerasan pada demonstran. 
“Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai," tulisnya di media sosial.
Di sisi lain, posting-an yang sama di Twitter telah ditempelkan label peringatan "glorifikasi kekerasan' di cuitan tersebut. Sementara Google, juga secara terang-terangan menuliskan bahwa pihaknya mendukung kesetaraan ras dan mengizinkan siapa pun mengakses informasi soal itu.
Bos desain Facebook juga menjadi salah satu sosok besar di perusahaan yang turut mengkritik keputusan Mark Zuckerberg. Ia mendorong perusahaan untuk mengikuti langkah Twitter, dengan menyensor posting-an Donald Trump.
"Menyensor informasi yang dapat membantu orang melihat gambar lengkap adalah salah. Tetapi memberikan platform untuk memicu kekerasan dan menyebarkan disinformasi tidak dapat diterima, terlepas dari siapa Anda atau apakah itu layak di berita," tulis Andrew Crow, di Twitter selaku kepala desain Facebook yang juga ikut memprotes.
ADVERTISEMENT
Para karyawan Facebook juga meminta cuti untuk mendukung para demonstran di seluruh AS dan membuat pesan otomatis di email yang menyebutkan mereka keluar dari kantor untuk melakukan unjuk rasa.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.