Elon Musk Tak Peduli Sarjana, Kerja di Tesla Tak Butuh Gelar Pendidikan

8 Januari 2021 10:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Lucy Nicholson/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Lucy Nicholson/Reuters
ADVERTISEMENT
Gelar sarjana terdengar seperti salah satu syarat penting untuk bekerja di sebuah perusahaan, apalagi kalau perusahaan besar. Tapi ternyata, syarat tersebut tidak dibutuhkan untuk bekerja di raksasa teknologi milik Elon Musk, Tesla.
ADVERTISEMENT
Elon Musk memang sudah berulang kali menyatakan bahwa dirinya tidak memedulikan gelar sarjana bagi orang yang ingin bekerja di perusahaannya. Salah satunya saat ia berkicau di akun Twitter pribadinya soal lowongan tim kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Tesla pada Februari 2020 lalu.
Pria berusia 49 tahun itu bilang, bahwa bekerja di tim AI Tesla tidak membutuhkan gelar sarjana hingga setinggi PhD (Doktor/S3), bahkan ia tidak peduli jika pelamar adalah lulusan SMA. Selama mengerti tentang AI dan algoritma neural network (NN), pelamar berpeluang menjadi karyawan Tesla.
"Gelar PhD jelas tak diperlukan," tulis Musk di akun Twitter miliknya. Yang terpenting adalah pemahaman mendalam tentang AI dan kemampuan untuk mengimplementasikan NN dengan cara yang benar-benar berguna (poin terakhir ini hal yang sangat sulit). Tidak peduli jika Anda lulusan SMA."
ADVERTISEMENT
Pernyataan serupa kembali dipertegas Musk ketika menjadi pembicara dalam keynote di konferensi Satellite 2020, Washington DC., AS, pada Maret silam.
Ia memastikan perekrutan Tesla tidak menyebutkan perusahaan membutuhkan gelar sarjana, sembari bilang syarat tersebut tidak masuk akal. Meski begitu, calon karyawan tetap harus memiliki bukti keahlian yang disebutnya 'bukti kemampuan luar biasa'.
"Saya tidak mempertimbangkan kuliah di perguruan tinggi sebagai 'bukti kemampuan luar biasa'," tegas pasangan penyanyi Grimes tersebut.
Elon Musk sendiri, yang juga mendirikan dan memimpin perusahaan roket SpaceX, hanya memiliki gelar sarjana dari University of Pennsylvania. Ia sempat menempuh pendidikan untuk gelar PhD di Stanford University, namun memutuskan drop out karena ingin fokus membangun perusahaan.
Orang terkaya kedua setelah Jeff Bezos ini bahkan pernah mengatakan bahwa kampus bukanlah tempat belajar. Kini, semua hal bisa dipelajari secara gratis. Kuliah baginya hanya membantu seseorang menjadi disiplin dengan tugas dan bersosialisasi sebelum bekerja.
ADVERTISEMENT
"Kalian tidak perlu universitas untuk belajar sesuatu. Apa Shakespeare dulu kuliah di kampus? Mungkin tidak," papar pria kelahiran Afrika Selatan itu.
Ia juga mencontohkan kesuksesan pendiri Microsoft, Bill Gates, dan pendiri Apple, Steve Jobs, yang sama-sama tidak lulus kuliah namun bisa mengelola perusahaan teknologi dunia. 
"Saya pikir kampus pada dasarnya adalah untuk bersenang-senang dan untuk membuktikan bahwa Anda bisa menyelesaikan pekerjaan rumah, tapi bukan untuk belajar," tegas Elon Musk.
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Reuters
Bukan hanya Tesla yang kerap membuka lowongan pekerjaan di perusahaan untuk orang-orang tanpa gelar sarjana. Berdasarkan laporan LinkedIn, ada banyak perusahaan global yang melakukan hal serupa.
Biasanya lowongan tersebut meliputi pekerjaan sebagai teknisi elektronik, desainer mekanik dan marketing. Ada banyak juga para pemimpin perusahaan yang mampu mendirikan perusahaan meski tanpa gelar sarjana, seperti Travis Kalanick (Uber), Mark Zuckerberg (Facebook), Michael Dell (Dell), Jan Koum (WhatsApp), dan Jack Dorsey (Twitter).
ADVERTISEMENT