ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS Ketimbang Jual ke Perusahaan Non-China

27 April 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TikTok. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ByteDance dilaporkan lebih memilih menutup aplikasi video vertikal miliknya, TikTok, di Amerika Serikat (AS) daripada menjualnya ke perusahaan non-China.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, The Information menyebut ByteDance sedang menjajaki skenario menjual bisnis TikTok di AS tanpa algoritma rekomendasi video. Namun kabar tersebut dibantah oleh ByteDance melalui pernyataan di Toutiao, platform media miliknya.
TikTok saat ini tengah menggugat pemerintah AS soal undang-undang yang memerintahkan aplikasi video itu untuk melepas kepemilikannya dari China. Jika aturan tidak ditaati, TikTok akan diblokir.
Undang-undang yang sudah ditandatangani oleh Presiden Joe Biden per Rabu (24/4) itu memberi TikTok waktu selama sembilan bulan untuk menemukan pembeli Amerika Serikat. Gedung Putih dapat memperpanjang batas waktu maksimal 90 hari setelah tenggat waktu yang ditetapkan.
Ilustrasi TikTok. Foto: Florence Lo/REUTERS
Jika semua opsi tuntutan hukum untuk melawan aturan pelarangan TikTok di AS gagal, ByteDance memutuskan untuk menutup aplikasinya daripada melepasnya ke perusahaan asing, menurut laporan Reuters yang berasal dari sumber terdekat dengan isu ini.
ADVERTISEMENT
Sumber mengatakan algoritma TikTok dianggap sebagai inti dari keseluruhan operasional ByteDance. Sangat kecil kemungkinan bagi induk perusahaan menjual aplikasinya.
Bisnis TikTok hanya menyumbang sebagian kecil dari total pendapatan dan pengguna aktif harian ByteDance, maka penutupan aplikasi di AS menjadi opsi terakhir yang dipilih. Dengan begitu, dampaknya pada bisnis ByteDance pun kecil dan perusahaan tidak harus melepas algoritma intinya.
ByteDance sendiri menolak berkomentar terkait isu tersebut dan hanya merujuk pada pernyataan resmi yang diposting di Toutiao.
Sementara itu, CEO TikTok Shou Zi Chew mengatakan pihaknya berharap dapat memenangkan gugatan hukum untuk menghentikan undang-undang yang akan memblokir media sosialnya di AS. Saat ini pengguna TikTok di AS sudah mencapai 170 juta pengguna.
ADVERTISEMENT