Zoombombing! Ada Penyusup Video Porno di Rapat Virtual Zoom Wantiknas

16 April 2020 14:13 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hacker Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah konferensi atau rapat virtual yang digelar Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) pada platform video call Zoom pada Kamis (16/4), diganggu oleh sejumlah penyusup yang memanfaatkan celah keamanan. Penyusup ini melakukan Zoombombing dengan mengirim video porno saat diskusi sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, belum diketahui siapa penyusup yang masuk ke konferensi tersebut. Pelaku memakai nama asal-asalan, yaitu Bin Laden, tanpa ada identitas institusi sebagaimana aturan yang dibuat oleh Wantiknas sebelum pertemuan virtual ini digelar.
Video konferensi Wantiknas sempat diunggah ke akun YouTube milik mereka, tetapi sekarang video tersebut sudah tak bisa diakses oleh publik.
Menurut pakar dari firma keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya, celah keamanan di konferensi video call Zoom oleh Wantiknas disebabkan oleh keteledoran admin dalam mengatur undangan rapat virtual.
"Menurut hemat saya, itu masalahnya ada di admin dari meetingnya," kata Alfons, dalam sebuah wawancara virtual, Kamis (16/4). "Ini tergantung pada adminnya."
Zoombombing di konferensi Wantiknas, Kamis (16/4). Foto: Dok. Istimewa
Alfons menjelaskan, admin konferensi Wantiknas tidak mengaktifkan fitur Waiting Room di Zoom ketika seseorang mau masuk ke dalam virtual meeting. Hal tersebut membuat penyusup dengan mudah masuk ke dalam konferensi dan melakukan Zoombombing, istilah untuk sebuah tindakan mengganggu video konferensi.
ADVERTISEMENT
Fitur Waiting Room sendiri bisa diaktifkan dan dimatikan sesuai kehendak admin penyelenggara meeting di Zoom. Jika fitur ini diaktifkan, pengguna yang mau masuk akan terlebih dahulu berada di daftar tunggu dan tidak bisa masuk sebelum diizinkan oleh admin.
Fitur Waiting Room memang akan menyulitkan admin dan pengguna saat melakukan meeting, karena mesti memberikan izin berkali-kali dan menunggu terlebih dahulu sebelum masuk konferensi. Tapi, menurut Alfons, kontradiksi semacam itu lumrah di dunia keamanan siber untuk menjamin tak ada penyusup dan memastikan bahwa rapat hanya dihadiri oleh mereka yang berkepentingan.
"Di dunia security itu kita kenal satu pameo di mana kenyamanan dan keamanan berbanding terbalik. Jadi, kalau kamu mau nyaman, ya akan mempermudah orang, tapi akibatnya banyak orang diberikan akses jadi kurang aman," kata Alfons. "Tetapi kalau kamu mau aman, kamu harus mengikuti protokol tertentu. Akibatnya, jadi kurang nyaman."
Video conference menggunakan Zoom. Foto: Dok. Zoom
Menurut Alfons, fitur Waiting Room penting digunakan untuk pengguna Zoom saat ini.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, Zoom merupakan aplikasi korporat. Namun, seiring penggunaan yang semakin luas, kata Alfons, kini Zoom marak dipakai oleh semua kalangan, yang mungkin tidak mengindahkan sikap etis ketika menghadiri rapat virtual. Bahkan, beberapa pihal melakukan gangguan seperti yang dilakukan oleh akun "Bin Laden" dengan menyiarkan video porno.
"Zoom yang tadinya dipakai korporat ini mendadak populer digunakan oleh umum. Salah satunya anak sekolah, untuk Zoom feed dan lain sebagainya," kata Alfons. "Orang-orang ini tidak terkontrol. Jadi, kalau mereka bisa menyalahgunakan fasilitas yang bisa digunakan, akan disalahgunakan. Contohnya, yang tadi (konferensi Wantiknas)."
Sebelum acara, Wantiknas sendiri menyebar ID dan password konferensi virtual yang hendak mereka selenggarakan. Hal tersebut semakin memudahkan oknum tidak bertanggungjawab untuk melakukan Zoombombing tersebut.
ADVERTISEMENT
kumparan telah meminta tanggapan Wantiknas terkait kejadian tersebut. Namun, mereka belum memberikan jawaban.
Konferensi video yang diselenggarakan Wantiknas ini mengundang media massa untuk ikut dalam diskusi bertajuk "TIK-Talk#19: Kolaborasi Multistakeholders untuk Memerangi Hoax dan Disinformasi di Tengah Pandemi Covid-19." Konferensi berlangsung pada Kamis, 16 April, pukul 10 pagi. Konferensi virtual tersebut dihadiri oleh Ilham Habibie (Ketua Tim Pelaksana Wantiknas), Garuda Sugardo (Anggota Tim Pelaksana Wantiknas), Widodo Muktiyo (Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo), Ismail Fahmi (Pencipta Aplikasi Drone Emprit), dan Ricardo Indra (Telkomsel) sebagai moderator.