5 Bentuk Kerjasama Didiet Maulana dan IKAT Indonesia dengan PBB

15 November 2018 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Brand IKAT Indonesia dan Desainer Didiet Maulana dipercaya untuk bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Didiet Maulana setelah ia didaulat menjadi salah satu pembicara di acara United Nations Day 2018, Jumat (9/11) lalu di Museum Nasional. Acara tersebut diselenggarakan oleh United Nations Indonesia dan Kementerian Luar Negeri RI dalam rangka memperingati Hari PBB yang jatuh setiap tanggal 24 Oktober setiap tahunnya.
Tema pembahasannya tahun ini adalah tentang 17 tujuan yang terangkum dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Secara singkat, SDGs bertujuan memberantas kemiskinan dan kelaparan, mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen air dan energi, dan mengambil langkah cepat untuk mengatasi perubahan iklim.
Dalam hal ini, Didiet yang aktif dalam kegiatan memberdayakan perempuan dan penenun di berbagai daerah di Indonesia memiliki kesempatan untuk merealisasikan lima dari 17 poin yang ada pada SDGs.
ADVERTISEMENT
Berikut lima fokus yang berhasil dilaksanakan dan akan terus dikembangkan oleh Didiet Maulana dan IKAT Indonesia:
1. Mengurangi Kemiskinan
Para perajin Tenun Donggala yang terdampak tsunami dan gempa di Palu dan Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Para perajin Tenun Donggala yang terdampak tsunami dan gempa di Palu dan Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
Bersama dengan IKAT Indonesia, Didiet membuka lapangan pekerjaan dari sektor hulu ke hilir baik dari proses pembuatan tenun, pengiriman produk dari desa ke kota, hingga membuka lapangan pekerjaan untuk tim produksi dan kreatif.
2. Pendidikan
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
Menurut desainer berusia 37 ini, pembuat tenun adalah satu profesi yang menjanjikan. Ia berusaha untuk meyakinkan para pemuda dengan mendukung agar tenun masuk sebagai ekstrakurikuler di SMK.
“Kami sudah melakukan itu di SMK 2 Kediri dan Denpasar. Selain itu kami juga memberikan pendampingan kepada SMK dengan jurusan tata busana dan SMK jurusan desain grafis untuk mengeksplorasi motif tradisional Indonesia,” tutur Didiet kepada kumparanSTYLE.
ADVERTISEMENT
3. Pemberdayaan Perempuan
Proses pembuatan Tenun Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan Tenun Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
Penenun yang bekerja sama dengan Didiet dan IKAT Indonesia sebagian besar adalah perempuan. Maka pemberdayaan perempuan menjadi fokus penting Didiet dan label IKAT Indonesia.
“Profesi tenun menjadi satu pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah sambil mengurus keluarga. Penenun menjadi sarana bagi mereka untuk mengaktualisasikan diri dan menambah kepercayaan diri perempuan di lingkungannya,” jelas Didiet
4. Ekonomi
Kain Tenun Ikat Sumba (Foto: IG: @ikat_ind)
zoom-in-whitePerbesar
Kain Tenun Ikat Sumba (Foto: IG: @ikat_ind)
Untuk membantu meningkatkan ekonomi negara lewat industri mode, Didiet memberdayakan para perajin tenun dengan meningkatkan pemasaran. Dampak dari kegiatan itu adalah meningkatnya jumlah produksi dan kinerja penenun sendiri.
“Di sektor ini kami juga merangkul para UMKM di Pulau Muna, Kediri, Yogyakarta, Klaten, Sengkang, Bali, Bau Bau, Palu, Donggala, dan NTT. Termasuk juga para pembatik di Lasem. Kami juga bekerjasama dengan pemuda daerah untuk menciptakan inovasi berbasis sustainability dengan membuat platform penjualan produk di media sosial.”
ADVERTISEMENT
5. Keberlanjutan (Sustainability)
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
PBB sebagai lembaga yang menaungi 193 negara merupakan sebuah organisasi yang dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam segala bidang. Tidak hanya secara ekonomi tetapi juga pendidikan, pertukaran teknologi, dan masih banyak lagi.
“Di sektor ini kami membina keberlanjutan dengan meningkatkan pemasaran produk dan melakukan pembinaan di sektor hulu. Sehingga antara permintaan dan persediaan hasilnya seimbang,” ungkap Didiet Maulana.