Profil Dominic Thiem, Petenis Austria Kedua yang Menyabet Grand Slam

15 September 2020 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dominic Thiem. Foto: CHRISTOPHE ARCHAMBAULT / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Dominic Thiem. Foto: CHRISTOPHE ARCHAMBAULT / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelaran Amerika Serikat terbuka akhirnya ditutup dengan rekor baru. Dominic Thiem menjadi juara dengan mengalahkan Alexander Zverev dalam pertarungan lima set.
ADVERTISEMENT
Thiem, yang jadi unggulan kedua di turnamen ini, menang secara dramatis dengan skor 2-6, 4-6, 6-4, 6-3, dan 7-6 (8-6). Kemenangan Thiem atas Zverev kali ini langsung menciptakan sejarah turnamen Grand Slam.
Pasalnya, petenis berusia 27 tahun itu kini menjadi petenis putra pertama kelahiran tahun 90-an yang berhasil meraih gelar Grand Slam, setelah dominasi trio Djokovic-Federer-Nadal. Selain itu, ia jadi petenis Austria kedua yang jadi juara Grand Slam setelah petenis era 90an, Thomas Muster.
Namun, sebetulnya siapakah sosok Thiem? Rupanya ia punya latar belakang yang sangat mendukung di dunia tenis.
Ekspresi kecewa Dominic Thiem pada pertandingan final Australia Open 2020 di Melbourne Park, Australia. Foto: REUTERS / Kim Hong-Ji
Dominic Thiem lahir di Wiener Neustadt, Austria, pada 3 September 1993. Kedua orang tuanya, Wolfgang dan Karin Thiem, merupakan pelatih tenis elit, dan adiknya Moritz juga tercatat sebagai pemain tenis profesional.
ADVERTISEMENT
Sejak umur enam tahun, ia berlatih bersama pelatih legendaris Gunther Bresnik. Wajar jika pada usianya yang ke-18, ia berhasil turun di ajang-ajang besar tenis.
Kesuksesannya sendiri tak datang secara instan. Meski jadi petenis berbakat, Thiem sudah kalah tiga kali di final Grand Slam: Prancis Terbuka lawan Nadal pada 2018 dan 2019, dan Djokovic di Australia Terbuka 2020.
Oleh karena itu, dengan tidak adanya pemenang baru di turnamen Grand Slam kali ini, ia mau membuktikan kemampuannya. Lawannya? Zverev, yang ternyata merupakan kawannya sendiri.
''Saya mau trofi ini, dan di laga tersebut saya terus berpikir ‘jika saya kalah kali ini, maka rekor saya 0-4 di final Grand Slam. Selain itu, saya berpikir ‘Jika saya kalah lagi, apakah saya bisa kembali ke titik ini?'' tutur Thiem terkait laga finalnya tersebut.
ADVERTISEMENT
''Pikiran seperti itu takkan membantu anda bermain lepas. Jadi jujur saja, pengalaman tersebut tak membantu,'' sambungnya.
Thiem tantang Nadal di final Prancis Terbuka. Foto: Reuters/Charles Platiau
Laga antara Thiem lawan Zverev, yang sama-sama kelahiran 1990-an, digadang-gadang akan menggebrak dominasi ‘Big Three’ di dunia tenis. Pasalnya, penampilan dua petenis di final AS Terbuka kali ini menuai banyak pujian.
Lantas, apakah Thiem dapat menjadi legenda tenis di dekade 2020-an? Patut ditunggu .
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Penulis: FM Aditomo